Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Moga Anakku Sehat, Bukan Batuk karena Covid-19 atau TBC

1 April 2020   17:05 Diperbarui: 2 April 2020   12:44 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Shutterstock via KOMPAS.com)

Namun sebulan setelah kepulangannya itu dia mengeluh batuk-batuk, kalau malam hampir tidak bisa tidur.

Batuk yang dirasakannya adalah batuk kering. Gejala itu mulai dirasakan selepas dia mengikuti kegiatan outdoor di kampusnya. Akhirnya kami sarankan dia untuk berobat di rumah sakit kampus tempat dia kuliah.

Dokter rumah sakit tempat dia periksa merujuknya untuk melakukan pemeriksaan laboratorium darah dan dahak.

Bukan tanpa alasan dokter menyarankan hal tersebut. Kecurigaannya mungkin mengarah ke gejala TBC-nya kembali. Ya, anakku memang pernah didiagnosis TBC dan sudah menjalani pengobatan selama 6 bulan.

**

Diagnosa itu dia terima di tengah-tengah ujian akhir nasional dan menanti kelulusan dari masuk ke perguruan tinggi. Belajar kerasnya selama ini, tidak membantunya masuk di sebuah pendidikan tinggi tenaga kesehatan, karena walaupun sudah diterima di awal melalui jalur prestasi namun harus kandas karena tidak lolos di tahap lanjutan yaitu uji kesehatan.

Sayang kami tidak bisa mengakses apa yang menjadi penyebab ketidaklolosannya tersebut. Namun pada saat ujian kesehatan dilakukan, dia memang sedang batuk-batuk yang sudah cukup lama dikeluhkannya. Kira-kira satu bulan sebelumnya dia sudah diperiksakan dan menjalani pengobatan.

Kami mulai curiga ke arah penyakit TBC. Bukan sebuah penyebab yang ringan tentunya hingga tidak lolos uji kesehatan. Batuknya ini tentu bukan batuk biasa. Praktis hampir satu bulan dia mengeluhkannya walaupun sudah 2 kali berobat.

Akhirnya selepas ujian sekolah selesai, anak kami rujuk ke dokter spesialis paru dan diminta untuk rawat inap guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Akhirnya kepastian diagnosis itu kami dapatkan. Anak kami harus menjalani pengobatan selama 6 bulan karena diagnosis tersebut.

Sedih rasanya. Terlebih-lebih anakku. Harapannya untuk bisa kuliah di pendidikan tenaga kesehatan kandas. Entah dari mana dia dapat bakteri itu, namun yang jelas sudah masuk ke tubuhnya dan menginfeksi paru-parunya.

Selama ini dia memang tinggal di asrama. Dan ada juga temannya yang kena. Atau mungkin dia tertular di mana kami juga tidak tahu. Yang jelas Dia sudah didiagnosis itu dan harus menjalani pengobatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun