Mohon tunggu...
Puruhita Tanthu Siniwi
Puruhita Tanthu Siniwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Textile Designer

Mahasiswa Tekstil FSRD Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Motif Masker Ikat Celup Oleh KKN 57 UNS dengan Ibu-Ibu Desa Kenaiban, Klaten

6 Maret 2021   01:35 Diperbarui: 6 Maret 2021   01:37 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan Masker Ikat Celup Bersama Ibu-ibu Desa Kenaiban|Dokpri

Sebanyak 1.444 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah pandemi Covid-19 selama sebulan, dari 12 Januari hingga 25 Februari 2021. Salah satunya KKN Kelompok 57 yang melaksanakan program kerjanya di Desa Kenaiban, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan dilaksanakan selama satu bulan dan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dengan jumlah anggota sepuluh orang terdiri dari berbagai macam program studi. Mengusung tema "Edukasi dan Ekonomi Kreatif", dengan inovasi yang efektif yang dibuat oleh mahasiswa akan dibutuhkan, selalu menghasilkan inovasi yang cerdas dan baru pula.

Selama sebulan kedepan, kelompok KKN 57 UNS akan melaksanakan program-program yang telah disusun melaui studi awal dengan bimbingan Ernawati Sri Sunarsih, S.T., M.Eng. selaku pembimbing sekaligus dosen Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Salah satu program kerja utama yang dikerjakan dan menarik adalah pelatihan dan pembuatan masker Shibori dan Ikat Celup bersama dengan ibu-ibu desa Kenaiban. Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, aktivitas keseharian masyarakat pun mulai berubah. Dari kesulitan bersosialisasi akibat kebijakan untuk tetap berada di rumah hingga meningkatnya rasa bosan. Oleh karena itu, dengan ada nya pelatihan ini ibu-ibu desa dapat mengisi keseharian mereka selama berada di rumah saja dengan membuat masker tie dye. Masuknya kembali tren tie-dye ini memicu banyak orang untuk membeli berbagai kebutuhan mode dengan teknik tersebut. Selain itu, dikarenakan kebutuhan masker yang meningkat selama masa pandemi corona Covid-19, masker fashion dengan sentuhan tie-dye juga mulai dipasarkan oleh berbagai brand. Mulai dari River Island, Claire's, Redbubble, Everlane, dan Etsy berdasarkan laporan dari Hello Magazine, 18 Agustus 2020.

Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi mengenai Teknik Shibori dan Ikat Celup oleh Puruhita Tanthu Siniwi salah satu anggota KKN 57 UNS. Setelah itu, dilanjutkan dengan mendemonstrasikan praktik teknik jlujur dari shibori dan teknik lipat ikat celup pada kain katun dan masker kain. Kemudian masuk pada proses perendaman kain dan masker pada cairan waterglass sebagai fiksator warna agar meresap maksimal pada kain. Selanjutnya pewarnaan dengan menggunakan pewarna remasol dan terakhir pencucian lalu penjemuran.

Proses Pembuatan Masker Ikat Celup|Dokpri
Proses Pembuatan Masker Ikat Celup|Dokpri

Peluang yang tepat bagi ibu-ibu yang ingin membuka bisnis kecil-kecilan atau mengembangkan usaha konveksi yang telah ada dengan membuat masker kain motif Shibori dan Tie Dye sebagai jalur alternatif. Masker saat ini dapat dijadikan outfit ketika berpergian seperti memadukan warna masker dengan pakaian. Selain wajib digunakan , masker juga sebagai penampilan tambahan yang wajib digunakan saat berpergian. Semakin bervariasi moti masker maka akan semakin digemari oleh konsumen. Apalagi sekarang Masker kain adalah salah satu jalur alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti masker medis dan dipastikan aman untuk digunakan. Hasilnya akan menjadi variasi baru disamping masker saat ini menjadi kebutuhan utama bagi setiap orang sehingga peluang daya jual tinggi dengan motif masker yang lebih variatif salah satunya masker Ikat Celup. Masker kain Tie Dye ini adalah salah satu trend masker hidung di tahun 2020 karena memiliki motif yang menarik dengan berbagai warna yang beragam. Masker ini digemari oleh semua kalangan, mulai dari ibu-ibu hingga anak-anak.

Hasil Masker Ikat Celup Karya Ibu-ibu Desa Kenaiban |Dokpri
Hasil Masker Ikat Celup Karya Ibu-ibu Desa Kenaiban |Dokpri

Adanya program sosialisasi dan praktik Pelatihan dan Pembuatan Kain Shibori dan Masker Ikat Celup, diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu-ibu Desa Kenaiban tentang bagaimana membuat inovasi motif dari teknik jlujur dan lipatan pada kain serta dapat membantu mengembangkan usaha konveksi ibu-ibu mengingat saat ini masker menjadi kebutuhan utama setiap orang. Mulai memanfaatkan kain-kain di konveksi untuk dibuat masker shibori atau ikat celup yang akan menjadi produk baru di desa Kenaiban yang nantinya akan meningkatkan penghasilan ibu-ibu desa Kenaiban. Jangan lupa gunkan masker. Hidup bersih dan sehat dapat membantu kita menjadi manusia yang lebih baik, jaga kesehatan dan selalu berpikir positif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun