Mohon tunggu...
moch purdavi ilyas
moch purdavi ilyas Mohon Tunggu... Wiraswasta - wirausahawan yang ingin mencoba mencari pekerjaan sampingan untuk tambahan biaya nikah

seorang introver dengan MBTI antara INFJ atau INFP. senang membaca berita dari sosial media.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Memahami Keunikan Pandalungan

26 Februari 2023   09:54 Diperbarui: 26 Februari 2023   09:55 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Jawa Timur. Sumber https://www.lamudi.co.id/journal/peta-jawa-timur/

Setiap daerah pastilah memiliki keunikan budayanya masing-masing, tak terkecuali Jawa Timur. Ada beberapa cabang bahasa Jawa unik yang masih dituturkan dan dilestarikan hingga saat ini, salah satunya adalah campuran antara bahasa Jawa dan Madura yang biasa dikenal dengan nama Pandalungan.

Pandalungan adalah kebudayaan yang lahir di daerah Jawa Timur yang jika dilihat pada peta berbentuk menyerupai ladam atau tapal kuda yang membentang dari Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Jember dan berakhir di Lumajang. Bahasa yang dipakai orang Pandalungan adalah campuran antara Jawa dan Madura.

Orang Pandalungan sering menyebut diri mereka sebagai Madura swasta, karena mereka tidak berbahasa madura tulen seperti orang di pulau Madura dan juga tidak lahir di tanah Madura. Beda halnya dengan orang yang sejak lahir sudah berada di pulau Madura dan berbahasa Madura sejak kecil, mereka disebut Madura Negeri atau Madura Resmi.

Dilihat dari segi sejarah, kemunculan masyarakat Pandalungan dimulai sejak tahun 1806 yang mana pada saat itu Dinasti Kerajaan Cakraningrat dari Sampang Madura berambisi untuk memperluas pengaruhnya ke pulau Jawa. Belum sempat melakukan hal tersebut pasukan Madura selalu dapat dipukul mundur oleh kekuatan dari pasukan Ponorogo. Tak tinggal diam Cakraningratpun memindahkan sekitar 250.000 warga Madura untuk mendiami beberapa daerah di tapal kuda Jawa Timur dengan maksud memperluas pengaruhnya secara pelan-pelan di daerah tersebut. Tak disangka ternyata warga Ponorogo sudah banyak yang terlebih dahulu mendiami daerah tersebut, dan alhasil malah terjadi akulturasi budaya sehingga melahirkan keturunan campuran dari Madura dan Jawa yang disebut sebagai Pandalungan.

Menilik dari segi asal kata, Pandalungan berasal dari kata dhalung yang bermakna periuk besar dari logam. Hal ini merujuk pada berkumpulnya dua kebudayaan dalam satu daerah yang dapat dianalogikan sebagai periuk, sehingga terjadi pencampuran budaya dan membentuk budaya baru.

Beberapa hal unik di daerah Pandalungan yaitu, dalam percakapan sehari-hari ada yang dominan berbahasa Madura secara fasih sehingga bahasa Jawanya terkesan kaku, begitu pula sebaliknya, walaupun berbahasa Jawa tapi aksen dan nada bicara mereka seperti orang Madura. Terkadang untuk mengatasi keterbatasan kosakata bahasa Jawa, mereka yang fasih berbahasa Madura mencampurkan bahasa Indonesia ketika bicara. 

Referensi :

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Suku_Madura_Pendalungan

https://dpk.gunungkidulkab.go.id/berita-632/budaya-pendalungan-di-jawa-timur--jadi-tema-dalam-telaah-budaya-jawa-di-grhatama-pustaka.html#:~:text=Pendalungan%20berasal%20dari%20istilah%20Jawa,dari%20unsur-unsur%20budaya%20pembentuknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun