Mohon tunggu...
Puspa Arum Mekaridanto
Puspa Arum Mekaridanto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Putus Asa? Sebaiknya Hilangkan Pikiran untuk Bunuh Diri

12 September 2018   16:22 Diperbarui: 12 September 2018   16:53 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menjalani kehidupan, manusia tentunya pernah dihadapkan dengan masalah. Baik masalah yang ringan atau berat ditangani dengan berbagai cara.

Masing-masing individu memaknai masalah yang datang dengan beragam perspektiv. Ada yang mengganggap masalah dalam hidup merupakan salah satu upaya dalam pengembangan diri. Hal ini karena ia akan berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan masalah yang ada.

Namun bagi orang-orang yang merasa putus ada dalam menghadapi masalah, tak jarang terlintas dipikirannya yaitu untuk bunuh diri. Meskipun terdengar sadis, faktanya banyak kasus bunuh diri yang dilatarbelakangi oleh rasa kecewa terhadap diri sendiri ataupun orang lain.

Untuk itu, sebaiknya dalam menyelesaikan masalah sebaiknya buang jauh-jauh pikiran untuk melakukan hal tersebut. Berikut merupakan cara mudah menghilangkan pikiran untuk bunuh diri yang dikutip dari CNNIndonesia:

  1. Ingat bahwa emosi bisa berubah, perasaan akan berubah-ubah setiap waktunya.
  2. Ingat orang lain, tentu masih ada orang yang membutuhkan kehadiran kita.
  3. Banyak yang bisa dilakukan, ingat bahwa banyak hal menarik yang belum pernah dilakukan.
  4. Mencari solusi, setiap masalah ada jalan keluar hanya saja mungkin belum menemukan titik penyelesaiannya.
  5. Mencari tempat aman, yang dibutuhkan hanyalah menenangkan diri.

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2010 bisa ditemukan 5.000 kasus bunuh diri per tahun. Pada tahun 2012, angka ini menjadi 10.000 kasus bunuh diri setiap tahunnya, yang jika dirasiokan sekitar 4,3 kasus untuk setiap 100 ribu masyarakat Indonesia.

Untuk skala global yang lebih luas, rasio bunuh diri di Indonesia bahkan mencapai 1,2% dari angka bunuh diri total di dunia setiap tahunnya, yakni sekitar 800 ribu kasus. Sayangnya, tingginya angka bunuh diri ini masih belum benar-benar dianggap serius di Indonesia.

Kesehatan mental seseorang merupakan kunci utama untuk seseorang terhindar dari kejadian bunuh diri. Saat mental dalam kondisi sehat, tentunya akan menggunakan kemampuan diri secara maksimal dan menjalin hubungan yang positid dengan orang lain. Namun, jika kesehatan mental seseorang mengalami gangguan maka tidak bisa menjalani kemampuannya secara maksimal dan cenderung memiliki banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Gangguan kesehatan mental yang sering muncul diantaranya depresi. Depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih dalam waktu berbulan-bulan. Orang yang mengalami depresi biasanya akan kehilangan motivasi untuk melakukan kegiatannya sehari-hari.

Selain itu, stres juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan aksi bunuh diri. Stres adalah suatu keadaan seseorang yang tertekan secara emosional maupun mental. Saat mengalami stres, pikiran tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.

Adapun tanda-tanda orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri sebenarnya dapat terlihat. Diantaranya yaitu mudah tersingung, malas, berontak tanpa sebab, melakiran diri, merasa dirinya tidak berharga, menulis tentang kematian, mengkonsumsi alkohol dan narkoba, menyediri, bercanda tentang bunuh diri, merasa bosan, dan merasa memiliki masalah tanpa jalan keluar.

Sebelum mengecap bahwa orang yang mengalami tanda-tanda tersebut merupakan orang yang hendak bunuh diri, sebaiknya lakukan pendekatan dan tanya baik-baik terkait masalah yang terjadi. Jika benar, sebisa mungkin bantu selesaikan masalah dan cari cara untuk gagalkan pikiran negatifnya untuk bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun