Mohon tunggu...
Putri Nura
Putri Nura Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Judul Ini Bukan Tepat: Revitalisasi Peran Mahasiswa Milenial

14 Agustus 2018   18:49 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:57 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beda zaman, beda pula tantangan yang dihadapi seorang mahasiswa. Dengan label trend masa kini, mahasiswa mengalami metamorphosis yang cukup besar. Kalau dulu, kaum aktivis dikenal sebagai kaum kritis yang berdompet tipis. Berbeda halnya dengan zaman kekinian dengan trend milenial sekarang, aktivis mahasiswa lebih dikenal dengan kaum idealis yang bergaya stylis dengan rambut yang sudah klimis, dan dompet yang tak lagi tipis.

Hal itu disebabkan karena wabah hedonisme dan konsumerisme telah mewabah dan memengaruhi gaya hidup kalangan mahasiswa. Kebanyakan mahasiswa hedonis, kuliah hanya sekedar menjadi ajang narsis dan tempat untuk ngartis. Tak sedikit dari kalangan mahasiswa yang telah menjadi shopaholic yang hampir setiap caf, mall, ataupun tempat-tempat wisata sudah pernah mereka singgahi. 

Tidak berhenti disitu saja, predikat bagi seorang mahasiswa pun banyak bermunculan, diantaranya adalah aktivis makelar. Siapa mereka ? Mereka adalah para aktivis yang menyediakan jasa "aksi massa demo" untuk mendukung atau menolak seseorang atau sesuatu. Mudah sekali untuk mendapatkan para aktivis semacam ini didalam organisasi-organisasi kampus terdekat.

 Asal cocok bayarannya, transaksi pun lancar. Dan tugas para aktivis ini adalah memakelari antara pemegang kepentingan dengan para massa yang sangat-sangat lugu di jalan. Inilah beberapa pemicu yang menjadikan mahasiswa di negeri ini menjadi kurang progresif, kurang kreatif, dan tidak memiliki orientasi yang jelas. Yang mana kepentingan-kepentingan pribadi menjadi hal yang sangat krusial dan membahayakan bagi peranan mahasiswa itu sendiri.

Perubahan demi perubahan tersebut berdampak besar bagi kehidupan seorang aktivis mahasiswa. Banyak pertanyaan yang muncul ketika peran mahasiswa mulai terkikis oleh zaman milenial ini. 

Perubahan yang terjadi sering ditafsiri aneh oleh seorang aktivis, sehingga sering terjadi perubahan yang tidak membawa kepada kemajuan melainkan membawa kepada kemunduran bagi eksistensi aktivis mahasiswa itu sendiri. 

Jika hal itu terus berlajut, maka peranan mahasiswa akan benar-benar tenggelam terbawa arus modernitas . Hal ini harus segera disadari, mahasiswa harus kembali bangkit dan kembali meneguhkan perannya sebagai agent of change yang dapat menyikapi tantangan kekinian secara massif dan inovatif.

Mahasiswa memiliki peranan yang cukup signifikan untuk kemajuan bangsa. Bahkan sang proklamator pun mengungkapkan " Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia ". 

Sebegitu besarnya kekuatan pemuda yang dalam hal ini adalah mahasiswa, bisa menjadi poros pertumbuhan bangsa. Mahasiswa dianggap sebagai calon intelektualitas, orang-orang yang memiliki ilmu dari pendidikan yang ia dapat,  semangat membara seorang pemuda , dan hal lain yang layaknya dimiliki seorang pemuda. 

Pemuda yang memiliki intelektualitas yang tinggi, pikiran yang selalu kritis, dan gebrakan yang selalu pro rakyat itulah label yang seharusnya terus melekat pada aktivis mahasiswa. Sebagai linkage actor  mahasiswa harus mampu mengagregasi rakyat dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

Mahasiswa tidak sekedar hanya menuntut ilmu dan mendapatkan pretasi akademik yang baik, tapi mahasiswa harus mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan pembangunan bangsa. Karena mahasiswa merupakan harapan besar masyarakat luas yang diharapkan nantinya dapat memegang kursi-kursi penting di masyarakat dan dapat mengelolanya dengan baik .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun