Mohon tunggu...
Putri Chalifa
Putri Chalifa Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Mahasiswa keperawatan yang berusaha menggapai cita-citanya sebagai seorang ners profesional yang dapat mengabdikan diri pada umat manusia dan kebaikan dunia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kaitan Tekanan Psikologi Perawat di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Tuntutan Profesionalitas Profesi Keperawatan

19 Mei 2020   00:30 Diperbarui: 19 Mei 2020   00:28 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Abstrak : “hubungan antar faktor-faktor yang mengakibatkan tekanan mental pada perawat ditengah pandemi covid-19 dengan tuntutan profesi untuk terus menjalankan tugas dengan profesional serta hal-hal yang mampu mengurangi tekanan mental”

Kata kunci : Masyarakat, Mental, Pribadi,Perawat, Profesionalisme

Masuknya pandemi covid-19 ke Indonesia mengharuskan tenaga kesehatan khususnya tenaga keperawatan untuk berpartisipasi aktif dalam mengurangi curva data jumlah pasien terinfeksi virus corona. Perawat dituntut untuk menjalankan tugasnya dengan kompeten dan selalu mengambil keputusan pemberian asuhan keperawatan dengan benar dan professional. Pada hakikatnya, seorang perawat merupakan individu yang membutuhkan dukungan moral yang baik dari lingkungan sekitar dan dari dalam diri sendiri. Hal ini dapat memotivasi seorang perawat untuk menjalankan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang membutuhkan bantuannya demi pulihnya Indonesia dari pandemi Covid-19.

            Namun, fakta yang tersebar dilapangan menyatakan bahwa masyarakat indonesia masih banyak yang belum menyadari dan mengapresiasi peran dari tenaga kesehatan khususnya perawat yang berjuang untuk pasien covid-19. Temuan-temuan kasus seperti kurangnya alat pelindung diri (APD), perawat RS Covid-19 yang diusir dari kosannya hingga jenazah perawat yang di tolak oleh warga memberikan rasa kekhawatiran bagi para perawat khususnya yang mengatasi pasien yang terinfeksi virus corona. Kekhawatiran tidak hanya muncul dari luar, namun juga datang dari dalam diri sendiri berupa perasaan takut tertular virus corona, takut menularkan virus kepada orang-orang terdekat, hingga takut dijauhi oleh lingkungan sosial.

            Faktor eksternal dan internal yang disebutkan diatas adalah pemicu dari tekanan psikologis yang dirasakan oleh perawat yang dapat berdampak pada perilaku dan sikap seorang perawat dalam menjalankan tugasnya. Meskipun begitu, seorang ners dituntut untuk tetap menjalankan tugasnya dengan baik dan professional.

            Tekanan psikologi atau biasa disebut dengan tekanan batin memiliki beberapa gejala umum seperti cemas, khawatir , gugup, mudah marah, pikiran mudah teralihkan dan sulit untuk berkonsenterasi. Pada umumnya, kinerja seseorang pasti akan berkurang apabila mengalami situasi ini, purubahan dapat terlihat secara signifikan ataupun tidak tergantung pada pribadi masing-masing orang dalam menghadapi suatu masalah psikologi.

            Menurut Berman, Synder, dan Frandsen (2016), Profesionalisme mengacu pada karakter, semangat, atau metode profesional yang merupakan seperangkat atribut, cara hidup yang menyiratkan tanggung jawab dan komitmen. Sedangkat menurut J.S Badudu (dalam Mamik, 2014) Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang profesional. Kemudian dapat disimpulkan bahwa profesionalisme merupakan suatu ciri atau karakter yag dimiliki seseorang yang menjalankan profesi dimana mencakup kemauan, ketulusan, keahlian berbagai hal termasuk cara berkomunikasi, komitmen, etika, cara kerja, semangat dan lain-lain. Tekanan batin akan sangat memengaruhi kemauan dan ketulusan seseorang dalam bekerja, bahkan pada beberapa kasus dapat berpengaruh pada cara berkomunikasi seorang perawat. Karena itu, penanaman nilai-nilai profesionalisme sangatlah penting.

            Nilai profesional yang harus ditanamkan yang pertama adalah Altruisme, yaitu sifat mengutamakan kepentingan orang lain dari pada egoisme pribadi, seorang perawat harus menyadarkan dirinya bahwa dia dibutuhkan oleh seluruh masyarakat, sadar bahwa pasien membutuhkan bantuannya dan kewajibannya untuk memberikan kebaikan kepada orang lain sebagai seorang manusia yang mampu berpartisipasi aktif guna menghentikan penyebaran virus corona. Nilai selanjutnya adalah Integritas, seorang perawat harus paham betul bahwa dirinya merupakan bagian dari tenaga kesehatan profesional yang harus bertugas dengan baik dan sungguh-sungguh tanpa melibatkan emosi dan perasaan pribadi. Meskipun emosinya sedang tidak baik, seorang perawat harus paham betul tentang pentingnya menjaga hubungan baik kepada rekan sejawat dengan tidak memberikan aura negatif ataupun kata-kata yang membuat turunnya semangat moral dan manambah tekanan mental sesama perawat. Profesionalitasan seorang perawat di tengah pandemi juga tercermin dari caranya berpakaian rapi, kukunya yang pendek, dan wajah yang tersenyum kepada pasien dan rekan sejawat.

            Setelah memahami nilai-nilai profesional yang harus diterapkan, seorang perawat yang mengalami tekanan batin sebaiknya melakukan berbagai hal yang dapat mengurangi kadar tekanan batin yang dimulikinya dengan cara bercerita kapada orang-orang yang dapat dipercaya, istirahat yang cukup dan mengurangi konsumsi kafein, mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi dan sehat serta berolahraga di pagi hari sebelum menjalankan shift. (Kevin A, 2019)

            Pandemi covid-19 memberikan dampak yang cukup besar bagi psikologi perawat, terutama perawat yang bertugas untuk menangani pasien terinveksi virus covid-19. Namun demikian, perawat dituntut untuk tetap menjalankan tugas dengan baik dan profesional dengan menerapkan nilai-nilai profesionalisme serta memulai untuk menjalankan pola hidup sehat guna meringankan beban psikologi yang dimilikinya.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun