Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjelang Lanjut Usia

26 Februari 2020   16:15 Diperbarui: 26 Februari 2020   16:16 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ulang tahun ke 45 rasanya ada sesuatu yang berbeda. Yang jelas aku sudah bertambah tua, umur sudah tak lagi muda. Apalagi di usia empat lima, usia dimana kita sudah memasuki masa pra lansia. 

Belum lanjut usia sih, namun menjelang lanjut usia. Artinya ada hal-hal tertentu yang berbeda, ada hal yang berubah dari fisik dan tentunya pemikiran kita. 

Fisik boleh menua, walaupun banyak orang yang kelihatan fisiknya tidak sesuai dengan usianya. Kelihatannya masih muda, cantik ternyata umurnya sudah lolita ; lolos lima puluh tahun. Wah pasti keren tuh. Dengan kondisi badan yang seperti itu pastinya faktor umur tak lagi jadi penghambat untuk terus berkarya. 

Bukan tua dan muda tentunya untuk melihat kapabilitas dan kapasitas seseorang. Buktinya banyak anak-anak muda yang keren-keren, mereka masih di usia belasan namun penghasilan sudah milyaran. Mereka masih di usia belasan namun prestasinya mendunia. Semangat itu yang harusnya kita contoh, semangat untuk terus berkarya, semangat untuk terus mencipta, semangat untuk menjadi yang terbaik. 

Tidak muda tidak tua, semangat itu bisa terus kita pelihara. Pompakan terus motivasi diri, genjot terus dengan target-target yang kita tetapkan agar kita terus senantiasa mampu berkarya. Asah terus talenta, hingga dunia mengakuinya

Seperti kisah  seorang teman yang kalau dilihat kesibukannya sehari-hari sebenarnya sangat sibuk. Beliau seorang pimpinan di sebuah program pendidikan, namun kemampuan seninya baru terkuak. Awalnya iseng-iseng kalau ada waktu luang, beliau melukis, lukisannya difoto dan diuploadnya di media sosial. 

Satu, dua lukisan diupload, komentar dari teman-teman media sosialnya begitu beragam, rata-rata mengagumi hasil lukisannya. Lukisan-lukisan tersebut hanya beliau pajang di dinding-dinding rumahnya. Hingga akhirnya ada 1-2 teman yang memang senang dengan hasil lukisannya dan penasaran datang ke rumah berniat untuk membelinya. Tawaran yang diberikan bukan main-main, nominalnya di luar perkiraan dirinya. Dari situlah akhirnya kebiasaan coret-mencoretnya menghasilkan beberapa lembaran yang melebihi penghasilannya.  

Di usianya yang tak lagi muda ternyata talentanya keluar dan menjadi hobi yang menghasilkan. LUAR BIASA.

Belajar dari situ, kita bisa terus mengembangakan hobi yang dipunya. Siapa tahu nantinya kesenangan yang kita lakukan bisa bermanfaat khususnya bagi diri sendiri dan lebih-lebih untuk orang lain. 

Semoga..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun