Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tim Peneliti WHO Diterima Tiongkok dan Urgensi Verifikasi Senjata Biologi

3 Februari 2021   15:24 Diperbarui: 14 Februari 2021   03:30 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Huanan, Wuhan Tiongkok, sumber foto : www.kompas.com, 17/5/2020

Oleh : Pudji Widodo


Bermula dari pasar seafood Huanan

Tim ahli WHO yang menyelidiki asal-usul Covid 19 mengunjungi pasar Seafood Huanan, Wuhan Tiongkok pada Minggu 31 Januari 2021. Tim tersebut sudah tiba di Tiongkok pada 14 Januari 2021. Setelah menjalani proses karantina, mereka mendapat kesempatan mengunjungi rumah sakit, pasar dan pameran peringatan satu tahun wabah virus corona. Merujuk pada kompas.com, peneliti WHO Dr. Peter Ben Embarek menyatakan WHO menganggap penting mengetahui asal-usul virus SarscoV-2 karena a. mencegah virus yang sama menjangkiti manusia, b. memahami penularan dan c. mengembangkan pengobatan dan vaksin (www.kompas.com, 19/1/2021).

Embarek, seorang doktor bidang zoonosis, bersama ilmuwan lainnya dikerahkan untuk mengetahui dugaan penularan Covid-19 dari kelelawar ke tubuh manusia. Kedatangan tim peneliti WHO seakan merupakan jawaban setelah terbitnya resolusi forum Majelis Kesehatan Dunia pada tanggal 19 Mei 2020, yang meminta evaluasi secara mandiri dan menyeluruh tentang penanganan Covid-19. Saat itu resolusi tersebut tidak merinci bagaimana, kapan dan siapa yang akan melakukan evaluasi tersebut (aktualitas.id, 22/5/2020)<1>.

Resolusi forum Majelis Kesehatan Dunia tersebut diinisiasi oleh Australia tentang perlunya penyelidikan internasional terhadap sumber SARScoV-2. Usul Australia mendapat dukungan lebih dari 100 negara anggota WHO. Usulan ini menyebabkan hubungan Australia dan Tiongkok memanas dan berkembang menjadi ancaman China terhadap komoditas perdagangan dan pariwisata Australia. Tentu Tiongkok kini sudah mempunyai alasan mengapa menerima tim peneliti WHO dan jauh dari sikap resisten seperti yang ditunjukkan kepada AS selama ini.

Perlawanan Tiongkok terhadap AS diantaranya ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump menulis di akun Twitter bahwa Washington akan menjadi lebih kuat dan keluar dari wabah serta berbagai tekanan-termasuk bidang penerbangan, sebagai dampak dari "Chinese Virus". Penyebutan virus corona oleh Trump sebagai "Chinese Virus" ini memicu kemarahan Tiongkok dan menyebut bahwa twit yang ditulis Trump merupakan stigmatisasi terhadap China . Selain Presiden Trump, Menlu AS Mike Pompeo pun menyebut virus corona dengan "Virus Wuhan. (www.kompas.com, 17/03/2020)<2>.

Kemarahan China tentu bukan tanpa alasan karena sesuai panduan WHO 2015, virus tidak boleh diberi identitas dengan nama hewan atau negara agar tidak menimbulkan stigma, sebagaimana Ebola adalah nama sungai di Republik Demokratik Kongo dan Zika adalah nama hutan di Uganda.  Pada tanggal 12 Februari 2020 WHO resmi mengumumkan nama virus penyebab wabah Wuhan adalah SARScoV-2 dan nama penyakitnya yaitu COVID-19. Selain persoalan legalitas nama virus, pernyataan Trump yang rasis dan xenofobia, menurut penulis adalah rasional bila Tiongkok tidak mau menjadi sasaran kemarahan warga dunia tanpa investigasi yang obyektif.

Tiongkok dan AS sebelumnya telah terlibat perang dagang dan telah menyepakati fase pertama penghentian perang tarif antara kedua negara pada tanggal 15 Januari 2020. Namun segera setelah itu kedua negara memasuki babak baru perang pernyataan tentang asal usul virus penyebar Covid-19. Sejak awal AS mengkritik China yang lambat dalam memberikan informasi dan dianggap tidak transparan dalam menangani wabah Covid-19. Sedang Tiongkok dengan tegas menyebutkan bahwa AS sendiri sebenarnya bisa bertindak lebih dini, sehingga mungkin situasinya menjadi lebih baik.  


Debat kusir, Tiongkok berhasil dan AS yang kedodoran

Berbeda dengan wabah Flu Babi tahun 2009, di mana kasus pertama muncul di AS dan Meksiko,  meskipun dinyatakan sebagai pandemi namun angka kematian kasusnya rendah, sehingga tidak terlalu menimbulkan polemik. Pada kasus Covid-19, sejak awal AS mengulang-ulang pernyataan bahwa sumber masalah berasal bocornya laboratorium Institut Virologi Wuhan. Sebaliknya China juga berprasangka bahwa virus berasal dari bocornya laboratorium senjata biologi militer AS di Fort Dertrick Maryland yang ditutup oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada Juli 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun