tak ada manusia yang terlahir sempurna
jangan kau sesali segala yang telah terjadi
kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
seakan hidup ini tak ada artinya lagi
reff:
syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik
tak ada manusia yang terlahir sempurna
jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Lirik lagu “Jangan Menyerah” yang dinyanyikan D’Masiv ini tepat menggambarkan perjalanan hidup seorang gadis bernama Melanie Gaydos, yang dilahirkan dengan kelainan genetik langka yang disebut ectodermal dysplasia. Kelainan genetik yang dideritanya menyebabkan abnormalitas pada rambut, gigi, kuku, kelenjar keringat, struktur tengkorak-wajah dan bagian lain dari tubuh Melanie Gaydos.
[caption id="attachment_355480" align="aligncenter" width="481" caption="dok.fred attenborough/barcroft USA dan ruaridh connellan/barcroft USA"][/caption]
Menurut Wikipedia ectodermal dysplasia bukan merupakan gangguan tunggal, tetapi merupakan sekelompok sindrom yang semuanya berasal dari abnormalitas struktur ectodermal. Lebih dari 150 sindrom yang berbeda telah diidentifikasi. Di seluruh dunia ada sekitar 7.000 orang telah didiagnosis dengan kondisi ectodermal dysplasia. Ectodermal dysplasia lebih banyak ditemukan pada ras Kaukasia daripada ras lain.
Sebagaimana manusia pada umumnya, Melanie Gaydos tentu ingin terlahir dengan kesehatan yang sempurna. Namun dia tidak seberuntung orang lain. Kelainan yang dideritanya menyebabkan Melanie Gaydos hanya memiliki 3 buah gigi susu dan tidak memiliki satu helai rambut pun. Penampilan fisiknya yang jauh berbeda dari manusia normal pada umumnya nyaris tidak dapat diterimanya. Melanie Gaydos juga sering menjadi korban bully karena penampilannya yang nampak aneh itu. Di usia 16 tahun dia merasa sangat depresi dan ingin bunuh diri. Bahkan dia pernah berpikir usianya tidak akan mencapai angka 18 tahun.
[caption id="attachment_355482" align="aligncenter" width="480" caption="dok.melaniegaydos.tumblr.com"]
Namun jalan hidup membawa Melanie keluar dari jurang keterpurukan. Hal itu bermula saat Melanie Gaydos pindah dari kota kelahirannya Connecticut ke New York untuk sekolah seni di Pratt Institute. Di New York dia bertemu dengan Craiglist yang membuka jalan karirnya di industri mode. Melalui Craiglist dia mendapat banyak tawaran pekerjaan karena di sana banyak fotografer yang menginginkan model dengan penampilananti mainstream, di luar penampilan stereotipe. Dia sama sekali tidak pernah menyangka akan berprofesi di bidang modeling. Bermula dari model foto, karir Gaydos terus berkembang. Kini dia banyak mendapat kontrak untuk majalah mode dan bahkan tawaran bermain film pun datang mengalir.
[caption id="attachment_355481" align="aligncenter" width="481" caption="dok.fred attenborough/barcroft USA"]
Melalui dunia modeling Melanie Gaydos mendapatkan cara untuk lebih mengenal diri sendiri dan menghargai apa yang ada dalam dirinya. Di usia yang ke-26 tahun di tengah keterbatasan fisiknya dia sukses menapaki karir sebagai model. Dia merasa beruntung menemukan jalan di dunia modeling karena dapat menemukan harapan hidupnya kembali.
"Saya bersyukur atas apa yang saya jalani sekarang ini. Saya bisa bertemu dengan banyak orang yang membuat saya lebih menghargai apa yang saya miliki, daripada bersedih tentang semua yang tidak saya punyai," katanya.
***********
SUMBER:
http://www.thedailybeast.com/articles/2014/02/03/model-melanie-gaydos-s-fight-for-high-fashion.html
http://melaniegaydos.tumblr.com/
http://en.wikipedia.org/wiki/Ectodermal_dysplasia