Mohon tunggu...
Quddus Rahman Patta
Quddus Rahman Patta Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister AKK FKM UNHAS

Sedang sekolah magister di Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UNHAS

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anak Pendek, Bangsa Pun Mampet: Bahaya Tersembunyi Dibalik Stunting

24 September 2025   16:59 Diperbarui: 24 September 2025   16:59 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak stunting (ANTARA FOTO) 

Stunting tetap menjadi salah satu masalah utama dalam pengembangan manusia di Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika anak-anak balita menghadapi masalah pertumbuhan, yang ditandai oleh tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia mereka. Dampak dari stunting tidak hanya terlihat secara fisik, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan kognitif, kemampuan produktif di masa depan, serta kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pencegahan stunting harus dipandang sebagai upaya kesehatan, serta sebagai investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang sehat dan kompetitif.

Dalam beberapa tahun terakhir, angka stunting di Indonesia memang mengalami penurunan. Namun, prevalensinya masih tergolong tinggi dan tidak merata di berbagai daerah. Beberapa provinsi telah membuat kemajuan signifikan dalam mengurangi angka tersebut, sementara yang lain masih jauh tertinggal. Perbedaan ini sering dipengaruhi oleh akses ke layanan kesehatan, ketersediaan air bersih, kondisi sanitasi, serta tingkat kesejahteraan keluarga. Contohnya, anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah cenderung memiliki risiko stunting yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berasal dari keluarga yang lebih kaya.

Pencegahan harus diawali sejak awal, bahkan sebelum masa kehamilan. Remaja putri perlu menyadari dan memenuhi kebutuhan gizi yang memadai agar dapat memiliki kondisi fisik yang baik saat hamil. Ibu yang sedang hamil harus mendapatkan layanan kesehatan berkualitas, asupan gizi seimbang, serta pemantauan rutin. Setelah anak lahir, memberikan ASI eksklusif, mengenalkan makanan pendamping ASI yang sesuai, dan menerapkan pola asuh yang baik sangat penting untuk mencegah stunting.

Namun, hanya intervensi gizi yang spesifik tidaklah cukup. Penting juga untuk menciptakan lingkungan sehat dengan memastikan akses terhadap air bersih, sanitasi yang layak, dan tempat tinggal yang mendukung. Pendidikan bagi orang tua, terutama dalam hal gizi dan kesehatan anak, sangat penting untuk menjamin perkembangan anak berlangsung dengan baik. Selain itu, memperkuat ekonomi keluarga yang kurang mampu sangat membantu agar mereka bisa menyediakan makanan bergizi dan mengakses layanan kesehatan tanpa halangan finansial.

Diperlukan kerja sama antara berbagai sektor untuk mempercepat penurunan angka stunting. Kesehatan, pendidikan, pertanian, sosial, dan pembangunan infrastruktur harus saling mendukung. Pemantauan yang konsisten dan berbasis data di tingkat lokal juga penting agar area yang kurang berkembang dapat segera mendapat perhatian yang dibutuhkan. Dengan pendekatan yang menyeluruh dan berkelanjutan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan target yang diinginkan. Upaya ini tidak hanya akan mengurangi masalah kesehatan, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang pada akhirnya menjadi dasar penting untuk kemajuan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun