Mohon tunggu...
Putu Eggy
Putu Eggy Mohon Tunggu... Lainnya - enjoyyy

Destroy and borredom

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Patriarki dalam Film dari Disney Sampai Dewasa

15 Desember 2020   15:05 Diperbarui: 15 Desember 2020   15:24 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:kakuchopurei.com

Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari. Saat di rumah, berpergian dengan teman, bahkan saat menonton film sebenarnya adalah kegiatan komunikasi. Liliweri dalam Harapah & Putra (2019:16) menjelaskan komunikasi sebagai pengiriman sebuah pesan dari satu sumber ke penerima yang kemudian dapat dipahami.  Menurut Lasswell dalam Harapah & Putra (2019:16) terdapat lima unsur komunikasi yang adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Komunikator adalah orang yang memberikan pesan, pesan adalah hal yang disampaikan, pesan disampaikan melalui media, dan diterima oleh yang disebut sebagai komunikan atau penerima pesan dan kemudian proses ini menimbulkan sebuah efek.

Menonton film adalah salah satu kegiatan komunikasi dengan film sebagai media komunikasinya. Komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi massa yang melibatkan banyak orang. Dalam film terdapat pesan yang kemudian dimaknai oleh penonton yang kemudian informasi dalam pesan itu menjadi pemahaman baru bagi penonton. Pemahaman itu disebut dengan ideologi. Ideologi yang disebarkan dalam film bisa jadi sebagai cerminan keadaan masyarakat atau bisa menjadi alat untuk membuat keadaan masyarakat dalam kondisi tertentu. Salah satu bentuk ideologi adalah patriarki. Rokhmansyah(2016:32) menjelaskan Patriarki berasal dari kata patriarkat yang artinya struktur yang menempatkan peran laki-laki sebagai penguasa tunggal, sentral dari segala-galanya. Sehingga dapat dijelaskan patriarki sebagai sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan yang mendominasi peran kepemimpinan bisa dari politik, sosial, dan moral. 

Patriarki masih dapat ditemukan di kehidupan sekarang dan sering dikritik dalam film. Contohnya film Mulan(2020) yang sangat memperlihatkan kekuasaan laki-laki dalam hal memimpin. Patriarki dapat dilihat dalam film melalui analisis teks yang melihat dalam bentuknya paling sederhana teks didefinisikan sebagai sebuah kombinasi tanda. (Thwaites, 1994:67). 

Dalam film Mulan(2020) sangat tergambarkan bahwa kondisi desa yang Mulan tempati diatur oleh laki-laki. Kebijakan yang berlaku dibuat oleh laki-laki. Peraturan dan hukuman dibuat dan dilaksanakan oleh laki-laki namun berlaku untuk keduanya yaitu laki-laki dan perempuan. Dari sisi budaya perempuan dilihat hanya sebagai pelengkap dan pembantu yang berfungsi menjaga nama baik keluarga. Jenis kelamin masyarakat yang boleh membela dalam perang hanya laki-laki walaupun dilihat dari gender film Wulan(2020) dapat menggambarkan gender saat terdapat seorang tentara laki-laki menceritakan perasaan takut dan gerakan fisik yang tidak maskulin. Sesuai dengan teori, penempatan individu yang ada di atas dalam sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam film Mulan(2020) adalah laki-laki. 

sumber:spotern
sumber:spotern

Selain dalam film Disney, patriarki tentu juga dapat ditemukan dalam film dewasa seperti Fifty Shades of Grey(2015). Dilihat dari struktur ekonomi pemimpin perusahaan yang terlihat dalam film hanyalah laki-laki. Tidak ada sosok wanita yang memiliki peran dominan. Perempuan dalam film hanya memiliki pekerjaan dengan tingkat struktur menengah kebawah seperti sekretaris dan admin. Dilihat dari interaksi dalam film kebanyakan perempuan submisif pada tokoh laki-laki. Keadaan keuangan laki-laki digambarkan lebih tinggi dari perempuan serta secara materi selalu laki-laki yang memberikan kepada perempuan. 

Ideologi atau pemahaman yang ada di dalam film walaupun tidak terlihat namun dapat memiliki dampak yang berbahaya bagi masyarakat. Film adalah salah satu media komunikasi massa yang memiliki pengaruh besar dan patut dipertimbangkan isinya. Jika ideologi patriarki secara tidak peka masih diperlihatkan kepada masyarakat secara tidak sadar masyarakat dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun