Mohon tunggu...
Qonita Zakiatuddarajah
Qonita Zakiatuddarajah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa psikologi di Universitas Airlangga. Saya suka berdiskusi tentang self development.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Pola Pikir akibat Kecanduan Twitter

27 Mei 2023   22:43 Diperbarui: 27 Mei 2023   22:48 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah anda menggunakan media sosial? Media sosial apa yang sering anda gunakan? Seberapa sering anda menggunakan media sosial tersebut? Di masa modern ini, bisa dikatakan hampir semua orang di dunia pernah menggunakan media sosial. Media sosial merupakan teknologi yang tidak dipungkiri banyak sekali manfaatnya. Media sosial dapat memberikan informasi terkini dengan cepat, beda dengan media informasi jaman dulu. Walaupun memberikan banyak hal positif, media sosial juga memiliki banyak efek negatif. 

Kecepatan informasi belum tentu memiliki akurasi yang baik. Salah salah, hal tersebut malah akan menggiring opini jelek kepada publik. Apapun yang berlebihan tentu saja tidak baik, hal ini juga berlaku pada media sosial. Pemakaian media sosial yang terlalu lama akan menimbulkan efek negatif terhadap individu. Individu yang menerima terlalu banyak informasi akan mengalami kelelahan media sosial, nantinya dapat memengaruhi kemampuan membuat keputusan individu.

Salah satu media sosial yang sangat cepat menerima dan membagikan informasi adalah aplikasi twitter. Di aplikasi yang berlogo burung berkicau ini, hampir semua informasi tersedia. Anda dapat menemukan topik hiburan, politik, pendidikan, bahkan kesehatan. Sekali menggunakan twitter, saya dapat menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari. Karena menerima banyak informasi, yang belum tentu benar, hal ini sangat mempengaruhi pola pikir saya. Informasi yang didapat dari twitter, membuat saya berpikir bahwa semua itu adalah benar. Sebagai mahasiswa psikologi di Universitas Airlangga, saya mempelajari ada yang namanya the false consensus effect. Istilah tersebut artinya, orang melihat perilaku mereka sendiri sebagai tipikal dan menganggap bahwa orang lain akan berperilaku yang sama. Dalam hal ini, saya menganggap apa yang dikatakan orang-orang di twitter akan sama dengan yang dikatakan orang di kehidupan asli. Fenomena ini berdampak pada hubungan saya dengan orang tua. Saya menjadi pribadi yang membangkang karena mempertahankan opini yang belum tentu benar.

Dalam rangka meluruskan pemikiran yang sudah melenceng jauh, saya menemukan solusi yaitu dengan break dari sosial media tersebut. Beberapa kawan yang saya ketahui pernah break dari sosial media menemukan ketenangan diri dan pikiran selama beberapa waktu. Hidup menjadi lebih damai dan tidak tertekan karena jarang membandingkan hidup sendiri dengan hidup orang lain. Berhenti sejenak dari sosmed juga dapat memberi waktu untuk mengenal diri sendiri lebih dalam dan fokus untuk hal yang ingin dicapai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun