Dahlan iskan. Siapa yang tidak tahu dengan sosok familiar dimata jurnalis ini. Bahkan seantero negeri pun bakal tahu kalau yang disebut nama Dahlan Iskan.
Dahlan Iskan patut dijadikan guru menulis. Kepiawaiannya diakui berbagai kalangan. Yang elit yang setengah-setengah, kalangan bawah (awam). Mengakui kepandaian dahlan iskan dalam meracik berbagai kata menjadi kalimat padu.
Karirnya dimulai dari mejadi reporter surat kabar di Samarinda, Kalimantan Timur tahun 1975. Setahun berikutnya Dahlan menjadi wartawan majalah Tempo. Hingga mampu memmimpin surat kabar Jawa Pos mulai 1982-2018.
Bukan hanya itu saja karir Dahlan Iskan terus melejit. Menjadi Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIB) tahun 2009. Â Di tahun yang sempat menjadi Direktur Utama (Dirut) PLN bahkan menduduki Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun 2011.
Yang saya kagumi dari Dahlan adalah komitmennya dalam menulis. Setiap hari ia selalu menulis. Dari bercerita pengalaman perjalanan hingga berita terkini.
Ia sekarang menulis di blog pribadinya, D'isway. Komitmennya dalam menulis adalah sebuah tulisan harus terbit pada jam 05.00 pagi. Komitmen ini didasarkan pada jam 05.00 pagi merupakan waktu ideal masyarakat bakal memulai hari baru.
Apakah dalam sehari ia tidak bisa menulis lebih dari satu artikel. Tentu saja bisa. Cuman ia menilai kalau dalam sehari menulis asal-asalan. Hari ini lima artikel terbit. Besok pagi dua artikel terbit. Esok lusa tidak terbit. Maka, hal itu termasuk seseorang tidak berkomitmen.
Seperti yang disebutkan di atas, Dahlan pandai dalam memilih angle. Cerdas dalam memilih kata. Cerdas pula mengena si pembaca. Sehingga si pembaca mau di buat senang, mau dibuat sedih, mau dibuat haru semua komplit.
Selain itu banyak yang menyukai tulisannya karena mengalir dengan ringan, logis , gampang di mengerti. Satu lagi tulisannya ditulis dengan kalimat-kalimat pendek. Tujuannya selain ringan juga mudah ditangkap maknanya.
Maka segeralah goyangkan jarimu. Buatlah alunan kata istimewa. Buatlah pembaca menari dalam mimpinya. sehingga kelak bisa sukses seperti Dahlan Iskan.