Mohon tunggu...
Queen Sarah
Queen Sarah Mohon Tunggu... pelajar -

Leader of Sarah Institute

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Jadi Menteri Saja Deh

16 September 2013   01:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:50 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hingga detik ini, topik mengenai Jokowi ikut menjadi capres/cawapres masih segar. Pro dan kontra terkait masalah ini pun muncul. Saking banyaknya tulisan mengenai hal ini, rasanya tidak perlu lagi aku ikut menulis tentang pencapres/cawapresan dari Jokowi. Jokowi memang menjadi idola baru bagiku. Baru karena dia memang baru bersinar di depan publik secara luas setelah menjadi gubernur DKI. Meski ketika menjadi walikota Solo dia sudah pernah di sorot kamera, namun tidak sesering ketika dia telah menjadi gubernur. Berbagai aksi nyata yang diperlihatkan menjadikan banyak masyarakat berharap Jokowi menjadi presiden. Sayangnya ada juga masyarakat yang menolak. Semua memiliki alasan kuat dan rasional. Aku sendiri cenderung setuju kalau Jokowi tidak perlu menjadi presiden. Apalagi masih ada beberapa idolaku yang juga masuk daftar calon presiden menurut lembaga survei. Mereka adalah Mahfudh MD, Dahlan Iskan, dan Prabowo Subianto.

Meski demikian, aku juga tidak mau Jokowi disia-siakan. Kalaupun terpaksa dia harus meninggalkan DKI untuk mengurusi negeri, aku sangat berharap dia menjadi menteri saja. Rasanya lebih cocok kalau Jokowi menjadi menteri, daripada menjadi presiden/wapres yang kemudian dijatuhkan oleh kepentingan kelompok tertentu –seperti yang dialami Gus Dur, idolaku juga.

Kalau Jokowi menjadi menteri, beberapa kementerian yang layak ‘menampungnya’ sebagai berikut:

1.Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Dengan segala keindahan alam dan banyaknya jumlah penduduk, miris rasanya melihat potensi pariwisata dan ekonomi kreatif seperti tidak punya ‘suara’. Kondisi pariwisata di negeri ini bisa dibilang payah. Hanya beberapa tempat yang sudah mampu Go International, seperti Bali dan Candi Borobudur. Potensi lainnya seperti kawasan Raja Ampat jarang sekali di promosikan. Padahal jika saja pariwisata unggul, pemasukan kas negara dari sektor ini cukup menjanjikan. Bali sja seolah-olah sudah bisa mandiri tanpa dibantu pusat, apalagi jika semua wilayah yang memiliki potensi pariwisata di kembangkan. Jokowi sendiri sudah melakukan di DKI dengan menata beberapa kawasan menjadi ‘alternatif’ tempat wisata keluarga. Sektor ekonomi kreatif juga memprihatinkan. Banyak sekali masyarakat Indonesia, bahkan yang berpendidikan tinggi sekalipun, hanya mampu sebagai buruh. Kurang mampu menciptakan ekonomi kreatif yang bisa menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran bisa teratasi. Jokowi juga lumayan mampu dalam bidang ini. Meski secara nyata belum ada karyanya, namun dia sudah sukses menata lahan perekonomian rakyat (baca: PKL) menjadi tertata lebih rapi.

2.Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

Salah satu karya fenomenal Jokowi di DKI adalah rapinya tata ruang di DKI, yang dilakukan secara bertahap. Seperti PKL, waduk, dan menguarai kemacetan. Di DKI yang sudah demikian semrawut bisa mulai ia tata, perlahan namun pasti. Mungkin saja dia cocok mengurusi masalah pembangunan daerah tertinggal. Miris kalau melihat kesenjangan daerah di Indonesia. Di pulau Jawa sudah tampak layak, namun di luar Jawa, tertutama daerah terluar yang berbatasan dengan negara lain, masih sangat memprihatinkan. Kondisi jalan saja sudah payah, belum lagi gedung sekolah yang tidak layak huni. Jokowi berpotensi dalam hal ini. Dia juga punya ‘hobi’ blusukan yang bisa membuatnya mengatahui kondisi sesungguhnya di daerah tersebut.

Baru dua ‘tempat’ yang bisa ku sebutkan alasan singkatnya. Beberapa ‘pos’ yang masih layak bagi Jokowi bisa saja sebagai Menteri Sosial, Menteri Negara Koperasi dan UKM, atau Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat. Sebagai rakyat yang hanya bisa berpendapat, hanya ini yang bisa ku lakukan agar potensi Jokowi tidak sia-sia bagi negara Indonesia. Agar potensi Jokowi tidak hanya bisa dinikmati melalui berita oleh warga luar DKI. Pendapat ini mungkin sangat lemah, lantaran tidak didukung riset mendalam. Namun kalau terlalu lama melakukan riset dalam masalah begini, bisa-bisa kehabisan waktu buat riset donk.

Salam Indonesia.

B.Sn.Po.101134.160913.01:06

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun