Mohon tunggu...
putri alycia
putri alycia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Malang

Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jadikan Tumbuh Kembang Anak sebagai Momen Berharga Keluarga

1 Desember 2022   15:30 Diperbarui: 1 Desember 2022   15:31 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pasangan yang baru saja di hadiahkan seorang anak sangat membutuhkan ilmu tentang bagaiaman cara untuk membesarkan anak-anak mereka dengan tepat, orangtua perlu memperhatikna segala aspek tentang anak-anak mereka, seperti perkembangan fisiknya dengan memberikan gizi yang seimbang agar anak tidak mudah sakit, dan tentu saja dari aspek kognitifnya atau psikologinya. Pada pembahasan kali ini kita akan sama- sama belajar mengenai perkembangan kognitif anak usia dini dan bagaiamana metode pembelajaran yang tepat untuk mereka. Karena sebagai Orang tua kita harus memperhatikan segala aspek tersebut agar anak mendapatkan pola asuh yang sesuai dan tepat agar anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik pula.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai perkembangan seorang anak, alangkah baiknya kita cari tahu terlebih dahulu apa sebenarnya kognitif itu? Istilah cognitive berasal dari kara cognition yang padanannya knowing,berarti mengetahu. Dalam arti yang luas, cogtinion ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan (Neiser dalam Jahja,2013). Kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami sesuatu. Memahami berarti mampu menegaskan diri sendiri, sifat, makna atau pengetahuan tentang sesuatu dan memiliki gambaran jelas tentang itu. Perkembangan kognitif itu sendiri menunjukkan kemampuan anak untuk memahami sesuatu. Yusuf (2005:10) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif ialah kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah, berkembangnya kemampuan kognitif ini akan mempermudah anak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga ia dapat berfungsi secara wajar dalam kehidupan masyarakat sehari- hari.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa anak usia dini yakni anak yang baru di lahirkan sampai usia enam tahun adalah usia saat dimana pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Montessori dalam Hainstock (1999) pada masa ini merupakan masa sensitive (sensitive periods) seorang anak, pada saat ini anak akan lebih mudah mendapatkan stimulus- stimulus pada lingkungannya. Setelah itu anak akan siap melakukan berbagai kegiatan agar dapat memahami dan menguasai lingkungannya. Berikutnya Montessori mengungkapkan bahwa masa keemas an adalah saat anak mulai peka untuk menerima implus yang berbeda dan kegiatan Pendidikan yang berbeda dari lingkungan, baik sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini dalam waktu yang sensitive pematangan fungsi fisik dan mental bagi ana-anak untuk merespon dan melakukan semua tugas pengembangan yang diterapkan tercermin dalam pola perilaku sehari- hari.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif masa kanak-kanak adalah kemampuan berpikir pada masa kanak- kanak pemahaman terhadap lingkungan sekitar untuk menambah pengetahuan anak. Artinya dengan kemampuan berpikir ini, anak dapat bereksplorasi diri sendir, orang lain, hewan dan tumbuhan, dan berbagai objek di sekitar mereka sehingga mereka bisa mendapatkan variasi pengetahuan ini.

Kita pasti pernah memikirkan kenapa bisa karakteristik tiap individu dapat berbeda- beda? Ternyata yang menyebabkan karakteristik tiap anak berbeda-beda adalah secara hereditas (sejak dalam kandungan) anak telah memiliki potensi- potensi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam perkembangan berfikir mereka. Yang mana potensi tersebut berkembang atau tidak sangat tergantung pada lingkungan. Artinya, jika anak memiliki kemampuan berpikir secara normal, diatas normal atau di bawah normal tergantung pada lingkungan, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah tempat anak berada untuk hidup dan tumbu. Orang berbeda dalam banyak aspek, seperti bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, keadaan, keterampilan social termasuk kecerdasan. (Asrori, 2003).

Perbadaan- perbedaan ini akan terlihat jika diamati dalam proses pembelajaran di kelas, artinya ada siswa yang cepat dalam penalaran atau pemahaman sesuatu, dan diantara mereka juga ada orang yang lamban di dalam proses berpikirnya. Begitu juga dalam bentuk perilaku yaitu ada beberapa anak yang berperilaku baik dan ada juga anak yang berperilaku kurang baik. Perbedaan individu dalam sorotan perkembangan intelektual untuk perbedaan dalam kapasitas dan kecepatan belajara, di mana hal ini akan tercermin dari sifat atau kepribadian yang mereka kuasai seperti kompetensi, keterampilan dan sikap serta kebiasaan belajar, kualitas proses dan hasil belajar dalam ranah kognitif.

Mengenai penerapan perkembangan kognitif pada anak Sejak usia dini, pendidik dapat mengatur program kegiatan yang menyenangkan sambil belajar untuk anak kecil dengan metode dari tingkat prasekolah. Metode itu sendiri masuk akal bagian dari strategi bisnis. Semua guru prasekolah menggunakan metode ini sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Sebagai cara untuk mencapai Tujuannya tidak selalu agar metode tersebut bekerja secara optimal. Jadi Oleh karena itu, memilih metode apa pun, guru prasekolah harus memiliki alasan yang kuat dan perlu memperhatikan ciri-ciri cita-cita dan ciri-ciri anak siapa yang membangunnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun