Mohon tunggu...
putri
putri Mohon Tunggu... -

Awal dari ilmu pengetahuan adalah Membaca dan diabadikan dalam bentuk Tulisan. orang pintar dan sukses karena sering membaca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guruku Hebat

19 Maret 2018   14:47 Diperbarui: 19 Maret 2018   15:02 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: thepicta.com)

Berawal dari sebuah kisah seorang anak yang dyslexia atau kesulitan membaca dan menulis. Anak tersebut bernama "IHSAN". Ihsan adalah  anak yang tidak bisa membaca dan menulis secara benar. tulisannya selalu terbalik, baik dalam hal angka maupun huruf hingga dia sudah 2 tahun berada dikelas 3 SD. Banyak guru yang bilang bahwa ihsan adalah anak yang sangat nakal, meskipun begitu ia sangat pintear dalam hal melukis.

Hingga ia pernah tidak mengikuti sekolah karena merasa depresi, tidak ada yang mau berteman dengannya. Malah, ia selalu diejek oleh semua teman kelasnya.  tapi dia  jujur apa adanya. Dia sering diberi hukuman oleh para guru kelasnya, hampir semua mata pelajaran tidak bisa dia lakukan. Nilainya jelek, dan orang tuanya sering dipanggil disekolah. Karena, orang tua merasa malu tentang sikap anaknya, mulailah dia di pindahkan kesekolah baru yang mempunyai asmara, dengan harapan dia akan menjadi anak yang baik.

Ihsan merasa sedih, karena untuk pertama kalinya dia jauh dari orang tuanya.

Hari pertama masuk disekolah baru, ia sering melamun. Semua mata pelajaran yang diajarkan, masih belum di pahami. Tetap saja, ihsan selalu di marahi dan dihukum oleh semua guru kelas. Dia merasa ketakutan, bingung, kecewa, sedih, sampai dia kemudian memutuskan untuk tidak berbicara apapun kepada semua orang termasuk keluarganya. Kejadian ini terus berlanjut hampir 1 bulan, ihsan selalu murung dan tidak ingin untuk berbicara.

Pada akhirnya, datanglah seorang guru baru yang mengajarkan tentang kesenian, terutama dalam bidang melukis. Guru tersebut berbeda dengan guru mata pelajaran yang lain. Beliau mampu menarik perhatian semua anak dalam 1 kelas untuk belajar melukis, meskipun dalam kelasnnya tidak semua anak bisa melukis, guru ini sangat menyenangkan, ceria, dan semangat.

Tapi, sang tersebut melihat seorang anak yang idak mau melukis sama sekai, ia tetap saja diam da tidak berkata apapun. Sang guru akhirnya penasaran, kenapa anak ia tidak pernah mau untuk  berbicara. Gurupun menyelidiki, bertanya kepada teman sebangku ihsan, dan semua guru yang pernah mengajar dikelasnya.

Hampir semua jawaban dari semua guru yang menjawab bahwa ihsan itu anak yang  bodoh, dan malas. Mereka langsung memfonis ihsan begitu saja, tanpa adanya penyelidikan. Guru baru ini, berkata "tidak ada anak yang bodoh, mereka mempunyai bakat yang berbeda-beda, dan tidak akan pernah sama antara satu orang dengan orang lain. Masa peka anak itu tidak sama, ada yang lambat dan ada juga yang cepat. Setiapa anak juga mempunyai kecakapan yang unik. Tapi bakat seseorag jika dir

Mulailah guru baru ini menyelidiki ihsan. Ia mencari akar permasalahannya, beliau mencari buku tulis ihsan dan melihat tulisan-tulisannya. Nilai ihsan memang selalu rendah, peyebabnya karena ia sering menulis angka dan huruf dengan terbalilk. Guru baru pun akhirnya pergi kerumah ihsan untuk mengetahui tentang kepribadian ihsan  yang sebenarnya. Tapi itu semua tidak ada jawaban yang tepat menurut sang guru.

Orang tua Ihsan  terutama ayah ihsan sendiri pun tidak tahu bahwa ihsan ini mempunyai bakat yang alami, bukan dalam bidang pelajaran secara umum tapi dalam bidang kesenian. Guru baru menjelaskan penyebab ihsan tidak bisa naik kelas, hal itu karena ihsan memiliki masalah dalam hal membaca dan menulis (dyslexia).

Ayah  ihsan menganggap ihsan anak yang bodoh, yang tidak bisa unggul dalam bidang pelajaran. Sang guru meyakini hal itu kepada ayah ihsan bahwa ia mampu merubah ihsan menjadi anak yang paham tentang konsep membaca dan menullis.

Setelah dijelaskan oleh sang guru tersebut, ayah ihsan baru mengerti dan menyerahkan ihsan kepada sang guru. Ihsan sebenarnya anak yang begitu ceria, ketika dia masih berada di TK. Tapi kecerian dia memudar saat dia memasuki sekolah dasar. Hal itu dikarenakan dia sering dihukum oleh gurunya, dan diejeki sama teman-temannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun