PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS ADAT DAN EKONOMI MELALUI DUK PENGANGGON DI KECAMATAN TANJUNG BATU
Oleh : Putri Wulandari
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
Kain songket palembang di anggap sebagai mata pencaharian penduduk perempuan di Kecamatan Tanjung Batu. Tepatnya di desa limbang jaya, tanjung pinang serta di tanjung laut. Yang sudah ada sejak turun temurun dan di laksanakan generasi ke generasi selanjutnya, oleh karena itu adanya pengrajin tenun songket memungkinkan masyarakat di kelurahan tanjung batu membuat produksi baju pakaian adat palembang sendiri. Yang di kenal sebagai Duk penganggon.
Duk penganggon dalam istilah " DUK "  merupakan  singkatan nama dari pemilik usaha penganggon di kecamatan Tanjung Batu sedangkan "penganggon" di artikan sebagai pakaian adat pengantin palembang.
Duk penganggon di kenal masyarakat luas sebagai salah satu sentra pengrajin baju adat di kecamatan Tanjung batu  ogan ilir, di mana sekitar 20 pengrajin  di ajak untuk terampil dalam merangkai setiap komponen yang ada pada pakaian Adat  seperti
- Nyikat
- Nyepuh,
- Nata
- pematrian serta
- menjahit
Proses dalam pembuatan baju adat Palembang ini masyarakat di latih terampil dalam menghias setiap komponen dari aksesorisnya hal ini juga secara tidak langsung menerapkan teori tetapi juga ekonomi masyarakat dan menjadi mata pencaharian masyarakat baik perempuan maupun laki-laki.
Dalam pembuatan pakaian adat dan aksesorisnya tentu diperlukan tutor atau pembimbing yang berpengalaman dan tentu saja paham dalam setiap proses pembuatanya, di mana dalam industri kecil duk penganggon ini yang menjadi tutornya berjumlah 2 orang.