Mohon tunggu...
Putra Sanjaya
Putra Sanjaya Mohon Tunggu... Seniman - 1900030371

UAD

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengalaman sebagai Konten Kreator

11 Juli 2021   21:48 Diperbarui: 11 Juli 2021   21:56 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hai perkenalkan nama saya Putra Sanjaya, saya merupakan seorang mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang akan membagikan sebuah tulisan yang saya buat yaitu mengenai pengalaman saya sebagai konten kreator. Semoga semua yang membaca tulisan tentang pengalaman saya sebagai konten krator ini dalam keadaan sehat baik jasmani dan rohaninya, serta semoga selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya kita mengenal dulu apa itu seorang konten kreator. Konten kreator merupakan sebutan bagi individu yang membuat dan melahirkan berbagai konten baik berupa tulisan, gambar, video, suara, maupun gabungan dari beberapa materi tersebut. Konten -- konten yang telah dibuat oleh para konten kreator itu biasanya dimuat ke dalam platform digital seperti Instagram, YouTube, Snapchat, dan sebagainya. Biasanya konten kreator banyak dibutuhkan di industri kreatif, tapi tidak sedikit pula yang bekerja secara individu atau perseorangan.

Pertumbuhan media konvensional ke digital yang kian pesat, berbanding lurus dengan perkembangan para konten kreator di tanah air. Di era millenial ini, masyarakat semakin mudah dalam berkarya dan mengekspresikan karyanya ke berbagai platform media yang dikenal sebagai konten kreator. Keberadaan profesi konten kreator tidak lepas dari kemajuan teknologi apalagi dengan semakin terbukanya akses informasi, maka semakin luas kesempatan bagi seseorang untuk jadi seorang kontent kreator. Konten atau topik yang dipilih oleh para konten kreator juga sangat beragam, mulai dari fashion, kuliner, hingga daily vlog. Seorang konten kreator dituntut untuk punya ide -- ide orisinil agar bisa menghasilkan materi baru yang berbeda tapi tetap bisa diterima dan laku di masyarakat. Konten -- konten yang dibuat pun diharapkan menjadi trend-setter. Selain itu, jika ingin menjadi seorang konten kreator yang handal dibutuhkan keterampilan dan kreativitas yang tinggi dalam hal menulis, mengambil foto, merekam gambar, penyuntingan, melakukan analisis, keterampilan berkomunikasi, hingga penguasaan bahasa asing yang baik.

Peran dan tanggung jawab dari seorang konten kreator adalah membuat konten yang orisinal dan menarik kemudian dipublikasikan di berbagai media sosial, menciptakan konten yang bermakna bagi penikmatnya, berusaha untuk memenuhi tujuan yang disepakati dari sebuah konten (tujuan promosi, edukasi, menghibur atau memberi informasi), dan menciptakan pesan persuasif terutama jika bekerjasama dengan pengiklan,

Konten kreator di Indonesia berkembang semakin pesat, didukung dengan naiknya jumlah pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun. Berdasarkan riset yang dilakukan Hootsuite dan We Are Social per Januari 2021, tercatat 98,5 persen dari 181,9 juta populasi memilih beraktivitas di YouTube dengan menonton video online atau streaming. Artinya, 179,1 juta orang di Indonesia telah memanfaatkan internet untuk menonton video online. Selain itu, 74,3 persen dari total populasi atau 135,1 juta orang telah menghabiskan waktunya di internet untuk menonton vlog atau video blog. Posisi dua ditempati oleh WhatsApp dengan persentase 87,7 persen atau 159,5 juta orang. Kemudian di bawahnya ada Instagram dengan jumlah pengguna mencapai 86,6 persen atau 157,5 juta orang. Lalu di belakangnya ada Facebook dengan persentase 85,5 persen atau 155,5 juta orang. Sementara posisi lima ditempati media sosial Twitter dengan raihan 63,6 persen atau 115,6 juta pengguna.

Nah berikut adalah hal yang perlu diketahui agar menjadi seorang konten kreator yang baik:

  • Konten yang dibuat haruslah bermanfaat untuk banyak orang. Perlu niat, mulai dari alat yang mumpuni, target yang jelas, dan juga fokus untuk sosial.
  • Jangan membuat konten yang kontroversial. Konten yang dibuat sebaiknya sifatnya memperkaya wawasan, tapi bisa juga sesuatu yang menghibur para penikmatnya.
  • Harus fokus dalam mengembangkan bakat sebagai konten kreator karena konten kreator yang bekerja secara independen dan memiliki banyak pengikut (followers atau subscribers) seringkali disebut juga sebagai influencer dan jasa mereka kerap digunakan untuk promosi di berbagai platform.

Setelah mengetahui apa itu konten kreator, maka izinkan saya sedikit menceritakan pengalaman saya sebagai konten kreator untuk media sosial pribadi saya, yaitu Instagram dan YouTube. Saya memiliki hobi bersepeda motor tua dan menggambar graffiti dengan komunitas. Tak jarang saya mengabadikan setiap event yang saya ikuti kemudian mengunggahnya di media sosial. Sebagai contoh, saya sedang melakukan kegiatan bersama komunitas motor tua yaitu silaturahmi dengan sesama anggota komunitas atau kegiatan terakhir yang kami lakukan adalah melakukan bakti sosial di salah satu pesantren di daerah tempat tinggal saya, kemudian tak lupa selama kegiatan itu berlangsung saya mengabadikan setiap momen ke dalam sebuah foto atau video dengan sedikit suntingan dan mengunggahnya ke media sosial Instagram milik komunitas dengan tujuan untuk menghibur atau memberi informasi kepada publik.

Saya juga aktif bersama komunitas graffiti. Jika ada waktu luang, saya dan anggota yang lain menyempatkan diri untuk menyalurkan bakat menggambar yang kami miliki. Tidak lupa juga untuk selalu mengabadikan setiap momen yang saya lakukan. Saya selalu mengunggah foto atau video dari kegiatan menggambar bersama komunitas ke platform media sosial pribadi saya, yaitu di YouTube (Putra Sanjaya) dan Instagram (@putraasanjaya__). Sama seperti sebelumnya, tujuan saya mengunggah konten itu adalah hanya untuk menghibur dan berbagi informasi semata.

Potensi positif dari media sosial yang saya gunakan untuk membagikan konten-konten saya yaitu:

  • Melalui Instagram dan YouTube, saya tidak hanya bisa membagikan foto atau video tentang kegiatan saya saja, namun saya juga bisa menjalankan bisnis dan Instagram/YouTube bisa digunakan sebagai media untuk mengiklankan produk dari bisnis yang saya jalani.
  • Saya dapat bertemu dengan teman-teman sesama konten kreator yang berada di luar kota bahkan di luar negeri untuk saling bertukar ide atau informasi.
  • Saya juga sering menggunakan Instagram dan YouTube sebagai wadah untuk memperkenalkan skill yang dimiliki oleh saya, seperti menggambar graffiti.

Namun, pada 2017 lalu Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat bahwa ada 13.829 konten negatif berupa ujaran kebencian, 6.973 berita bohong, dan 13.120 konten pornografi yang tersebar di media sosial. Saat ini sudah saatnya generasi muda Indonesia menjadi produsen konten positif di media sosial. Pasalnya, menurut saya Indonesia benar-benar mengalami krisis konten positif. Terdapat banyak kekurangan yang membuat konten negatif dengan mudahnya tersebar. Misalnya seperti:

  • Munculnya konten negatif seperti ujaran kebencian terhadap ras, suku, dan agama yang dapat membuat generasi muda menjadi intoleran.
  • Menguatnya isu SARA belakangan ini, seperti pribumi dan non-pribumi, mendorong cara pandang yang negatif terhadap perbedaan.
  • Lemahnya literasi digital, sebagian besar masyarakat saat ini cenderung memercayai segala informasi yang beredar di internet tanpa melakukan klarifikasi. Menurut hasil survei CIGI-Ipsos 2016, sebanyak 65 persen dari 132 juta pengguna internet di Indonesia percaya dengan kebenaran informasi di dunia maya tanpa cek dan ricek.

Maka dari itu, kekurangan tersebut harus diperbaiki agar produksi konten di Indonesia menjadi lebih sehat. Cara untuk memperbaikinya yaitu dengan selalu mendorong generasi muda untuk memproduksi dan membagikan konten positif secara online, memperkuat opini dan narasi alternatif oleh generasi muda dalam melawan ujaran kebencian, menjadikan tren sehingga anak muda akan lebih tertarik untuk memproduksi konten positifnya sendiri, mengadakan pelatihan untuk memberdayakan generasi muda lewat kreasi video positif yang mengandung nilai toleransi dan keberagaman.

Sekian tulisan yang dapat saya buat dan bagikan, saya harap tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun