Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Artis "Tomat"

8 Februari 2021   17:59 Diperbarui: 8 Februari 2021   18:33 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Porok sepeda saya berkarat. Maka saya mengoleskan cairan penghilang karat. Hasilnya memang menjadi kinclong. Cling!

Tapi beberapa hari kemudian, porok itu berkarat kembali. Bahkan lebih parah daripada karat sebelumnya. Setelah saya baca petunjuk pemakaiannya, ternyata saya lalai menyapukan cairan pelindung setelah karat disikat. 

Saya jadi ingat kisah yang pernah disampaikan oleh seorang guru di Palestina. Ceritanya begini:

"Ada roh jahat yang terusir dari seseorang. Dia mengembara ke gurun mencari tempat beristirahat, tetapi tidak menemukannya. Kemudian ia berkata, 'Aku akan kembali kepada orang yang kutinggalkan. ' Maka ia pun kembali dan mendapati hati orang itu bersih tetapi kosong! Lalu roh jahat itu mencari tujuh roh lain yang lebih jahat daripada dia sendiri dan semua masuk ke dalam orang itu serta tinggal di dalam dia. Dengan demikian, orang itu menjadi lebih celaka daripada sebelumnya."

****

Hari ini saya membaca berita seorang artis (ayahnya seorang seniman juga) yang kembali tertangkap karena kasus narkoba. Setiap kali tertangkap dia mengaku akan bertobat. Tapi beberapa bulan kemudian dia tertangkap kembali dengan kasus yang sama.

Barangkali dia memang benar-benar bertobat. Dia menjalani rehabilitasi untuk membersihkan "karat-karat" dalam dirinya. Namun satu hal yang masih dilalaikan yaitu mengoleskan lapisan pelindung sehingga dia justru terpapar karat lebih parah.

Seorang teman bercerita: Ada seorang anak dari temannya yang kecanduan narkotika. Keluarganya memasukkan ke program rehabilitasi. Setelah itu orangtuanya sadar kalau anak ini masuk kembali ke dalam pergaulan yang lama, maka anak ini dapat terseret lagi ke jeratan narkoba. Maka orangtuanya ingin memutus lingkaran pergaulan berbahaya ini. Mereka mengirimkan anak ke AS. Komunikasi dengan sahabat-sahabat anak ini diputus total.

Beberapa tahun kemudian, anak ini sudah "sembuh." Karena sudah sangat kangen pada keluarga maka anak ini pulang ke Indonesia. Dia sudah yakin tidak akan memakai narkoba lagi. Keluarganya pun bersemangat menjemputnya di bandara.

Di terminal kedatangan, tanpa sengaja anak ini berpapasan dengan temannya dulu sesama pecandu. Lalu tiba-tiba anak ini mengalami gejala seperti orang yang sedang sakaw. Padahal anak ini sudah bersih. Akan tetapi pertemuan tak sengaja itu memicu memori bawah sadarnya yang rupanya belum terhapus. Saat itu juga orangtuanya membelikan tiket ke AS. Anaknya harus segera terbang kembali ke negeri paman Sam saat itu juga.

Saat ini banyak orang-orang tipe tomat. Mereka benar-benar ingin bertobat, tapi terpaksa kumat karena ketiadaan supporting system dari orang-orang terdekatnya. Padahal mereka adalah lapisan pelindung supaya karat itu tidak kembali menggerogotinya. Kalau tidak punya supporting system, maka dia menjadi orang tipe TOMAT (TObat, lalu kuMAT).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun