Mungkin ketika disebut nama Kota Lumajang, yang orang bayangkan hanya seputar Gunung Semeru dan ke eksotisan wisata alam lain yang ada di sini. Dikenal dengan banyaknya destinasi alam yang memanjakan, yang keindahannya tak hanya diakui oleh orang dalam negeri saja. Bahkan, kerap kali wisata alam di Lumajang didatangi oleh turis-turis mancanegara.
Dibalik keindahan alam yang dimiliki, Lumajang juga menjadi salah satu penghasil pasir besi terbesar di Indonesia. Nama Lumajang akhir-akhir ini juga banyak bertebaran di media, mengabarkan Erupsi Semeru yang memang berada di Lumajang itu sendiri. Kembali membahas sumber kekayaan alam Lumajang, pasir besi. Tepatnya di daerah pantai selatan yang menjadi tempat utama, terbentang seluas 60.000 hektar.
Pasir yang berwarna abu-abu gelap cenderung kehitaman ini memiliki kualitas jauh lebih bagus daripada pasir pada umumnya, sebab didalam nya terdapat kandungan besi (Fe). Jika digunakan untuk membuat suatu bangunan akan lebih kokoh dibandingkan dengan menggunakan pasir lain. Dan juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen. Hal ini menjadikan permintaan pemasaran pasir besi di Lumajang terus meningkat. Dan menjadikan banyaknya investor berdatangan ke Lumajang untuk berinvestasi setelah terjadinya erupsi Gunung Semeru yang kedua kalinya ini, sebab muntahan material vulkanik gunung semeru menjadikan pasir besi semakin melimpah ruah di Lumajang.
Tak heran, jika setiap harinya jalanan Kota Lumajang di penuhi mobil truk besar pengangkut pasir. Baik malam atau siang harinya pun. Namun belakangan ini, truk tidak diperbolehkan melintas di pagi hari mulai jam 06.00 WIB sampai jam 08.00 WIB. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kemacetan dipagi hari, dan memberi akses untuk orang-orang yang akan berangkat bekerja serta ke sekolah, yang umumnya berangkat di pagi hari. Â Â
Untuk cara melestarikannya sendiri bisa dengan melakukan penghijauan dengan menanami mangrove atau pohon bakau di pantai dan juga tidak merusak area penambangan pasir besi. Serta tidak melakukan penambangan liar yang akan merugikan warga sekitar jika terjadi bencana alam. Â