Karawang, 22 Juli 2025 — Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) yang tergabung dalam Kelompok KKN Desa Kertawaluya sukses melaksanakan program Teknologi Tepat Guna (TTG) bertajuk UVITA (UV untuk Inovasi Teknologi Anti-Hama). Program ini menjadi salah satu dari sekian kontribusi nyata mahasiswa dalam menghadirkan solusi ramah lingkungan bagi permasalahan petani lokal, khususnya dalam hal pengendalian hama pada tanaman kembang kol.
UVITA merupakan perangkat pengendali hama berbasis cahaya ultraviolet yang dirancang untuk menarik serangga, lalu menjebaknya dalam larutan alami yang mengandung bawang putih, cabai, cuka, dan sabun. Inovasi ini menjadi alternatif Teknologi Tepat Guna yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida kimia.
“Kami ingin membantu petani agar bisa beralih ke metode yang lebih ramah lingkungan. Dengan UVITA, kami berharap produktivitas tetap terjaga tanpa harus mengorbankan kesehatan lahan dan lingkungan,” ujar Pranata Syawaludin, mahasiswa Teknik Mesin yang menjadi penanggung jawab kegiatan.
Rangkaian kegiatan UVITA dimulai sejak awal Juli 2025 dengan tahapan observasi lahan dan wawancara petani untuk mengidentifikasi kebutuhan lapangan. Mahasiswa kemudian merakit alat UVITA secara mandiri, memanfaatkan berbagai komponen sederhana seperti lampu UV, tiang kayu, serta wadah larutan jebakan. Setelah uji coba dilakukan, alat dipasang di salah satu lahan kembang kol milik warga di Dusun Ceplik, Desa Kertawaluya.
Puncak dari kegiatan ini adalah pelaksanaan sosialisasi kepada kelompok tani pada 9 Juli 2025. Bertempat di rumah ketua kelompok tani, mahasiswa memperkenalkan cara kerja, manfaat, serta panduan perawatan UVITA. Kegiatan ini disambut antusias oleh para petani yang hadir.
“Teknologinya sederhana tapi sangat membantu. Kami jadi tahu bahwa ada cara lain selain pestisida untuk mengatasi hama,” ungkap Pak Ajat, salah satu petani yang hadir dalam sosialisasi.
Selain memperkenalkan alat, mahasiswa juga memberikan simulasi perakitan agar petani dapat mereplikasi UVITA secara mandiri. Dengan biaya pembuatan yang terjangkau, yakni sekitar Rp250.000 per unit, alat ini dinilai sangat cocok diterapkan dalam skala pertanian kecil menengah.
Program UVITA merupakan bagian dari rangkaian program kerja unggulan KKN Kelompok 40 di Desa Kertawaluya, yang mengusung tema “Sinergi Pemberdayaan Masyarakat melalui Ekonomi, Ketahanan Pangan, dan Lingkungan Berbasis Potensi Lokal.” Selama 35 hari pelaksanaan KKN, mahasiswa berupaya mengintegrasikan ilmu akademik dengan kebutuhan riil masyarakat desa.
Dosen Pembimbing Lapangan, Ir. Lela Nurpulaela, M.T., menyampaikan apresiasi atas semangat mahasiswa dalam merancang solusi yang kontekstual. “Program seperti UVITA menunjukkan bahwa mahasiswa tidak hanya belajar, tetapi juga memberi dampak,” ujarnya.
Melalui program ini, kelompok KKN berharap dapat membuka wawasan baru bagi masyarakat desa mengenai pentingnya pertanian berkelanjutan. Harapannya, inovasi serupa dapat dikembangkan lebih luas di wilayah pertanian lain di Kabupaten Karawang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI