Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hari-hari Menuju Akreditasi

19 Juli 2017   09:14 Diperbarui: 19 Juli 2017   09:16 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akreditasi institusi tempat aku bernaung akan segera berakhir tahun depan. Tahun ini adalah tahun terakhir persiapan untuk menuju penilaian akreditasi berikutnya. Walaupun sudah diketahui jauh hari sebelumnya, namun tetap saja persiapan untuk penilaian terkesan mendadak, serba terburu-buru, diada-adakan dan yang jelas prosesnya cukup melelahkan.

Hari-hari terakhir ini, kegiatan di kantor sibuk dengan urusan akreditasi. Mulai dari rapat-rapat, persiapan administrasi, persiapan bukti fisik, dan persiapan di lapangan. Pembentukan panitia dalam rangka persiapan sesuai dengan borang penilaian sudah dilaksanakan. Masing-masing penanggung jawab borang mulai mencermati isian borang penilaian sekaligus mempersiapkan bukti-bukti fisik yang diperlukan. Ini bukan pekerjaan yang mudah, karena walaupun proses penilaian belum dilaksanakan oleh assesor, namun kita harus bisa melakukan evaluasi diri. Sejauh mana nilai akreditasi tersebut kita inginkan, sebenarnya kita sudah bisa mengira-ira karena kita juga bisa menghitung sendiri.

Mengadakan bukti fisik untuk keperluan akreditasi tersebut juga lumayan menguras tenaga, waktu, pikiran dan biaya. Kegiatan-kegiatan mungkin selama ini banyak kita lakukan. Namun administrasi dari kegiatan tersebut belum banyak kita tertibkan. Bukti-bukti dari kegiatan yang kita lakukan, mulai dari proposal kegiatan, laporan pertanggungjawaban dengan seluruh bukti kegiatan, seringkali tercecer tidak karuan. Ini yang membuat proses pengumpulan bukti fisik itu menjadi barang baru yang harus diadakan.

Banyaknya dokumen yang disiapkan, dan keterkaitan antar borang penilaian dimana bukti fisik tersebut harus disediakan dengan jumlah kopian menyesuaikan borang penilaian juga membuat kerumitan sendiri. Satu bukti fisik bisa dikopi beberapa kali untuk menyediakan bukti fisik di berbagai unsur penilaian yang lain. Selain rumit juga butuh biaya yang lumayan banyak. Namun demi kepentingan kemajuan institusi segala kerumitan tersebut harus dilalui.

Yang tidak kalah menghebohkan dari proses sebuah akreditasi adalah lembur. Kerja lembur untuk menyiapkan isian borang, menyediakan bukti fisik, sering kali dilakukan dalam mempersiapkan proses akreditasi itu. Saya sendiri juga kadang tidak habis mengerti, kenapa setiap kali akreditasi pasti yang namanya kerja lembur menjadi suatu keniscayaan. Sampai tengah malam kadang-kadang masih berada di kantor untuk mempersiapkannya. Mungkin karena harus mengada-adakan hal yang baru yang sebelumnya tidak ada, mungkin juga karena bukti-bukti yang sebelumnya sudah ada harus dirubah menyesuaikan kondisi terkini, atau bisa jadi karena hilang, tidak tertib penyimpanannya sehingga ketika dicari sudah tidak ada dan harus membuat yang baru. Sungguh, proses tersebut adalah sebuah kegiatan yang membutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.

Demi sebuah nilai yang baik untuk institusi, kerja keras dimulai, kerja cerdas harus dilakukan, kerja ikhlas harus disertakan. Semoga dengan nilai yang baik bisa membawa kemanfaatan tidak hanya untuk institusi, namun juga memberi kesejahteraan untuk karyawan dan stafnya serta seluruh civitas akademika yang ada. Dengan perolehan nilai yang baik juga bisa membawa kebaikan bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Dibalik nilai yang baik ada unsur tanggung jawab untuk mengemban nilai tersebut. Bukan dengan nilai yang baik kemudian berhenti begitu saja, namun dengan penilaian tersebut harus semakin baik dan semakin baik di masa-masa berikutnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun