Mohon tunggu...
putri nabila
putri nabila Mohon Tunggu... mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa Muhammadiyah Malang jurusan Informatik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Integritas dan Kualitas Tenaga Informatika di Era Digital

26 September 2025   15:22 Diperbarui: 26 September 2025   15:22 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam kehidupan modern, profesi di bidang informatika semakin memiliki peran penting. Hampir semua aspek kehidupan kini bergantung pada teknologi, mulai dari pendidikan, kesehatan, bisnis, hingga pemerintahan. Oleh karena itu, seorang tenaga profesional di bidang informatika tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan teknis, tetapi juga sikap profesionalisme yang menjunjung tinggi tanggung jawab moral, etika, dan standar yang telah ditetapkan. 

Profesi pada dasarnya adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus, pendidikan, serta komitmen terhadap pelayanan masyarakat. Dalam konteks informatika, profesi ini mencakup berbagai bidang, seperti pengembang perangkat lunak, analis sistem, spesialis keamanan siber, hingga data scientist. Mereka tidak hanya bekerja demi memenuhi kebutuhan perusahaan atau individu, tetapi juga berperan menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat luas dalam menggunakan teknologi. 

Sementara itu, profesionalisme adalah sikap yang ditunjukkan oleh seseorang ketika menjalankan profesinya. Seorang profesional informatika tidak cukup hanya menguasai bahasa pemrograman atau sistem jaringan, tetapi juga harus mampu bekerja dengan jujur, bertanggung jawab, dan mampu menghargai kerahasiaan data. Profesionalisme inilah yang membedakan tenaga kerja biasa dengan seorang profesional yang benar-benar dapat dipercaya. 

Istilah profesional merujuk pada individu yang menjalankan profesinya dengan standar tinggi. Seorang programmer misalnya, bisa disebut profesional jika ia tidak hanya menghasilkan kode yang berfungsi, tetapi juga memperhatikan kualitas, keamanan, dan keberlanjutan dari program yang dibuat. Profesional juga berarti mampu berkomunikasi dengan baik, bekerja sama dalam tim, serta terus mengembangkan diri seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. 

Dalam menjalankan profesinya, tenaga informatika perlu berpedoman pada kode etik. Kode etik profesi berfungsi sebagai panduan moral dan aturan perilaku agar setiap anggota profesi bertindak sesuai dengan nilai yang benar. Misalnya, seorang ahli keamanan siber dilarang menyalahgunakan akses data pengguna untuk kepentingan pribadi. Begitu pula seorang pengembang aplikasi harus menghindari praktik plagiarisme kode atau menciptakan aplikasi yang membahayakan masyarakat. Dengan adanya kode etik, kepercayaan masyarakat terhadap profesi informatika dapat terjaga. 

Selain kode etik, standarisasi kualifikasi profesi juga sangat penting. Standar ini memastikan bahwa seseorang yang mengaku sebagai profesional di bidang informatika benar-benar memiliki kompetensi yang terukur. Standarisasi dapat berupa sertifikasi, akreditasi, maupun uji kompetensi yang berlaku secara nasional maupun internasional. Contohnya adalah sertifikasi internasional seperti Cisco, Microsoft, atau CompTIA, yang menguji kemampuan teknis tertentu. Di Indonesia sendiri, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) juga memiliki skema untuk memastikan kualitas tenaga kerja informatika. 

Dengan adanya standarisasi ini, pengguna jasa di bidang informatika dapat lebih percaya bahwa tenaga profesional yang mereka pekerjakan benar-benar kompeten. Selain itu, standarisasi juga membantu para tenaga profesional untuk memiliki acuan dalam mengembangkan diri, sehingga mereka tidak hanya mahir secara teknis tetapi juga diakui secara formal. 

Pada akhirnya, profesi, profesionalisme, profesional, kode etik, dan standarisasi kualifikasi profesi di bidang informatika merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Profesi memberikan identitas, profesionalisme menunjukkan sikap, profesional adalah pelaku, kode etik menjadi pedoman, dan standarisasi menjadi jaminan kualitas. Tanpa salah satu dari unsur tersebut, profesi informatika akan kehilangan arah dan sulit dipercaya oleh masyarakat. 

Sebagai penutup, perkembangan teknologi yang begitu pesat harus diimbangi dengan integritas tenaga profesional informatika. Mereka tidak hanya dituntut cerdas dalam berpikir, tetapi juga bijak dalam bertindak. Dengan menjunjung tinggi etika dan standar profesi, maka tenaga profesional informatika dapat berkontribusi positif bagi masyarakat sekaligus menjaga marwah profesinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun