Mohon tunggu...
Dharma Putra
Dharma Putra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Sekolah Tidak Penting?

13 Oktober 2017   21:23 Diperbarui: 13 Oktober 2017   21:53 3203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu banyak kita dengar kisah seseorang yang sukses walaupun putus sekolah formal. Ada yang jadi pengusaha, ada yang jadi penemu, ada yang jadi atlet, ada yang jadi artis, bahkan ada yang jadi menteri. Apakah hal tersebut membuktikan bahwa sekolah formal adalah sesuatu yang tidak penting?

Tunggu dulu. Banyak juga kok orang sukses yang tercipta berkat pendidikan di sekolah formal. Jadi sekolah itu penting atau tidak? 

Pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan itu tidak hanya didapatkan di sekolah. Di manapun kita bisa belajar. Di rumah, di pasar, atau di jalan pun kita dapat belajar.

Pengetahuan akan kita dapatkan lewat mana saja. Sekarang ini zamannya internet. Kita tinggal ketik hal yang ingin kita ketahui di Google, maka pengetahuan yang kita inginkan akan muncul. Jadi kita tidak perlu repot-repot ke sekolah kan?

Keterampilan dapat kita dapatkan di mana saja. Tidak mungkin seorang pedagang sukses mendapat keterampilannya hanya dari pelajaran ekonomi di sekolah. Tidak mungkin seorang seniman menjadi mahir hanya karena pemgetahuan seni budaya di sekolah. Jadi apakah anda masih berpendapat bahwa sekolah itu penting?

Guru terkadang terlalu cepat menjatuhkan vonis kepada siswanya. Jika siswa kurang mahir membaca saat dikatakan bodoh. Jika siswa tidak hafal perkalian di katakan bodoh. Tahukah anda bahwa Albert Einstein dan Thomas Alva Edison kesulitan membaca saat awal masa sekolahnya? Nyatanya mereka bisa menjadi ilmuwan dunia!

Tapi apakah anak yang tidak dapat membaca otomatis akan menjadi seorang ilmuwan? Tidak juga. Albert Einstein dan Thomas Alva Edison menjadi ilmuwan terkenal karena dukungan dari orangtua mereka. 

Jadi apakah sekolah formal berguna? Tentu saja berguna. Dengan sekolah formal, anak-anak dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan sekolah formal anak-anak akan membuka wawasan anak tentang dunia luar.

Peran guru sangat diperlukan dalam pendidikan formal. Guru adalah orang yang dapat mengarahkan anak untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak. Itulah guru, penuntun dalam kegelapan. Tentu saja tuntunan yang diberikan guru sesuai dengan kecerdasan, kemanpuan, keterampilan, serta minat yang dimiliki anak.

Jika anak tidak cerdas matematika, ya sudah. Diajari boleh. Tapi tidak perlu sampai marah hanya karena nilai anak tidak sesuai harapan.

Sekarang sudah ada Ujian Kompetensi Guru (UKG). Dari UKG tersebut dapat diketahui bahwa tidak semua guru mendapat nilai UKG yang baik. Bahkan ada guru yang nilainya sangat rendah. Jadi semua orang memiliki kemampuan berbeda kan? Kalau guru saja bisa mengampuni dirinya sendiri walaupun nilai UKG-nya jelek, kenapa harus marah saat nilai ulangan anak jelek? Tidak semua orang dapat mengerjakan soal pilihan ganda.

Hidup itu pilihan. Belajar dapat dilakukan di mana saja. Kesuksesan tidak hanya dicari di sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun