Mohon tunggu...
Purwanto Hadi
Purwanto Hadi Mohon Tunggu... Administrasi - Guru dan Penembang Jawa

"....jangan menunggu sempurna untuk berkarya..."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Surat Terbuka untuk Pak M. Nuh

17 Mei 2014   20:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Assalamu' alaikum Wr. Wb.

Pak Menteri, apakah Bapak tahu ketika dulu diberlakukan KBK tahun 2006 ada mapel TIK tapi tak ada satupun guru berijazah TI..? Sehingga kami dengan kesadaran penuh mengorbankan diri mengajar TIK demi semata-mata amanat kurikulum. Hanya kami yang berani 'mengambil resiko' waktu itu. Hanya kami yang berani mengeluarkan tenaga, biaya dan waktu untuk menimba ilmu komputer, tanpa sedikitpun dana dari pemerintah. Apakah Bapak peduli dengan mengucurkan beasiswa bagi guru TIK? seperti beasiswa yang Bapak berikan kepada guru yang belum S1? Apakah kami iri dengan mereka, TIDAK.

Ketika ada kebijakan sertifikasi guru dalam jabatan (PLPG), bukankah dalam juknis pelaksanaan ada aturan yang membolehkan kami mengambil mapel TIK (walau S1 kami gado-gado) asalkan sudah mengampu lebih dari 5 tahun? Saat itu jelas tidak ada pilihan Pak kami harus mengambil mapel TIK. Secara de facto kami ini beridentitas guru TIK bukan guru sejarah, matematika atau fisika. Sehari-hari kami mengampu mapel TIK. Kalau sertifikasi TIK kami di batalkan hanya gara-gara S1 kami tidak linear.. salahkah kami jika kami menuduh bapak dengan menelan ludah sendiri..? Kami lulus PLPG dari program bapak, sesuai prosedur, tidak ada aturan yang dilanggar..? Masihkan sertifikasi TIK kami illegal..? Sehingga bapak mengharuskan kami kembali ke basic dengan menyuruh kami mengikuti PLPG ulang. Hem, itu namanya Bapak mengadu domba kami dengan guru semapel yang dulu menjadi seorang penakut, bukan pengambil resiko seperti kami.

Sekarang, giliran Kurikulum 2013 diluncurkan mapel TIK Bapak hapus dengan alasan yang sulit kami pahami. Kami sadar kami ini adalah guru, pelaksana kebijakan, bukan penentu kebijakan. Kalau memang itu terbaik untuk anak-anak kita ke depan kami siap mensukseskan kurikulum 2013 dengan sepenuh hati.

Bapak jelas sudah sangat paham bahwa komunitas kami (guru TIK) hanya 10-11% saja yang berijazah S1 TI dan sejenisnya. Bagaimana Bapak yakin K-13 yang menurut Bapak berbasis TIK yang notabene membutuhkan sebanyak-banyaknya pembimbing TI, namun hanya tersedia tenaga yang 10% itu..?

Jika Bapak menganggap keputusan kami dulu dengan mengampu mapel yang bukan fak kami sebagai sebuah KESALAHAN atau sebagai sebuah DOSA BESAR maka maafkanlah kami, beri kami kesempatan itu memperbaiki diri, beri kesempatan kami untuk BERTOBAT kami siap mengupgrade keilmuan kami. Kami siap MELINIERKAN diri sesuai yang bapak minta dalam Permen Guru TIK.

Mengapa Bapak menghantam kami dengan Permendikbud 62..? Kami tahu permen itu lahir adanya SKB 5 menteri yang mengatur penataan kelebihan guru. Apakah guru TIK adalah guru kelebihan..? BUKAN. Justru guru TIK masih banyak yang membutuhkan.

Bapak tentu tahu di luar guru TIK, masih banyak guru-guru mapel lain yang juga tidak linear seperti kami. Tapi mengapa mereka di beri kesempatan untuk melinearkan diri, sedangkan kami tidak..?

Akhirnya hanya satu hal yang kami minta kepada Bapak. Berikan kami satu pasal tambahan dalam Permen yang akan Bapak turunkan, dengan memberi kesempatan kami melinearkan diri, cukup 2 tahun saja. Kami tak akan meminta beasiswa kepada Bapak, kami tak akan meminta SPPD kepada sekolah, kami tak akan meninggalkan tugas kami. Sekali lagi kami hanya minta SATU PASAL, YA SATU PASAL saja, yaitu pasal KESEMPATAN.

Kalau usulan kami ini dianggap sebagai sebuah niat baik, akomodasi permintaan kami. Andai Bapak berpendapat lain dan Bapak kukuh tak akan mengakomodasi guru-guru TIK non linear, kami hanya berdoa semoga Bapak dibukakan hatinya. dipanjangkan umurnya dan dimurahkan rezekinya. Agar kemudian dapat mengambil kebijakan yang BIJAK.

AKhirnya kami hanya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelancangan kami. Dalam pikiran kami hanya ada satu kata, bagaimana agar diberi kesempatan ikut mencerdaskan anak bangsa dalam bidang TIK. Kami sudah terlanjut jatuh cinta kepada TIK. Itu saja tidak lebih.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Purwanto, Ngawi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun