Mohon tunggu...
Jonathan Latu
Jonathan Latu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Banser NU

menulis supaya membaca

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Aku Malu dengan Banser ini

9 Mei 2019   19:52 Diperbarui: 9 Mei 2019   20:09 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya Misriyanto, seorang Banser di satu PAC Ansor Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Kulitnya hitam dan badannya kekar, ramah sekali menyapa dengan senyuman pada jamaah ketika dia melaksanakan tugas Pamdal Pengajian. Pekerjaan Misriyanto adalah seorang pengupas kelapa, pekerjaan yang cukup menyita energi dan waktu dengan penghasilan yang sangat kecil untuk ukuran angka-angka ekonomi dan kebutuhan pasar.

Jika 1 butir kelapa jasanya dihargai Rp 500.- maka Misriyanto harus mengupas 100 butir kelapa untuk mendapatkan pendapatan Rp 50.000.-

Misriyanto adalah pribadi yang keras dalam berprinsip dan pantang belok, apalagi kalo sudah menyangkut harga diri. Kalian akan mendapatkan pelajaran yang luar biasa dari Banser ini.

Begini ceritanya,

Misriyanto adalah seorang Banser yang sangat rajin giat Pamdal (ngepam) untuk banyak acara yang melibatkan masyarakat di daerah Tapal Kuda pantura Jatim, Situbondo dan Bondowoso. Baik kegiatan pengajian maupun kegiatan sosial yang lain, perannya adalah sebagai Balantas (urusi traffic dan arus kendaraan), sama seperti ketika aku ketemu di sebuah pengajian akbar di Situbondo.

Tahun 2017 adalah satu waktu yang tidak akan bisa dilupakan oleh Misriyanto dan Satkoryon tempat Misriyanto berkhidmah.

Saat itu istri Misriyanto sedang hamil tua dan pada saat yang sama selalu ikut Misriyanto kemanapun dia ngepam. Misriyanto yang biasanya giat bareng naik satu kendaraan, otomatis harus naik motor tuanya karena istrinya "ngeyel" untuk ikut. Alasannya apa? Dia ingin jelang kelahiran anaknya ngalap barokah Kyai sebanyak-banyaknya supaya anaknya sehat dan pintar.

Satu hal yang tidak bisa dicegah, jarak 100 km, Situbondo - Bondowoso PP juga dihajar dengan boncengan motor dan perut hamil tua.

Satu saat beberapa kawan Misriyanto mengingatkan agar dia bisa mencegah istrinya ikut karena alasan keselamatan dan kesehatan. Tapi apa jawaban yang diterima sungguh membuat kawannya diam tak mampu berkata-kata.

"Saya ini orang ndak punya, dan kondisi hamil tua ini harus dijaga supaya anak saya kelak sehat. Maka istri saya minta supaya makin rajin ngalap barokah para Kyai supaya semua lancar dan tidak terjadi apapun, ya saya turuti istri saya karena alasannya sangat masuk akal"

Kawannya diam bukan karena tidak bisa menjawab, tapi karena mereka paham dengan watak dan keras hatinya Misriyanto.

Karena tidak bisa dipaksa akhirnya kawan mundur dan membiarkan Misriyanto dan istrinya dengan nasehat: Oke Mis, yang penting jaga diri dan kesehatan karena jarak yang ditempuh kadang sangat jauh, orang gak hamil aja capek perjalanan naik motor apalagi kondisi hamil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun