Depresi dan gangguan suasana hati berhubungan dengan masalah kesehatan terbesar di dunia. Depresi adalah suatu kondisi seseorang merasa sedih, kecewa saat mengalami suatu perubahan, kehilangan, kegagalan dan menjadi patologis ketika tidak mampu beradaptasi. Depresi merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang secara afektif, fisiologis, kognitif, dan perilaku sehingga mengubah pola respon yang biasa dilakukan.
Depresi seringkali tidak disadari oleh penderita maupun orang-orang disekitarnya. Depresi sering dianggap remeh dan bahkan banyak orang yang menganggap bahwa gangguan depresi adalah masalah yang berkaitan dengan keimanan seseorang, dan tidak dianggap sebagai gangguan psikologis yang memerlukan pertolongan professional, seperti psikiater atau psikolog.
Dalam Islam, kesedihan bukanlah sesuatu hal yang di pandang rendah atau di kesampingkan. Bahkan Nabi Muhammad SAW. pernah merasakan sedih. Ada satu ketika, Nabi tidak di datangi wahyu selama berbulan-bulan dan Nabi telah di ejek oleh kaum Quraisy, yang mengatakan "Tuhanmu telah meninggalkan mu" dan lain hal sebagainya. Apabila Nabi berada dalam keadaan sedih, maka ini adalah indikator pertama bahwa sedih bukan lah suatu hal yang harus kita sembunyikan dalam agama Islam.
Setelah Nabi berada dalam keadaan sedih selama beberapa bulan, Allah turunkan kepada Nabi surat Ad-Dhuha. Yang mana surat ini adalah surat yang berhubungan dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang turun kepada Nabi untuk dijadikan panduan kepada umat Islam. Dan ada satu tujuan khusus lain dari surat Ad-Dhuha ini diturunkan, yaitu untuk membujuk Nabi Muhammad SAW. yang mana dalam ayat ke tiga "ma wadda'aka rabbuka wa ma qala" artinya Allah tidak pernah meninggalkan Nabi Muhammad, bahkan Allah juga tidak membenci Nabi Muhammad sekalipun orang-orang musyrik mengejek dan mengatakan bahwa Allah telah meninggalkannya.
Ayat selanjutnya yang berbunyi "wa lal-akhiratu khairul laka minal-ula" yang artinya hari kemudian yang akan kau lalui itu akan lebih baik bagimu daripada permulaan. Yang mana sepanjang perjalanan Nabi Muhammad di hina dan di keji, Nabi Muhammad akan tetap baik karena pada akhirnya Nabi Muhammad akan kembali kepada Allah SWT.
Pelajaran yang dapat diambil dari surat Ad-Dhuha ini adalah, bahwa masalah kesedihan dan depresi ini bukanlah suatu hal yang harus di sembunyikan dan tidak di pandang dalam agama Islam. Sebaliknya, Allah lah yang membujuk Nabi Muhammad SAW. yang pada saat itu berada dalam keadaan sedih.
Jadi, kita sebagai manusia sudah sepatutnya berusaha untuk mengendalikan perasaan depresi. Salah satunya adalah dengan pergi ke pakar professional terkait gangguan kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Kita tidak boleh self diagnose, karena kita tidak mempunya hak untuk menilai keadaan kesehatan mental diri kita sendiri. Kemudian, berdzikir dan mengingat Allah SWT. juga dapat mengendalikan perasaan depresi.
Allah menyebutkan dalam Al-Qur'an:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
Bila kita berdzikir dan mengingat Allah, kemudian kita memperhatikan alam sekitar. Kita akan mendapat kesimpulan kecil, bahwa semua benda yang berlaku di dunia ini ada sebab dan ada keindahannya masing-masing. Begitu juga dengan kesedihan, mungkin dengan kesedihan yang kita hadapi ada satu hikmah tersendiri untuk diri kita, yaitu supaya diri kita menjadi pribadi yang lebih kuat, dan lebih dewasa lagi.