Buku bukan sekadar lembaran kertas, tapi bahan bakar pikiran. Kalau pejabat kita rajin membaca, mungkin jalanan tak akan cepat rusak, dan kebijakan tak akan sekadar wacana.
---
Di negeri ini, laporan proyek sering kali tebal, tetapi jalan yang dibangun tipis. Anggaran selalu besar, tetapi hasil di lapangan kecil. Mengapa begitu? Salah satunya karena pejabat kita lebih rajin membaca laporan keuangan ketimbang membaca buku.
Padahal, buku adalah sumber pengetahuan yang bisa membentuk pemimpin dengan visi, empati, dan akhlak.
1. Membuka Wawasan
Buku memberi perspektif luas, dari sejarah, ekonomi, hingga teknologi. Seorang pejabat yang melek buku tidak akan mudah dikelabui dengan data palsu atau wacana murahan.
2. Menumbuhkan Empati
Novel atau biografi membuat kita merasakan hidup orang lain. Bayangkan jika pejabat membaca kisah petani, buruh, atau nelayan---mereka akan lebih hati-hati dalam membuat kebijakan.
3. Menjadi Teladan Literasi