Mohon tunggu...
Rachelya Putri
Rachelya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perpecahan Identitas Nasional dalam Gerakan Separatisme

12 April 2021   01:24 Diperbarui: 12 April 2021   01:24 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Gerakan separatisme dapat menimbulkan ancaman terhadap negara. Hal ini seharusnya menjadi perhatian apa penyebab dari munculnya pergerakan ini, karena gerakan separatisme ini muncul dari berbagai alasan yang di alami oleh golongan-golongan tertentu. Salah satu alasan mengapa gerakan ini terjadi adalah golongan tertentu yang memiliki paham atau gerakan untuk memisahkan diri dan mendirikan Negara sendiri.

Gerakan ini terjadi secara konflik vertical dan konflik horizontal yang terjadi dalam suatu Negara, kedua konflik ini menjadi factor penyebab yang paling utama. Di Indonesia sendiri gerakan sparatisme kerap kali terjadi, contohnya pemberontakan masyarakat Aceh sehingga mereka mendirikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), pemberontakan PKI di Madiun, pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, G30S/PKI dan masih banyak lagi.

Asal Muasal Nasionalisme dan Kedaulatan Negara

Nasionalisme sudah menjadi pandangan yang terkenal sejak akhir abad ke-18. Awal kebangkitan nasionalisme di Indonesia berawal dari lahirnya Budi Utomo yang didirikan oleh Wahidin Soedirohoesoedo dan Soetomo. Berawal dari embrio yang bersifat kultural, nasionalisme rakyat Indonesia perlahan mulai berkembang dan terwujud dalam pembantukan organisasi Budi Utomo. Para pendiri Budi Utomo telah memberikan ide untuk memperjuangkan kemerdekaan dari Pemerintah Kolonial Belanda dengan cara baru, yakni melalui perserikatan, perhimpunan politik dan persatuan.

Sejarah mencatat bahwa setidaknya ada empat hal yang dapat menjadi perekat bangsa, yaitu pertama, jaringan perdagangan di masa lampau; kedua, penggunaan bahasa yang sejak 1928 kita sebut sebagai bahasa Indonesia; ketiga, imperium Hindia-Belanda sesudah paxneerlandica, dan keempat, pengalaman bersama hidup sebagai bangsa Indonesia sejak 1945. Proses pembentukan bangsa Indonesia diawali oleh keinginan untuk lepas dari penjajahan dan ingin memiliki kehidupan yang lebih baik bebas dari penindasan dan bebas untuk melakukan apa yang diinginkan sebagai sebuah bangsa yang dibalut dalam rasa Nasionalisme.

Kebangkitan dan lahirnya semangat kebangsaan dan nasionalisme Indonesia pada awal abad ke-20, ditandai oleh tiga momentum sejarah yang saling terkait erat dan tidak dapat dipisahkan, yaitu : Kebangkitan nasional tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945. Semangat kebangsaan dan nasionalisme Indonesia berpijak pada sistem nilai dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Hal ini tercermin dalam pidato Bung Karno (7 Mei 1953) di Universitas Indonesia, yang intinya ialah: Pertama, nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme sempit (chauvinism) tetapi nasionalisme yang mencerminkan perikemanusiaan (humanisme, internasionalisme); Kedua, kemerdekaan Indonesia tidak hanya bertujuan untuk menjadikan negara yang berdaulat secara politik dan ekonomi, tetapi juga mengembangkan kepribadian sendiri atau kebudayaan yang "bhinneka tunggal ika". Walaupun bangsa Indonesia memiliki keragaman kebudayaan dan menganut agama yang berbeda, namun keseluruhannya itu merupakan satu kebudayaan yang serumpun dan mempunyai kaitan dengan agama-agama besar yang dianut bangsa Indonesia.

ISI

PENGERTIAN, PENYABAB DAN CONTOH GERAKAN SEPARATISME

            Separatisme sendiri memiliki arti sebuah paham atau gerakan tertentu yang memiliki tujuan untuk memisahkan diri dari suatu wilayah atau negara. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk membuat suatu wilayah atau golongan merdeka dan mendapatkan kedaulatannya sendiri sebagai negara baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun