Kondisi seperti sekarang ini, kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) sangat dibutuhkan, seperti masker. Sekarang masker sudah sangat susah di cari. Di beberapa toko bahkan kehabisan dan tidak jual, mereka kebingungan. Ada juga masker beberapa jenis dari masker biasa yang dijual di toko-toko, ada juga masker hijab, dan masker untuk anak-anak.
Banyak masker yang dijual lewat online dengan harga sangat tinggi. Untuk warga yang mampu mungkin bisa dibeli yang terpenting bisa dapat dan sebagai pelindung diri dari penyebaran Covid-19 saat ini.
Namun bagi sebagian warga kalangan bawah penggunaan masker masih kurang, karena persediaan ada yang tidak ada dan memang tidak punya, mereka sama sekali selama bepergian juga tidak menggunakan masker.
Namun, ada banyak warga yang kreatif. Mereka membuat masker sendiri dan dibagikan ke warga sendiri dengan memanfaatkan potongan kain atau bahan dari bahan jaitan atau yang biasa disebut dengan perca.
Kini seenggaknya memberikan solusi kepada warga kalangan bawah khususnya, mereka bisa menggunakan masker agar melindungi diri dari penyebaran virus Corona saat ini yang menjadi wabah pandemi.
Salah satu pengurus Paguyuban Urang Cikesal yang berprofesi sebagai penjahit menyebut kini dirinya membuat masker sendiri dan nantinya akan dibagikan ke warganya di Desa Cikesal Kecamatan Ketanggungan.
Pembuatan masker pun unik, bermacam-macam warna. Ada yang berwarna merah, biru ataupun hijau. Ini merupakan bentuk keprihatinan paguyuban terhadap kelangkaan masker saat ini, bahkan dengan begitu juga sebagai upaya edukasi ke masyarakat sebagaimana pentingnya masker untuk menghindari wabah virus corona.
Hal ini bisa dilakukan oleh masyarakat lain yang berprofesi sebagai penjahit. Manfaatkan kain perca, daripada tidak digunakan atau dibuang begitu saja.
Sekarang bisa sangat bermanfaat dalam kondisi saat ini dan bisa menjadi stok maskar bagi diri sendiri arau dibagikan ke orang lain untuk di sumbangkan secara cuma-cuma alias gratis sekaligus membantu sesama. Ini cara sangat efektif juga untuk tidak mengeluarkan uang dari kantong saku untuk beli masker.
Meski produksinya masih tergolong sedikit namun seenggaknya bisa membantu warga di desanya sendiri walaupun tidak merata karena keterbatasan bahan.