Mohon tunggu...
Puteri Shania C
Puteri Shania C Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Do what you like.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Konvergensi

14 April 2021   12:52 Diperbarui: 14 April 2021   13:11 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum teman-teman sekalian, saya kembali lagi dengan membawa tulisan terbaru dengan tema Media Konvergensi, jika teman-teman belum mengetahui saya izinkan saya untuk memperkenalkan diri sekali lagi. Perkenalkan nama saya Puteri Shania C dan saat ini saya sedang menempu bangku perkuliahan Ilmu Komunikasi di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Terima kasih sudah membaca artikel saya yang sebelumnya dan sekarang saya membawa artikel baru.

Pertama-tama media konvergensi, apakah kalian tahu apa itu media konvergensi? Media konvergensi atau konvergensi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu Convergence yang mana merujuk pada dua hal atau lebih yang bertemu dan bersatu di suatu titik. Dalam konteks kali ini yaitu Media Konvergensi juga dapat diartikan dengan penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik. Contohnya adalah radio, televisi dan surat kabar yang digabungkan dalam satu media (smartphone). Perkembangan konvergensi ini tidak hanya didukung oleh perkembangan zaman namun juga bisa dalam hal bisnis, keinginan pribadi seperti berbelanja dengan mudah. Dengan demikian konvergensi tidak hanya mengubah ranah teknologi semata, namun sudah merambah kearah industri, pasar dan juga pola hidup manusia.

Saat ini orang tidak perlu bersusah-susah untuk mengantri ditempat perbelanjaan karena sekarang, cukup dengan ponsel saja kita sudah dapat mengakses aplikasi yang membantu kita untuk berbelanja dengan lebih mudah. Kita tidak perlu lagi membeli koran atau majalah karena sekarang kita dapat mengaksesnya dengan mudah melalui ponsel. Juga dapat mengirim pesan secara singkat maupun panjang kepada sanak saudara yang jauh dengan mudah. Tapi perlu digaris bawahi semakin berkembangnya zaman dan teknologi tidak serta merta kita meninggalkan media dan wadah komunikasi yang ada sebelumnya. Namun kita dapat menyandingkan keduanya untuk saling berdampingan.

Dengan munculnya media konvergensi ini membuat tidak sedikitnya beberapa penerbit seperti koran, majalah dan buku mulai memutar otak mereka agar masyarakat tetap bisa mendapatkan dan mengakses  media tersebut dengan mudah. Seperti beberapa koran yang mulai membuat website dengan informasi yang sama dengan koran, dan penulis buku yang menerbitkan e-book yang dapat diakses dengan ponsel. Dengan ini media konvergensi juga mendeorong persaingan antar penerbit dan membuat mereka  memulai inovasi baru yang dapat menarik khalayak dengan konten yang bermanfaat. 

Nah, sekarang saya akan memberikan sedikit dari pengalaman saya dalam menggunakan beberapa media konvergensi, apa potensi media konvergensi di era digital, apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki dan dikembangkan agar penggunaannya menjada lebih sehat di Indonesia. Pertama saya akan membahas beberapa media yang saya gunakan. Pertama adalah saya adalah salah satu pengguna aktif Twitter. Disana bisa dikategorikan media konvergensi yang berisi wadah berita dan juga tempat kida dapat mempromosikan apa yang kita jual. Dalam hal ini saya sara berita di media Twitter ini cukup cepat dan sangat up to date, saya tinggal mengikuti pengguna yang biasanya update akan hal yang menjadi news seperti Detik atau dengan membuka tab search untuk melihat tagar trending mana yang sedang ramai-ramainya dibicarakan warga Indonesia.

Dalam hal ini media Twitter saya rasa cukup unggul dalam hal berita, namun tidak juga menutup kemungkinan bahwa ada sisi negatifnya. Dan itu tentu saja beberapa oknum yang bejualan ini. Biasanya jika ada sebuah Tweet atau postingan yang ramai kita dapat melihat di kolom komentar banyak sekali akun-akun yang berjualan dibawahnya. Apakah bagus? Tentu saja! Namun, tidak sedikit 'lapak' jualan tersebut menutup informasi yang seharusnya penting untuk orang lain mencari tahu apa yang sedang terjadi. Tapi secara keseluruhan tetap worth it dalam memberikan informasi serta penggunanya juga banyak yang dapat berfikir dengan rasional serta dapat membedakan hoax atau tidaknya suatu berita. Potensi yang ada dalam Twitter ini juga cukup besar selain dua hal diatas juga kita dapat memiliki teman baru. Di Twitter, ada banyak sekali auto menfess yang mudah digunakan dengan mengirim pesan melalui direct message dan akan di Tweet, pengguna Twitter lain juga akan mendatangi Tweet tersebut jika mereka memiliki banyak kesamaan.

Sebenarnya kekurangan dari aplikasi ini adalah belakangan yang sering nge'bug'. Selama pandemi setahun belakangan ini, Twitter terus-terusan memakan akun yang katanya melanggar rules yang sudah di buat oleh pihak Twitter. Namun sepengalaman saya, saya juga tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh pihak Twitter namun sudah lebih dari 10 akun saya yang ditangguhkan. Saya rasa ini adalah bagian terburuknya karena perbaikan akun yang dilakukan juga tidaklah sebentar, ada yang 2 bulan bahkan bertahun-tahun. Jadi mungkin ini bisa dijadikan pertimbangan untuk meng-'upgrade' sistem dan perbaikan aplikasi yang masih suka nge'bug' ini.

Selanjutnya aplikasi yang belakangan ini ramai dengan tagar #ShopeeTindasKurir. Dari tagarnya pun kita dapat mengetahui bahwa itu merupakan sesuatu yang buruk atau negatif. Sebenarnya sebelum masalah ini terkuak orang-orang begitu ramai menggunakan aplikasi ini dengan diberikan begitu banyak gratis ongkir dan banyak juga penjual yang menggunakan shopee karena termasuk mudah. Namun ketika isu ini muncul orang-orang mulai sanksi dengan aplikasi ini. Sebenarnya pelayanan aplikasi yang diberikan cukup baik, penjual yang merespon pun juga sama baiknya. Juga ada penawaran diawal saat baru mendaftar yaitu gratis ongkir ke seluruh Indonesia, cukup meyakinkan bukan? Mereka juga belakangan ini memasarkan jasa dengan mengundang artis mancanegara untuk tampil mengisi dan mempromosikan jasa mereka. Gebrakan yang diberikan sudah cukup baik dan inovasi yang digunakan sudah merambat keseluruh kalangan. 

Tidak hanya isu yang belakangan ini beredar namun juga sepertinya aplikasi ini harus lebih upgrade dengan tampilan aplikasi jasa mereka, tampilannya yang menyakitkan mata karena seperti website ilegal itu sangat mengganggu untuk dilihat. Seharusnya tampilan pada saat kita membuka aplikasi tersebut lebih di minimalisir agar terlihat lebih rapi. 

Sebenarnya untuk perbaikan itu sendiri saya rasa datangnya dari pasa konsumen atau khalayak sendiri. Kita harus membedakan bahasa yang kita gunakan saat bersosial media, juga menindak lanjuti masalah yang masih simpang isur kebenarannya agar orang lain tidak dengan mudah termakan oleh hoax semata. Media konvergensi juga semata-mata bukan pengganti media lama, kita juga harus tetap melestarikan media lama agar orang dibelakangnya tidak mendapatkan kerugian bahkan gulung tikar. 

Jadi sebagai manusia yang memiliki hati serta pikiran ada baiknya kita juga dapat terus berkembang namun tidak melupakan apa yang sudah ada sebelum semua teknologi yang sangat canggih sekarang ini. Bertutur kata yang baik, serta tidak menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Jadi netizen yang baik untuk kemajuan dan perkembangan negeri ini. Saya raya cukup sampai disini saja, semoga tulisan saya dapat membuat pembaca lebih berhati-hati serta tetap menjaga sifat kekeluargaan terhadap sesama pengguna media konvergensi. Terima kasih banyak saya ucapkan. Mohon ditunggu untuk tulisan-tulisan berikutnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun