Mohon tunggu...
Putu AgusSugiarta
Putu AgusSugiarta Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer freelance

Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Profesi Akuntan Dituntut Menjadi Strategis dan Konsultatif, Sejauh Mana Kesiapan SDM Kita?

25 November 2020   15:25 Diperbarui: 25 November 2020   16:08 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana kesiapan SDM kita?? (smallbussines.co.uk)

Akuntan merupakan profesi yang telah tumbuh dan berkembang sejak lama. Lahirnya profesi akuntan dimulai sejak kesadaran akan pembukuan dibutuhkan. Pada zaman tradisional, profesi akuntan hanya sebagai penyedia laporan keuangan, namun kini profesi akuntan dituntut untuk mengkomunikasikan laporan keuangan tersebut secara konsultatif dan menjadi bagian dari aktivitas strategi organisasi bisnis.

“Memang benar akuntan sekarang sebagai salah satu profesi pencipta kepercayaan masyarakat yang sangat diminati, dimana mereka dituntut untuk bekerja secara strategis dan konsultatif. Tentunya sebagai salah satu pencipta kepercayaan, kejujuran sangat diperlukan dalam profesi ini, dengan kejujuran kepercayaan masyarakat akan muncul pada profesi ini. Mulai dari melakukan pelaporan keuangan hingga proses audit, kejujuran sangat dijunjung tinggi dalam profesi ini terlebih sebagian pekerjaan akuntansi yang dilakukan berulang sudah dapat dilakukan secara automatisasi (dengan bantuan teknologi) maka akuntan sekarang cenderung mengambil peran sebagai konsultan dan komunikator strategis bisnis” ujar mahasiswa akuntansi pada Perguruan Tinggi Negeri Bali Utara (25/11).

Profesi ini semakin berkembang menjadi sebuah bisnis pencipta kepercayaan masyarakat dan harapan sebagai profesi yang menjanjikan (Rosmida, 2019). Sempat mengalami pasang surut semenjak kasus audit Enron yang melibatkan kantor akuntan publik terbesar di dunia Arthur Anderson pada akhir 2001, kini profesi akuntan dapat mencicipi naik daunya kembali. Profesi ini terbangun atas dasar kepercayaan masyarakat dan dapat menjadi suatu pekerjaan yang menjanjikan bergantung pada suksesnya membangun kepercayaan tersebut. Bekerja layaknya detektif, profesi akuntan publik atau sering disebut sebagai auditor dapat memberikan jasa auditnya sebagai pihak ketiga yang bersifat independen dengan tujuan memberikan keyakinan yang layak terhadap objek yang diaudit. Dikatakan sebagai hubungan timbal balik antara pemakai jasa (client) dengan auditor mengisyaratkan jalannya kepercayaan terhadap profesi ini sangat bersifat prestise.

Tidak mudah untuk menjadi seorang akuntan, mulai dari harus menyelesaikan pendidikan akuntansi hingga mengikuti pelatihan profesi untuk bisa dikatakan sebagai seorang akuntan. Akuntan dapat dibagi menjadi akuntan pemerintahan, akuntan pajak, akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan perusahaan dan peneliti dibidang akuntansi. Profesi inipun tidak lepas dari yang namanya kode etik yang harus dipahami untuk dimiliki kemudian diterapkan oleh seorang akuntan dalam menjalankan profesinya sebagai bagian penting dari suatu keuangan entitas.

Berbagai isu dan kasus telah banyak terjadi tak terkecuali di Indonesia yang menyeret profesi akuntan dikatakan sebagai pelanggar kode etik dari segala indikasi yang ditemukan. Mulai dari auditor yang tidak bersifat independen, akuntan internal yang melakukan fraud dan lain sebagainya. Masih nyata diingatan kita sebagai insan akuntansi akan kasus Enron Corp,. pada akhir 2001 yang menyeret kantor akuntan terbesar di AS saat itu yakni Arthur Anderson yang merupakan the big five kantor akuntan di dunia. Kasus pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan dari KAP Arthur Anderson sebagai auditor dari perusahaan energi terbesar AS Enron Corp., sehingga kejanggalan muncul yang menyatakan laporan keuangan Enron Corp., tidak sesuai dengan kenyataan. Tentu publik bertanya-tanya akan hal itu terutama pada profesi akuntan yang mengaudit laporan keuangan Enron, sehingga dinyatakan Enron mengalami kerugian sehingga kasus tersebut menyeret nama auditornya yaitu Arthur Anderson. Ternyata benar Arthur Anderson tidak menjalankan kode etik dan kredibilitasnya sebagai seorang auditor dengan menyembunyikan kesalahan keuangan Enron pada proses auditnya.  Saat itu profesi akuntan adalah profesi yang sangat amat ditanyakan kredibelitasnya dalam masyarakat sehingga dengan munculnya kasus Enron pada akhir 2001 menyebabkan kepercayaan publik menjadi berkurang pada profesi akuntan.

Saat ini, dunia telah berkembang mengikuti tatanan kehidupan manusia serta kebutuhannya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor kunci suatu keberhasilan bisnis saat ini. Mulai dari bisnis dengan skala kecil telah mengintegrasikan teknologi di dalamnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (2014) bisnis e-commerce di Indonesia meningkat sebesar 17% selama 10 tahun terakhir. Tahun 2018 adalah tahun di mana bisnis e-commerce mengalami pertumbuhan paling pesat.

Akan tetapi pesatnya perkembangan e-commerce di Indonesia justru berasal dari perdagangan informal atau perdagangan sosial yang digerakkan oleh para pelaku bisnis kecil. Pelaku bisnis kecil ini biasa memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram dan whatsapp untuk berjualan. Perubahan dunia kini tengah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin (Rohida, 2018).

Profesi akuntan menjadi salah satu penentu usaha/bisnis dapat bertahan ditengah maraknya persaingan industri saat ini. Sebagai seorang akademisi, di masa depan mahasiswa dituntut untuk bisa menjalankan suatu bisnis berbarengan dengan teknologi yang ada. Untuk mempertahankan eksistensinya, seorang Akuntan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan meningkatkan penguasaan ilmunya (Putri, 2019). Era globalisasi sekarang telah memasuki tatanan Industri 4.0. Menurut Prasetyo & Wahyudi (2018) industri 4.0 dapat  diartikan  sebagai era  industri  di  mana  seluruh entitas yang ada di dalamnya dapat saling berkomunikasi   secara real   time kapan   saja   dengan berlandaskan  pemanfaatan  teknologi  internet  dan  CPS (Cyber Physical System) guna   mencapai   tujuan   tercapainya   kreasi   nilai   baru ataupun optimasi nilai yang sudah ada dari setiap proses di industri. Imbas dari revolusi industry 4.0 adalah dunia bisnis dapat digantikan dengan mesin.

Saat ini, profesi akuntan publik sendiri perlu menyadari adanya kebutuhan untuk regenerasi ke akuntan milenial (Rosmida, 2019). Generasi milenial atau yang biasa disebut juga echo boomers yang lahir di tahun 1980-1990 atau awal tahun 2000-an merupakan generasi yang memiliki perilaku yang berbeda dari generasi yang sebelumnya. Generasi milenial sangat update teknologi karena ketika lahir telah akrab dengan perkembangan teknologi di masyarakat. Maka tak heran, jika banyak generasi milenial yang membuka usaha jual beli secara daring maupun menjadi customer dalam situs jual beli daring tersebut.

Hadirnya teknologi saat ini sangat dipersilahkan oleh pergeseran era dimana industri saat ini dalam menjalankan bisnisnya bukan saja mengandalkan kecerdasan manusia saja tetapi juga kecerdasan teknologi atau yang disebut era revolusi industri 4.0. Era ini mengakomodasi business intelligence yang merupakan kembangan dari adanya diskurpsif teknologi akibat adanya generasi milenial. Hal ini memunculkan nama baru yang disebut dengan ekonomi digital. Menghadapi era industri 4.0 masa kini, perkembangan ekonomi digital telah membuka berbagai kemungkinan baru sekaligus meningkatkan resiko secara bersamaan. Perubahan tersebut memberikan dampak signifikan dalam perkembangan dunia akuntansi tak terkecuali profesi akuntan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun