Mohon tunggu...
Raden Muhammad Alief Reihan
Raden Muhammad Alief Reihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pelajar yang telah menghabiskan 19 tahun hidupnya dengan ketidakpastian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter Sebagai Kunci Mengembangkan Citra Bangsa

7 Desember 2022   11:12 Diperbarui: 7 Desember 2022   11:32 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam era globalisasi ini segala hal dari penjuru dunia dapat di akses dengan mudah oleh khalayak luas. Kebebasan dalam memperoleh informasi ini berdampak pada pola hidup manusia khususnya warga Indonesia. Berbagai budaya asing sudah menjadi hal yang umum untuk ditiru dalam kehidupan sehari- hari. Namun kadang kala masyarakat tidak dapat memilah dan memilih mana hal yang patut ditiru serta hal yang tak pantas untuk ditiru, ini berakibat pada pola pikir sebagian umat yang mudah untuk di "cuci otaknya" agar semua yang mereka terima dapat dikatakan sebagai kebebasan berpikir yang dianggap normal sebagaimana mestinya. 

Proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada perubahan karakter masyarakat Indonesia. Perubahan seperti ini harus segera di cegah agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan di kemudian harinya. Pendidikan karakter sedari dini harus selalu di gencarkan agar moralitas para penerus bangsa tetap terjaga sebagaimana citra karakter bangsa Indonesia dimata dunia yang terkenal sebagai bangsa dengan selalu menjunjung tinggi kesopan santunannya dimananapun keberadaannya.

Dengan di mulainya era globalisasi berarti kita harus siap dengan setiap perubahan yang terjadi, Tidak terkecuali pada moralitas bangsa. Karakteristik yang terlihat dalam lima tahun terakhir dapat dikatakan sangat memprihatinkan, "KPAI telah menangani 1885 kasus pada semester pertama pada tahun 2018.

Terdapat 504 anak jadi pelaku pidana, dari mulai pelaku narkoba, mencuri, hingga kasus asusila menjadi kasus yang paling banyak." Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif di masyarakat, Inilah yang megakibatkan Pendidikan karakter harus di terapkan dalam kurikulum pendidikan indonesia agar hal-hal seperti ini tidak terulang kembali.

Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pendidikan karakter sendiri bertujuan untuk menanamkan nilai- nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. 

Menurut Thomas Lickona, setidaknya ada tujuh alasan mengapa Pendidikan karakter harus diberikan kepada warga negara sejak dini, yaitu pendidikan karakter merupakan cara paling baik untuk memastikan para murid memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam hidupnya, membantu meningkatkan prestasi akademik peserta didik, membentuk individu yang menghargai, dan menghormati orang lain serta dapat hidup di dalam masyarakat yang majemuk, sebagai upaya mengatasi akar masalah moral-sosial, cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk ke dunia kerja/usaha, sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja suatu peradaban. 

Pentingnya pendidikan karakter bagi bangsa Indonesia harus diajarkan kepada seluruh rakyat Indonesia sejak dini. Pendidikan karakter yang baik memiliki beberapa syarat dan indikator penting yang harus dipenuhi untuk mewujudkan masyarakat yang berkarakter baik, "Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

Dalam nawa cita disebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak tahun 2016." dikutip dari kemdikbud. Di dalam program PPK ini porsi pendidikan karakter pada jenjang sekolah dasar lebih besar dibandingkan pendidikan yang mengajarkan pengetahuan, mengapa demikian? Pendidikan karakter dinilai sangat penting untuk ditanamkan pada anak-anak usia SD karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur, yang dimana karakter tersebut akan selalu menjadi pondasi bersosial dan berperilaku dimanapun mereka berada. Dengan adanya program PPK ini, pemerintah juga ingin para penerus bangsanya mendapatkan pendidikan karakter yang layak agar dapat terus mengharumkan citra bangsa sebagaimana yang telah di kenal oleh bangsa asing. Terdapat 18 nilai yang harus didorong kepada warga negara Indonesia, khususnya peserta didik, untuk membangun dan memperkuat karakter bangsa menurut kemdikbud. Adapun 18 nilai pendidikan karakter tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Namun dalam praktiknya, pendidikan karakter seringkali menghadapi berbagai persoalan, mulai dari teknis hingga pragmatis. Hal ini sering terjadi di lembaga pendidikan formal yang disponsori pemerintah, mulai dari SD hingga SMA. Kasus seorang siswa memukuli gurunya sendiri di Sampang Madura, Jawa Timur (1/2) kemudian membuka fakta bahwa betapapun rumitnya kurikulum pendidikan karakter yang diajarkan di kelas hingga saat ini, moral siswa tidak boleh dikompromikan. . Akibatnya, kekerasan akan terus berlanjut baik terhadap orang lain maupun terhadap guru. Hal ini juga bisa terjadi di daerah lain. Oleh karena itu, dapat kita pahami bahwa pendidikan pendidikan karakter di sekolah umum indonesia masih belum terselesaikan, banyak kendala implementasi yang harus didiskusikan bersama.

Pertama, dari segi keluarga. Luasnya pendidikan karakter harus terlebih dahulu ditularkan melalui keluarga. Dimainkan terutama oleh kedua orang tua, keluarga merupakan sekolah pertama anak dan berperan sentral dalam menginisiasi pembentukan karakter anak. Namun dalam praktiknya tidak sesederhana itu. Pendidikan karakter sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai agama dalam masyarakat. 

Sementara itu, dalam pemahaman pendidikan karakter, tipologi masyarakat Indonesia terbagi menjadi tiga kategori, yaitu kelompok bawah, menengah, dan atas. Golongan bawah pada dasarnya belum memahami apa dan bagaimana pendidikan karakter itu. Mereka bahkan tidak repot-repot untuk mencari tahu. Karena masyarakat kelas bawah lebih mementingkan roda perekonomian keluarga yang belum mapan, sehingga pendidikan karakter anak- anaknya terlupakan. Pada keluarga tipe ini, pengenalan pendidikan karakter ke dalam keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun