Umbulsari, Jember - Minyak jelantah sisa memasak seringkali menumpuk dan menjadi dilema bagi para ibu-ibu rumah tangga. Namun, kehadiran sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif 104 membawa solusi inovatif. Melalui program JELANG -- Jelantah Jadi Terang, para mahasiswa ini berhasil membuktikan bahwa limbah bisa diubah menjadi produk bernilai ekonomi.
Program ini berawal dari kepedulian tim KKN terhadap banyaknya limbah minyak jelantah yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat desa. Tim KKN melihat ini sebagai peluang untuk tidak hanya mengurangi penumpukan limbah, tetapi juga memberikan keterampilan baru kepada warga. Setelah melalui serangkaian riset dan percobaan, para mahasiswa KKN Kolaboratif 104 mengembangkan metode sederhana untuk mengolah minyak jelantah menjadi bahan baku lilin.Â
Pelaksanaan program ini diawali dengan mengumpulkan minyak jelantah dari warga. Minyak yang terkumpul kemudian dimurnikan melalui beberapa tahapan untuk menghilangkan kotoran dan bau. Sebagai sentuhan khas dari desa ini yang merupakan penghasil jeruk, para mahasiswa KKN Kolaboratif memanfaatkan kulit jeruk yang direndam dalam minyak jelantah untuk menghilangkan bau tak sedap. Setelah bersih, minyak jelantah dicampur dengan bahan lain seperti parafin dan esens aromaterapi pilihan, lalu dicetak menjadi lilin dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Antusiasme warga sangat tinggi saat mengikuti pelatihan yang diadakan oleh tim KKN. Mereka diajarkan setiap langkah, mulai dari proses pembersihan minyak hingga teknik pewarnaan dan pemberian aroma pada lilin. Ibu Kasih, salah satu kader lingkungan dan peserta pelatihan, mengungkapkan, "Kami tidak menyangka minyak bekas bisa jadi barang secantik ini. dari minyak jelantah yang tadinya mau dibuang, kini bisa jadi lilin yang harum dan indah. Kami jadi lebih peduli dengan sampah di sekitar."
Keberhasilan program JELANG ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menciptakan solusi kreatif dan berkelanjutan untuk masalah sehari-hari. Inovasi KKN ini menjadi bukti nyata bahwa dengan sentuhan kreativitas, limbah yang selama ini dianggap tak berguna bisa disulap menjadi sesuatu yang indah dan bermanfaat. Semoga semangat ini terus menginspirasi desa-desa lain untuk berani berinovasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI