Mohon tunggu...
Radityo Hendro Prakoso
Radityo Hendro Prakoso Mohon Tunggu... Freelancer - Pengembara Dunia Maya

Hiduplah untuk hari ini dan hari besok, jangan hidup untuk masa lalu

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Perlukah Apple Menaikkan Harga iPhone?

12 Agustus 2019   14:50 Diperbarui: 12 Agustus 2019   15:00 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
iPhone XS Max via Apple.com

Kita sudah tidak kaget lagi jika produk-produk buatan Apple memang memiliki harga yang terbilang mahal, walaupun mahal sendiri sifatnya sangat relatif. Meskipun dibanderol dengan harga yang mahal tetapi, toh, masih ada saja orang yang membeli produk buatan Apple, khususnya iPhone. Nah, berbicara mengenai harga iPhone, belakangan ini banyak tersiar kabar yang menyebutkan rencana Apple untuk menaikkan harga iPhone pada bulan September mendatang. Pertanyaannya, apakah hal itu harus dilakukan oleh Apple?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut alangkah baiknya jika kita sedikit mengulas mengenai alasan Apple yang berencana untuk menaikkan harga iPhone. Alasan paling mendasar bisa dibilang berasal dari kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang akan menerapkan pajak sebesar 10% terhadap produk-produk yang memiliki nilai 300 milliar dollar AS yang diimpor dari China. Perlu diketahui, besarnya tarif pajak tersebut belum termasuk barang dan produk yang memiliki nilai 250 milliar dollar AS yang sudah dikenai tarif pajak sebesar 25%.

Rencana penerapan tarif pajak tersebut tentu akan berimbas pada nilai jual iPhone di Amerika Serikat yang akan lebih mahal. Lho, kok, bisa? Ya, selama ini Apple memang bekerja sama dengan perusahaan asal Taiwan, Foxconn, dalam memproduksi iPhone. Dan dengan adanya rencana penerapan tarif pajak tersebut maka nantinya Apple terpaksa harus mengatrol harga iPhone yang diproduksi oleh Foxconn.

Produksi iPhone via The Verge.com
Produksi iPhone via The Verge.com

Jika Apple memang akan menaikkan harga iPhone, maka Apple juga harus memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat atau konsumen. Percuma saja menaikkan harga iPhone jika masyarakat tidak mampu membelinya. 

Apple juga harus memperhatikan laporan keuangan kuartal III tahun 2019 ini, di mana penjualan perangkat flagship berharga belasan juta rupiah mengalami penurunan hingga 12% bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018.  Bahkan CEO Apple, Tim Cook, pernah berujar jika saat ini pengguna iPhone baru akan mengganti perangkat mereka setelah setidaknya 4 tahun pemakaian. Kesimpulannya, saat ini konsumen sudah tidak memiliki antusias yang tinggi untuk membeli iPhone keluaran terbaru. Apple seharusnya memperhatikan hal tersebut baik-baik.

Lantas, apakah tidak ada cara lain yang bisa dilakukan Apple untuk menyiasati kebijakan penerapan tarif pajak yang akan dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat? 

Sebenarnya ada cara yang bisa dilakukan oleh Apple agar mereka tidak harus menaikkan harga iPhone, yakni dengan menekan harga dari suplier dan logistik. Selain itu Apple juga bisa memindahkan produksi iPhone di luar China agar produknya tidak terkena kebijakan penerapan tarif pajak yang tinggi. 

Memang, untuk memproduksi iPhone di luar China membutuhkan waktu yang lama dan investasi uang yang tidak sedikit, namun hal tersebut bisa menjadi solusi jangka panjang jika Apple ingin menekan harga iPhone keluaran terbaru. Jadi, alangkah baiknya jika Apple tidak terburu-buru menaikkan harga iPhone keluaran terbaru selama masih ada jalan keluar lain yang bisa mereka terapkan.

Well, kita tunggu saja apa yang akan dilakukan Apple ke depannya? Apakah mereka akan tetap "nekat" menaikkan harga iPhone atau tidak.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun