Mohon tunggu...
QSEYLA ALIYA_PWK_UNEJ
QSEYLA ALIYA_PWK_UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

:3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jember dan Problem Kemiskinannya

12 Oktober 2022   22:30 Diperbarui: 12 Oktober 2022   22:30 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi Kota - Jember. Berbicara mengenai ekonomi secara general pasti berhubungan dan membahas uang. Tidak hanya itu, terkadang ekonomi juga dihubungkan dengan kekayaan dan kemiskinan. Kemiskinan atau dalam bahasa inggris kita sebut dengan poverty sendiri memiliki makna dimana keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar sandang, mangan, dan papan. Yang mana jika kita beri penjabaran sandang , mangan , papan secara berturut -- turut adalah seperti pakaian atau baju , makanan , dan juga tempat tinggal atau rumah. Ada beberapa ahli yang juga memberikan pengertian mengenai kemiskinan ini, yaitu:

  • Hall and Midgley
    Yang mana menurut mereka kemiskinan ini merupakan kodisi dimana individu ini mengalami depriviasi sosial dan metri yang menyebabkan masyarakat tersebut hidup di bawah standar kehidupan yang layak.
  • Firedman
    Menurut beliau, kemiskinan merupakan ketidaksamaan kesempatan untuk memformulisasikan kekuasaan sosial.
  • Faturachman dan Marcelinus Molo
    Menurut mereka kemiskinan ini adalah kondisi dimana ketidakmampuan seseorang atau beberapa orang (rumah tangga) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Tetapi akhir -- akhir ini juga banyak ahli yang mulai memasukkan kesehatan dan pendidikan sebagai sandang. Karena 2 kategori ini yaitu kesehatan dan pendidikan saat ini sangat mendukung sandang , mangan , dan papan. Tanpa ke 2 kategori ( re : kesehatan dan pendidikan ) tersebut akan sulit untuk memenuhi ke 3 kategori lainnya ( re: sandang , pangan , dan papan ) .

Kemisikian merupakan masalah yang sering menjadi isu utama di berbagai negara, tidak terlupa negara kita sendiri yaitu Indonesia. Kejadian akan kemiskinan di Indonesia akan terus menjadi isu yang akan dibahas setiap tahunnya dikarenakan hal itu menjadi potret nyata dari kerja pemerintah akan hal kemiskinan yang dialami di Indonesia.

Di Indonesia sendiri kita masih sering melihat ataupun menemui orang -- orang miskin. Menurut dari data BPS ( Badan Pusat Statistik ) yang bisa dikatan sebagai penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita atau per bulan dibawah garis kemiskinan. Daerah tertinggal (atau Kabupaten tertinggal) adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

Daerah tertinggal ini tidak bisa kita lihat dari 1 sisi atau faktor saja, ada 2 faktor utama yang membuat wilayah tersebut disebut sebagai daerah tertinggal, yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Dari faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri sendiri. Faktor internal penyebab kemiskinan di kota -- kota dan wilayah di Indonesia yaitu sikap dari masyarakat yang hanya mampu menerima nasib mereka tanpa adanya usaha. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri kita. 

Ada 6 faktor eksternal penyebab kemiskinan. Yang pertama yaitu perekonomian masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, hal itu merupakan hal yang paling mencolok dari karakteristik wilayah tersebut. Diikuti dengan faktor ke dua nya yaitu sarana dan prasarana, sarana dan prasana yang tidak mendudkung di wilayah tersebut juga membuat wilayah tersebut semakin terlihat seperti wilayah yang ta terurus oleh pemerintahan wilayah tersebut.

Faktor yang ke tiga yaitu sumber daya manusianya, kurangnya produktivitas penduduk ataupun penduduk yang bekerja dari wilayah tersebut juga menjadikan salah satu faktor dari daerah tertinggal. Yang ke empat adalah kemampuan keuangan daerah. Yang ke lima ada aksesibilitas daerah atau wilayah tersebut, susah dan sulitnya akses menuju wilayah tersebut membuat daerah tersebut jarang dilalui oleh masyarakat dari daerah lain. Dan faktor yang terakhir adalah karakteristik daerahnya.  

Para penduduk yang kurang mampu atau penduduk miskin ini biasanya mereka rata -- rata bertempat tinggal di pedesaan ataupun pinggiran kota, ada juga yang bertempat tinggal di tempat yang kumuh atau kurang layak di huni seperti di pinggir sungai dan bantaran pantai. Mereka memilih daerah tersebut karena hanya tempat itu yang mampuu untuk mereka huni, mereka tidak membutuhkan banyak biaya untuk menempati daerah tersebut. Tidak hanya problematika pada tempat tinggal, mereka juga mempunyai masalah untuk pembiayaan pendidikan anak -- anak mereka.

Di Kota Jember sendiri kondisi dari masalah kemiskinan ini masih terus berlanjut dan meningkat dari tahun -- tahun sebelumnya. Penyebab dari kemiskinan di kota jember ini masih sama seperti di kota -- kota lainnya.

  • Tingakat kesadaran untuk berpendidikan yang rendah
    Sudah kita ketahui dan disebutkan diatas bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang saat ini masuk ke dalam kategori yang sama dengan sandang, pangan, dan papan, dimana hal tersebut harus dipenuhi oleh setiap masyarakat. Kecenderungan masyarakat akan sadarnya tingkat kesadaran untuk pendidikan yang rendah menyebabkan masyarakat menjadi kurang akan wawasan, pengetahuan, dan juga keterampilan untuk diterapkan dalam kegiatan dan kebutuhan sehari - hari dalam hidupnya. Sementara di samping itu, pada masa ini di dunia kerja ke tiga hal tersebut sangat penting, oleh karena itu pendidikan digunakan sebagai dasar dan modal untuk kesuksesan di masa depan. Akan tetapi, apa yang terjadi di Kota Jember ini tidak sesuai dengan yang direncakan, masih banyaknya pengangguran akibat dari masyarakat yang masih tidak menegtahui pentingnya dasar dari hasil pendidikan.
  • Malas bekerja
    Permasalah ini menjadi salah satu pemicu terbesar untuk masyarakat yang hanya menerima nasib, dimana mereka akan berpikiran bahwa kemiskinan itu sudah menjadi takdirnya dari awal. Mereka beranggapan jika mereka bekerja siapa yang mau menerima mereka yang mana mereka adalah orang yang kurang akan pendidikan dikarenakan ketidakmampuan orang tua mereka dahulu saat menyekolahkan tetapi tidak tamat sekolah. Hal itu pada akhirnya membuat mereka tidak ada acuan dan gairah untuk bekerja.
  • Harga kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang begitu tinggi.
    Tinggal di daerah perkotaan membuat mereka selalu merasa kurang dalam mencukupi kebutuhan mereka sehari -- hari. Perlu diketahui bahwa masyarakat berkekurangan akan menghabiskan penghasilan mereka sekitar 60 -- 80 persen untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sehingga saat harga pangan naik di pasaran, mereka harus memutar otak untuk pengeluaran mereka untuk kebutuhan sehari -- hari dan sisanya di salurkan ke dalam kebutuhan pangan. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah setempat dpat menstabilkan harga dari kebutuhan kebutuhan pokok sehari -- hari seperti sandang dan pangan.
  • Jumlah beban hidup keluarga
    Ketika seorang kepala rumah tangga memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak untuk dihidupi makan mereka memiliki beban hidup yang bertambah. Oleh karena itu diharapakan kepala keluarga harus memliki penghasilan yang mampu untuk menghidupi seluruh anggota keluarganya.

Dari apa yang sudah dipaparkan di atas mengenai kemiskinan di Indonesia, khususnya Kota Jember diharapakan pemerintah setempat dapat menstabilkan harga -- harga pokok di pasaran dan memberikan edukasi gratis kepada masyarakat yang kurang mampu untuk membantu mereka di masa depan dan diharapkan angka kemiskinan di Kota Jember ini menurun.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun