Mohon tunggu...
Putra Wiwoho
Putra Wiwoho Mohon Tunggu... -

Pengamat sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

TNI Siap Selamatkan Sandera

17 September 2015   11:51 Diperbarui: 17 September 2015   12:19 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bumi Cenderawasih, Papua kembali menjadi sorotan masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia, dimana pada tanggal 9 September 2015, kelompok separatis bersenjata, OPM melakukan penembakan dan penyanderaan di Kampung Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Kerom. Penyerangan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata tersebut mengakibatkan tewasnya satu orang masyarakat yang berprofesi sebagai penebang kayu serta melakukan penyanderaan terhadap dua orang lainnya. Kondisi tersebut membuat jajaran TNI AD dalam hal ini Kodam XVII/Cenderawasih bergerak cepat melakukan penjejakan, dan berhasil mengidentifikasi pelaku adalah kelompok pimpinan Jefri Pegawak, serta berhasil mendapatkan lokasi penyanderaan yang berada di Skosio wilayah PNG.

Mencermati kondisi tersebut, pemerintah Indonesia serta aparat keamanan TNI / Polri di wilayah Papua tidak tinggal diam, pemerintah sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah PNG untuk mengadakan negosiasi dengan pihak penyandera, dalam hal ini Indonesia hanya bisa menunggu hasil negosiasi tersebut. TNI AD, sambil menantikan langkah yang diambil oleh pemerintah serta tentara PNG, siap mendukung pembebasan sandera dengan menyiapkan pasukan TNI AD yang berada di perbatasan, untuk mengahadapi penyandera apabila berusaha menyeberang ke wilayah NKRI sebagai dampak dari operasi yang dilaksanakan oleh PNG. Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam wawancara dengan media masa pada hari selasa tanggal 15 September 2015 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta,menyatakan “TNI 24 jam siap, Diperintahkan sekarang, kami siap”.

Menurut penulis, pernyataan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang juga mantan Kepala staf Angkatan Darat tersebut bukan hanya sekedar ungkapan untuk menyenangkan masyarakat, bukan untuk memberikan harapan tanpa adanya dukungan kekuatan yang nyata. Pernyataan tersebut merupakan kondisi nyata di lapangan yang menunjukkan bahwa tentara kita, di manapun berada selalu siap 24 jam digerakkan dalam kondisi serta tugas apapun. Kondisi ini sangat nyata di depan mata penulis yang saat tinggal di dekat lingkungan asrama militer, dimana pada saat itu terjadi kebakaran hutan di kota Luwuk, sebuah kota kecil di Sulawesi Tengah, untuk mengatasi agar tidak merembet ke daerah lainnya, pada saat itu tentara dikerahkan, hanya dengan bunyi lonceng yang dipukul beberapa kali, dalam waktu singkat tentara tersebut sudah berkumpul dan siap digerakkan.

Selain kesiap siagaan tentara kita yang bisa dibanggakan dan selalu siap untuk melaksanakan tugas apapun yang diberikan, TNI ternyata juga memiliki satuan-satuan yang mempunyai kemampuan khusus dalam masalah pembebasan sandera.  TNI memiliki Kopassus, Denjaka serta Denbrafo, Kopassus atau Komando Pasukan Khusus merupakan bagian dari komando utama tempur TNI Angkatan Darat yang memiliki kemampuan antiteror serta memiliki pengalaman dalam pembebasan sandera baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Denjaka atau Detasemen Jala Mangkara merupakan satuan anti teror TNI Angkatan Laut, serta Denbravo Paskhas merupakan pasukan elit TNI Angkatan Udara yang juga selalu siap untuk digerakkan.

Pengalaman Bebaskan Sandera.

Dalam sejarah pengabdian TNI AD, sudah banyak yang dilakukan oleh satuan-satuan TNI AD dalam membantu serta melindungi warga negara Indonesia, dalam masalah ini TNI AD memiliki Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang mampu menangani tugas tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G 30 S/PKI serta masih banyak tugas lainnya yang menorehkan keberhasilan. Dalam masalah pembebasan sandera Kopassus juga memiliki peranan penting dalam keberhasilan pembebasan sandera, diantaranya melalu operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), operasi pembebasan sandera Mapeduma, serta operasi pembebasan sandera Somalia.

Untuk memperkuat keyakinan para pembaca akan kemampuan tentara-tentara kita dalam membebaskan sandera, penulis akan paparkan secara garis besar operasi pembebasan sandera yang pernah dilakukan oleh Komando Pasukan Khusus Angkatan darat yang menuai pujian dari dunia internasional. Yang pertama adalah peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla dengan nomer penerbangan 206  rute jakarta-medan ini, terjadi selama empat hari dan menjadi peristiwa terorisme bermotif “jihad” pertama yang menimpa Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada hari Sabtu, tanggal 28 Maret 1981 oleh lima orang teroris yang dipimpin oleh Imran bin Muhammad Zein yang mengidentifikasikan diri sebagai anggota kelompok Islam ekstrimis “Komando Jihad”. Drama pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Mueng Bangkok tersebut, dapat diakhiri pada tanggal 31 Maret 1981 melalui serbuan kilat yang dilakukan oleh Grup-1 Para-Komando yang dipimpin Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan.

Peristiwa pembebasan sandera lainnya yang juga mengharumkan nama bangsa di dunia internasional adalah operasi pembebasan sandera Mapeduma, operasi ini diawali mulai tanggal 8 Januari 1996, dengan disanderanya 26 anggota Tim Ekspedisi  Lorentz 95 oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka yang dipimpin oleh Kelly Kwalik.  Sebelum operasi militer digelar, yang sangat membanggakan disini TNI pada saat itu masih ABRI menempuh jalan persuasif, untuk membujuk Kelly Kwalik melepaskan sandera, dengan melibatkan rohaniawan dan Komite Palang Merah Internasional( ICRC ) menjadi mediator, negasiasi tersebut dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Setelah para Rohaniawan dan Komite Palang Merah Internasional ( ICRC ) merasa tidak mampu lagi untuk menjadi mediator, baru operasi militer dijalankan pada tanggal 9 Mei 1996 pasukan dibawah pimpinan Brigjen TNI Prabowo Subianto melakukan penyerbuan dan berhasil membebaskan sandera. Dari pengalaman yang pernah dijalani oleh pasukan khusus kita tersebut, penulis berkeyakinan bahwa Indonesia selalu mampu menghadapi permasalahan penyanderaan.

Hidup TNI ! (Jokondo-kondo)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun