Mohon tunggu...
Qorina lahadi putri
Qorina lahadi putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

This life, not heaven, you dont have be perfect

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bekas dan Tak Berguna Bukan Berarti Tak Bernilai

27 Januari 2022   00:59 Diperbarui: 27 Januari 2022   01:04 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Kerajinan Kulit Kerang, dokpri

Kata "Limbah" mungkin menurut Sebagian besar manusia merupakan sesuatu yang tidak berguna bahkan dipandang sebelah mata. Namun pada perjalanan KKM kami kali ini, memiliki suatu cerita yang menarik.

Di desa Jatirejo tepatnya di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, menjadikan limbah keras organik atau limbah yang berasal dari alam yang tadinya hanya sampah yang berserakan di sekitar laut, namun dapat ubah menjadi suatu kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.

Seluruh limbah keras organik disulap oleh pengrajin ini, sebut saja "Pak Abdullah" beliau merupakan penduduk asli di daerah itu, pemanfaatan limbah keras organik menjadi suatu kerajinan yang berpengaruh untuk perekonomian penduduk sekitar. Kerajinan tangan ini sendiri, merupakan salah satu ciri khas di daerah sekitar sana, kerajinan yang dibuat oleh beliau dan penduduk sekitar, menjadi salah satu yang wajib dibingkis sebagai buah tangan setelah berkunjung ke Laut Hitam. Laut hitam ini sendiri merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Pasuruan.

Di sepanjang perjalanan KKM kami, banyak sekali ilmu serta pengalaman yang kami dapat. Mulai dari perbincangan hal kecil hingga bertukar pikiran, kerap terjalin di tengah kita. Satu hal yang masih teringat di benakku hingga detik ini, beliau mengatakan,

"Apapun yang ada dimuka bumi ini wajib kita jaga, kita lestarikan, bahkan harus kita manfaatkan, sekalipun awalnya hanya sebatas sampah laut, jika kita mau berpikir, bersabar, dan tujuannya untuk ibadah. Maka ALLAH akan mempermudah jalannya". Di situlah aku mulai berpikir, merenungi kalimat yang terlontar dari mulut beliau. Awalnya aku masih belum paham betul mengenai kalimat yang sering di ucap-Nya, namun seiring berjalannya waktu, aku mulai memahami maksud wejangan beliau.  

Menghabiskan waktu beberapa hari untuk melihat proses dari pengambilan limbah keras laut, proses pembersihan, proses pembuatan hingga proses pemasaran kita jalani. Namun proses paling menarik tahap pembuatan karena di iringi dengan drama. Tahap proses pembuatan nyatanya tak semudah yang dibayangkan. Di titik inilah kita diuji, dari mulai ujian kesabaran, ketekunan hingga ketelatenan. Meskipun hanya terlihat sebatas bros hijab dari kulit kerang, namun banyak sekali makna yang terkandung di dalamnya. Mengapa demikian? Karena jika kita tak memiliki ide kreasi, kesabaran, ketekunan bahkan ketelatenan, kulit kerang hanya sebatas limbah keras laut yang tak memiliki nilai lebih.

Kerajinan yang digeluti Pak Abdullah ini benar-benar murni dari pemanfaatan limbah keras laut, bahkan sebatas dahan pohon yang berserakan ditepi pantai pun dapat dimanfaatkan dengan baik oleh beliau. Kerajinan yang dibuat tak hanya bros hijab saja, namun ada beberapa macam produk yang dibuat, seperti: Asbak, Kaca Hias, Kotak Tissue, Bingkai, Vas Bunga, bahkan Hiasan dinding. Berkat tangan Ajaib beliau, dapat merubah limbah menjadi barang berguna, sangat berpengaruh untuk perekonomian keluarga hingga sekitar rumah beliau.

Menjadi pengrajin kerang merupakan profesi, serta mata pencaharian utama. Omset yang dihasilkan tak sedikit untuk menjadi seorang pengrajin kulit kerang. Kerajinan dari kulit kerang banyak sekali diminati oleh konsumen. Bahkan pemesanan bisa mencapai ratusan biji dulunya.  Namun akibat adanya musibah mematikan yang mendunia, yakni "Covid-19" sangat berdampak.

Adanya pandemi Covid-19 tak hanya membuat kehilangan orang-orang terkasih untuk selamanya, namun juga memukul berbagai sendi kehidupan. Salah satu dampak nyata akibat Pandemi Covid-19 pada UMKM satu ini. Warga kampung yang dulunya beramai-ramai menghasilkan begitu banyak kerajinan tangan, kini kampung ini terasa sangat sunyi tenang, akibat dari pembatasan aktivitas.

Terkungkung dalam situasi seperti ini hampir 2 tahun, menjadikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah harus memutar seribu cara agar usaha yang digeluti tetap berjalan. Banyak sekali UMKM yang harus menghentikan produksinya bahkan gulung tikar akibat dari wabah virus ini. Entah sampai kapan musibah ini hadir di tengah-tengah kita, perekonomian kian hari kian tak karuan, kebutuhan kian mencekik, namun keadaan membatasinya. Mungkin untuk saat ini kita tengah melangitkan harapan yang sama "Lekas Membaik Bumiku".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun