Mohon tunggu...
Putri Ardiyanti
Putri Ardiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa baru yang mencoba membiasakan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konsumsi Budaya ala Anak Muda di Blok M : Dari Gaya Pakaian Sampai Kuliner, Ekspresi Identitas Tanpa Batas

4 Juli 2025   04:30 Diperbarui: 4 Juli 2025   04:22 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nama : Putri Ardiyanti

NIM : 1405623022

Blok M, sebuah kawasan yang terletak di Jakarta Selatan, sejak lama dikenal sebagai pusat aktivitas anak muda yang dinamis dan penuh warna. Kawasan ini tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga menjadi ruang ekspresi budaya yang kaya, di mana berbagai gaya hidup dan tren berkembang pesat. Seiring dengan revitalisasi yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, Blok M kini tampil dengan wajah baru yang semakin menarik minat generasi muda untuk berkunjung dan mengekspresikan diri melalui berbagai bentuk konsumsi budaya, mulai dari gaya berpakaian hingga kuliner khas yang beragam. Fenomena ini menunjukkan bagaimana ruang publik urban dapat menjadi arena penting dalam pembentukan identitas sosial anak muda.

Perubahan wajah Blok M yang kini dikenal sebagai Blok M Hub dan Blok M Square juga membawa pengaruh besar terhadap pola konsumsi budaya anak muda. Tempat ini tidak hanya menawarkan berbagai pilihan fashion dan kuliner, tetapi juga menjadi tempat berlangsungnya berbagai acara seni dan budaya yang melibatkan komunitas pemuda. Hal ini memperlihatkan bagaimana konsumsi budaya tidak hanya berfungsi sebagai kebutuhan ekonomi, tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan identitas dan membangun solidaritas sosial.

Konsumsi budaya yang dilakukan anak muda di Blok M merupakan refleksi dari proses sosial yang kompleks. Mereka tidak sekadar mengadopsi tren, tetapi juga mengadaptasi dan memodifikasi gaya hidup tersebut sesuai dengan konteks sosial dan budaya mereka. Misalnya, perpaduan antara fashion modern dengan sentuhan budaya lokal, maupun kuliner yang menggabungkan cita rasa tradisional dan internasional, menjadi wujud nyata dari ekspresi identitas yang dinamis dan inklusif. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana konsumsi budaya berperan dalam pembentukan identitas sosial anak muda di kawasan urban seperti Blok M.

Selain itu, Blok M juga menjadi simbol penting dalam sejarah budaya Jakarta. Sejak era 80-an dan 90-an, kawasan ini sudah menjadi pusat budaya pop dan gaya hidup anak muda yang memengaruhi perkembangan tren di ibu kota. Revitalisasi kawasan ini tidak hanya mempertahankan nilai historisnya, tetapi juga memberikan ruang baru bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri secara bebas dan kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa Blok M berfungsi sebagai ruang sosial yang terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Kehadiran berbagai komunitas dan subkultur di Blok M juga memperkaya dinamika sosial di kawasan ini. Anak muda dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya berkumpul dan berinteraksi, menciptakan pluralitas yang menjadi ciri khas kawasan urban modern. Dalam konteks ini, konsumsi budaya menjadi medium penting bagi mereka untuk menegaskan identitas kelompok sekaligus membangun jembatan sosial antar komunitas yang berbeda.

Namun, di balik keragaman dan kebebasan berekspresi tersebut, terdapat tantangan yang tidak kalah penting, seperti tekanan sosial untuk mengikuti tren tertentu dan risiko komodifikasi budaya. Anak muda sering kali dihadapkan pada dilema antara mempertahankan keaslian identitas dan menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar dan budaya populer yang terus berubah. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang konsumsi budaya dan identitas anak muda di Blok M sangat penting untuk mengantisipasi dampak sosial yang mungkin timbul.

Fenomena konsumsi budaya anak muda di Blok M juga relevan untuk dikaji dari perspektif pendidikan dan pembentukan karakter. Bagaimana konsumsi budaya ini dapat menjadi sarana pembelajaran sosial dan pengembangan kreativitas, sekaligus menjadi tantangan dalam membentuk identitas yang sehat dan positif, menjadi isu yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama pendidik dan pembuat kebijakan.

Dengan latar belakang tersebut, esai ini akan mengkaji fenomena konsumsi budaya anak muda di Blok M dengan pendekatan teori konsumsi sosiologis Pierre Bourdieu, yang menekankan hubungan antara konsumsi budaya, identitas sosial, dan struktur sosial. Selanjutnya, esai ini akan merefleksikan implikasi fenomena tersebut dalam konteks pendidikan dan pembentukan karakter anak muda.

Pierre Bourdieu, seorang sosiolog Prancis, menawarkan kerangka analisis yang sangat relevan untuk memahami fenomena konsumsi budaya dan identitas sosial anak muda di Blok M. Dalam karyanya, Bourdieu menekankan konsep habitus, modal budaya, dan lapangan sebagai kunci untuk memahami bagaimana individu dan kelompok menempatkan diri dalam struktur sosial melalui praktik konsumsi budaya (Bourdieu, 1984).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun