Pada hari Kamis (21/11), Dewan Kesenian Komite Pedalangan Klaten bekerja sama dengan PEMDA Klaten dan trah Karsodirejo mengadakan pertunjukan Wayang di dukuh Turunan desa Japanan kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Selain merupakan agenda rutin Komite Pedalangan Klaten, pertunjukan ini diadakan dalam rangka memperingati peristiwa bersejarah yang terjadi di dukuh Turunan.
Pada tahun 1948, saat terjadi Agresi Militer Belanda II, Pemerintahan kabupaten Klaten, dengan Bupati Doktor Gigi Sudomo, pernah dipindah di sebuah rumah di dukuh Turunan selama kurang lebih tiga bulan. Tak hanya sebagai pusat pemerintahan, rumah ini juga dijadikan sebagai Dinas Kesehatan Klaten. Oleh sebab itu, sekarang rumah yang merupakan milik Alm. Karsodirejo tersebut dijadikan sebagai Cagar Budaya kabupaten Klaten.
Pertunjukan Wayang yang mengangkat cerita 'Pandu Suwargo' itu sendiri menampilkan 5 Dalang, yaitu Ki Giono Sabdo Pandoyo, Ki Bagong Darmono, Ki Gatot Sumanto, Ki Gandung Sumarno dan Ki Kusni Kesdik. Selain lima dalang yang tampil tersebut, semua pengrawit pertunjukan ini juga merupakan dalang yang tergabung dalam Komite Pendalangan Klaten.
"Mudah-mudahan mengadakan wayang terus ya... biar orang-orang kecil seperti saya dan teman-teman saya ini dapat mencari uang." Kata Bu Lastri, warga kecamatan lain yang datang jauh-jauh untuk menjual minuman. Bu Lastri sendiri mengaku sudah datang dan berjualan apabila ada pertunjukan Wayang selama kurang lebih 12 tahun. Pertunjukan Wayang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan serta melestarikan budaya leluhur saja, namun juga memberi lahan pekerjaan bagi rakyat kecil.