Mohon tunggu...
pungkaspung
pungkaspung Mohon Tunggu... Buruh - Hanya buruh yang butuh nulis

Hanya peminum kopi tanpa disertai senja, karena dominasi kopi dan senja akan membuat saya tidak kerja.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melucu yang Berujung Rusuh

18 Maret 2019   08:52 Diperbarui: 18 Maret 2019   11:24 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah apa tujuannya melucu khas sarkasme mulai merebak di negeri yang dilewati garis khatulistiwa ini. Mulai dari humor Majelis Lucu Indonesia yang menghasilkan berbagai protes hingga boikot, sampai humor khas akun Twitter garis lucu. Mulai NU garis lucu, muhammadiyah garis lucu, hingga hizbut tahrir garis lucu.

Mungkin ini adalah aksi protes terhadap tradisi baru yang mulai menghinggapi warga Indonesia bagian internet, ya tradisi cepat marah dengan bahasa populer sumbu pendek. Mungkin melucu dengan cara sarkasme akan sangat berbahaya bagi pembuat lelucon. Biasanya pesan sarkasme akan lebih memancing emosi berbagai pihak, entah pihak yang dibuat lelucon atau pihak yang bersimpati terhadap pihak yang dijadikan lelucon.

Seperti contohnya, tadi malam. Ada dua lelucon sarkas yang dilemparkan oleh akun twitter Tirto. Memang mulai sebelumnya akun ini terlihat rutin untuk meluncurkan komik dadakan terkait konten perdebatan. Jika pada hari-hari sebelumnya tweet ini masih jarang menuai kritik palingan hanya di reply dengan nada guyonan, lain halnya dengan ocehan Pak Tirto semalam.

Sempat menghangat dengan kutipan ucapan Kyai Ma'ruf "legalisasi perzinahan". Namun akhirnya dihapus disertai permohonan maaf.

Disusul dengan ocehan kritik pada Sandiaga Uno akan menghapus UN. Dengan santainya pak Tirto berkomen dibawah gambar Sandiaga Uno, "Eh, kirain hapus NU". Wah langsung geger jagad pertwitteran. Terpantau sampai tulisan ini dibuat rupanya masih terjadi udrek-udrekan oleh warga NU. Lah bagaimana? Niatnya nge-humor tapi garing dan membuat emosi meluap.

Bisa-bisa ada saling serbu pemboikotan sampai tuntutan ke media yang hobi menyebar info grafis ini. Ya kembali lagi gara-gara guyon yang kebacut waton. Akan menghasilkan kehangatan yang cenderung akan memanas.

Sebaiknya guyon ya guyon, tapi jangan kebacut seperti itu. Menghapus UN seharusnya kan bisa dibuat joke, Sandiaga Uno tanpa UN berarti tinggal O, atau joke lain. Bukanya lelucon yang gak nyambung tapi malah sarkas seperti itu. Malah lebih ke arah provokasi sebetulnya.

Jika poros 01 mayoritas didukung NU dan 02 mayoritas tidak didukung NU. Bukannya hal seperti ini berarti memprovokasi? Ya memang dari Tirto tidak ada niat untuk memprovokasi, tapi kalau tiba-tiba ada yang salah paham dan mulai merangkai kata dan mengirimkannya di grup WhatsApp keluarga. Malah runyam tidak karu-karuan.

Kembali lagi dalam menghadirkan humor sebaiknya harus dipikirkan efeknya. Apalagi humor sarkas seperti ini. Dan sang pembuat humor sebaiknya tahu dan akan bertanggung jawab atas kelakuannya. Seperti kasus Coki dan Muslim sering menebar sarkas namun tidak siap menanggung akibatnya, ya berujung pada bubarnya Majelis Lucu Indonesia.

Untuk saat ini memang pihak Tirto sudah memberikan klarifikasi dan permohonan maaf atas konten yang dibuatnya di twitter. Namun saya tidak menghapus tulisan ini, sebagai bahan belajar humor untuk kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun