Mohon tunggu...
Puspa Arum Mekaridanto
Puspa Arum Mekaridanto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Studi: Gangguan Mental Mudah Dialami Mahasiswa Baru

25 September 2018   12:35 Diperbarui: 25 September 2018   12:55 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya sudah menjadi tujuan seseorang. Tak terkecuali kenaikan jenjang pendidikan dari masa sekolah menengah menuju bangku perkuliahan. Namun, perpindahan yang terjadi tentu menimbulkan berbagai macam suka dan duka.

Budaya yang berbeda antara sekolah dengan perkuliahan membuat banyak mahasiswa baru merasa kaget. Bahkan di antara mereka banyak yang mengalami gangguan mental.

Melansir CNNIndonesia, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Abnormal Psychology menyebut satu dari tiga mahasiswa baru dilaporkan mengalami gejala gangguan mental.

Hasil dari studi tersebut menyebutkan sebanyak 35 persen dari 13.984 responden dilaporkan mengalami gangguan mental selama hidupnya. Sementara 31 persen diantaranya mengalami gangguan mental setidaknya 12 bulan sebelum survei dilakukan.

Menurut World Health Organization (WHO), orang yang dapat dikatakan sehat secara mental adalah orang yang dapat mengenali dan memaksimalkan potensi dirinya, mampu mengatasi stres, produktif, serta dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Jika terdapat hambatan dalam melaksanakan fungsi-fungsi itu, berarti orang tersebut mungkin memiliki permasalahan dengan kesehatan mentalnya.

Beberapa gangguan psikologi yang menjadi sorotan diantaranya depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, dan kecanduan alkohol.

Depresi adalah gangguan paling umum yang dialami mahasiswa. Depresi yang dibiarkan dan tidak diobati bisa beurjung pada risiko bunuh diri. Pencegahan depresi bisa dilakukan dengan cara bertukar pikiran dan bercerita dengan seseorang atau teman terdekat.

Gangguan kecemasan adlaah kecemasan berlebihan yang dialami seseorang dengan intensitas yang cukup sering sehingga tak jarang mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu gejala gangguan kecemasan yang cukup serius adalah rasa khawatir yang berlebihan sehingga menganggu aktivitas keseharian.

Gangguan makan yang terjadi bisa berupa anoreksia, bulimia, binge eating (makan tak terkendali). Gangguan ini umumnya terjadi karena stres dengan serangkaian tugas yang menumpuk dan tinggal jauh dari orang tua. Pola makan yang tidak normal biasanya seperti makan banyak tetapi dimuntahkan kembali, merasa bersalah jika makan banyak, atau bahkan makan banyak secara terus menerus.

Alkohol sering dijadikan mahasiswa sebagai hal yang dianggapnya dapat membuatnya tenang sementara. Padahal mengkonsumsi alkohol terus menerus dapat merusak kesehatan. Yang paling parah, kecanduan alkohol dapat merusak otak dan sistem saraf seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun