Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Kalau Cinta Sewajarnya Saja agar Tidak Terkena Erotomania

15 Mei 2021   20:38 Diperbarui: 19 Mei 2021   10:18 2054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bila sedang jatuh cinta sebaiknya sewajarnya saja. Bila berlebihan, jangan-jangan kamu sedang terkena sindrom erotomania (Sumber: Envanto Elements)

Ketika seseorang telah mengalami erotomania syndrome ini dalam tingkat akut, delusi cinta yang terjadi padanya tentu saja tidak hanya mengganggu si penderita dalam menjalani kesehariannya, namun juga mengganggu orang lain di sekitarnya. 

Kalau tidak percaya, terkadang kita risih bukan ketika mendengar serita dari seseorang yang sedang menjadi bucin alias budak cinta? Biasanya ia akan bercerita mengenai sosok yang dicintainya dengan berulang-ulang sehingga membuat kita bosan. 

Nah, kira-kira hal itu yang akan terjadi kepada kita apabila di sekitar kita ada seseorang yang menderita erotomania syndrome ini. Well, gangguan kejiwaan ini sebenarnya lebih banyak dialami oleh wanita, namun tidak menutup kemungkinan untuk dialami juga oleh pria. 

Seperti banyaknya gangguan mental dan kejiwaan lainnya, belum ditemukan alasan yang jelas mengenai mengapa seseorang mengalami erotomania. Tetapi, ada kemungkinan gangguan ini dipengaruhi oleh faktor genetik, biologis, psikologis, serta faktor lingkungan. 

Selain itu, erotomania ini seringkalu muncul disebabkan oleh gangguan jiwa tertentu seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, skizoafektif, bahkan gangguan kepribadian seperti borderline personality disorder yang telah aku jelaskan di artikelku sebelumnya. 

Dalam beberapa penelitian, terdapat pernyataan dimana erotomania ini dapat terjadi sebagai cara seseorang untuk dapat mengendalikan stres dan trauma berat yang dialaminya.  Di samping itu, penyakit tertentu pula seperti tumor otak atau Alzheimer juga dapat memicu erotomania.

Nah, untuk mengetahui apakah kita sendiri memiliki peluang untuk menderita erotomania atau kita mengetahui orang terdekat yang menderita erotomania, ada beberapa gejala yang bisa kita ketahui.

Namun tetap saja bukan berarti kita dapat melakukan self diagnose atas itu kemudian memvonis diri kita sendiri mengalami erotomania ini ya. Tetap perlu peran profesional untuk menetapkan atau memvonis kita mengalami gangguan erotomania ini atau tidak. 

Terdapat beberapa gejala yang biasanya ada pada penderita erotomania, diantaranya

Pertama, terlalu meyakini ada seseorang yang mencintai dirinya. 
Kedua, membicarakan orang yang diyakini mencintai dirinya terus-menerus.

Ketiga, menghabiskan waktu untuk mencari tahu dan memikirkan tentang orang yang dianggap mencintainya. 
Keempat, Berusaha berkomunikasi dengan orang yang diyakini mencintainya, baik dengan menelepon, mengirim surat dan pesan singkat, atau memberikan hadiah.
Kelima, Merasa cemburu pada orang lain yang dianggap mencintainya berusaha berkomunikasi secara rahasia dengan dirinya melalui pandangan, gerak-gerik, hingga status media sosial.
Keenam, Menguntit atau stalking orang yang dianggap mencintainya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun