Mohon tunggu...
Putri Wavidz Damayanti
Putri Wavidz Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - نساء

Aku Bisa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Relationship Skill, di Rumah Saja Kesempatan Bersama Keluarga di Tengah Pandemi

9 Mei 2020   02:29 Diperbarui: 9 Mei 2020   02:40 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Ibu sama Ayah gak pernah ada waktu untukku, kakak juga begitu, setiap pagi bagun tidur kalian sudah tidak ada dirumah, ibu yang sudah berangkat ke sekolah, ayah yang sudah berangkat ke pabrik, kakak yang sudah berangkat ke kampus, sedangkan dirumah hanya aku sama bibi, terus kapan semuanya ada dirumah? Kapan ada waktu buat bersama? Kalau semuanya masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing" kata Sifa.

"Tapi Sifa, ibu sama ayah bekerja semuanya untuk kamu dan kakakmu, untuk kalian" jawab Ibu Sifa.

"Iya tau, semuanya sudah cukup segala kebutuhan dirumah, yang belum tercukupi itu hubungan keluarga kita bu" sanggah Sifa. 

Cuplikan percakapan yang terjadi dikeluarga Sifa.

Ketika aku main kerumah teman-teman ku, temanku bersama keluarganya amat tentram, juga sering berkumpul bersama, hubungan mereka satu sama lain juga bagus, aku ingin seperti keluarga temanku, yang punya banyak waktu dengan keluarga, sedangkan hubungan keluarga ku tidak baik, bahkan jarang sekali untuk mereka meluangkan waktunya bersama, jangankan hari libur, mereka masih sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, aku juga ingin merasakan apa yang dirasakan oleh teman-teman ku , berkumpul dengan keluarga, batin Sifa.

Dari cuplikan percakapan yang dialami oleh Sifa, sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarga Sifa? Sepertinya Sifa merasa dibuang, tidak pernah diperhatikan, yang Sifa dapatkan bukan sebuah perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, melainkan yang Sifa rasakan kasih sayang dari seorang bibi yang telah merawat Sifa dari kecil. Sifa hanya mendapatkan kebutuhan materi saja bukan mendapatkan kebutuhan kasih sayang dari orang tuanya.

Pada bulan Desember lalu, dunia sedang hangat-hangatnya membahas tentang virus Corona. Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Coronavirus adalah kumpulan virus yang yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)  dan virus penyebab  Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, Covid19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala. Gejala awal infeksi virus Corona atau Covid19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam tinggi, batu kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak nafas dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus korona. 

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona terutama di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini dan pemerintah memutuskan untuk segala aktivitas sementara diberhentikan atau dialihkan dari rumah saja, atau berdiam diri di rumah, baik berupa kegiatan bekerja, belajar, dan lain sebagainya, guna untuk memutus penyebaran virus Corona ini. pemerintah juga memberi himbauan kepada semua masyarakat untuk tetap berdiam diri dirumah saja. Perintah untuk berdiam diri di rumah atau bertahan di rumah adalah sebuah perintah dari sebuah otoritas untuk membatasi pergerakan masyarakat sebagai usaha strategi karantina massal untuk menekan atau memitigasi epidemic atau pandemi dengan memerintahkan para masyarakat untuk berdiam diri di rumah kecuali keluar untuk keperluan mendadak. Dalam beberapa kasus kegiatan an an an2 ruangan diizinkan. Usaha tak berkepentingan ditutup atau dirubah menjadi kerja dengan jarak jauh.

Nah, ditengah Pandemi ini, berdiam diri di rumah atau stay at home, menjadi kesempatan bagus bagi kita semua, terutama kita dapat menghabiskan waktu kita bersama dengan keluarga. Mungkin bagi keluarga yang hari biasanya sangat super sibuk  dengan pekerjaan sampai jarang menghabiskan waktu dengan keluarganya ini merupakan salah satu kesempatan emas bagi mereka, karena jarang sekali ada kesempatan seperti ini. Berkumpul dengan keluarga memang sangat menyenangkan, momen yang telah dinantikan oleh siapapun.

Setiap manusia yang hidup di dunia tentu ada saja cobaan dari Sang Maha Kuasa, Dengan cobaan itu kita bisa mengambil hikmah atau sebuah pelajaran. Tentunya masalah atau cobaan yang dialami oleh manusia yang satu dengan manusia yang lainnya tentu berbeda-beda, salah satunya yaitu masalah keluarga, masalah yang terjadi didalam sebuah hubungan keluarga, contohnya dari cuplikan percakapan diatas, mereka sibuk dengan bekerja sampai lupa dengan hubungan yang ada didalam keluarganya, mereka tidak ada waktu untu berkumpul bersama. Sifa merasa dirinya terbuang dari keluarganya, kehadiran dia seperti sudah tidak dianggap lagi, dia merasa hubungan dengan keluarga nya sedang tidak baik-baik saja. Agar hubungan kita dengan sesama manusia, terutama hubungan kita dengan keluarga terjalin dengan baik kita harus menerapkan Relationship Skill dalam diri kita sendiri. Apa itu relationship skill?

Pengertian Relationship Skill

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun