Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pelayanan Chamber Hiperbarik RSAL dr. Mintoharjo Bagi Satuan TNI dan Masyarakat

1 Maret 2019   16:18 Diperbarui: 1 Maret 2019   17:08 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persyaratan kesehatan penyelaman

Kamis 19 Pebruari 2019, jam 10.00, ruang tunggu pelayanan pusat hiperbarik RSAL dr. Mintoharjo yang biasanya penuh dengan pasien kini dikuasai lebih dari satu peleton  prajurit Kopassus TNI AD. Mereka bukan pasien penyakit tertentu yang memerlukan terapi oksigen hiperbarik untuk penyembuhannya, namun mereka adalah prajurit terpilih yang akan menjalani Tes Toleransi Oksigen (TTO)  dan Tes Kompresi sebagai persyaratan  untuk mengikuti pendidikan penyelam tempur. 

Tentu saja persyaratan untuk menjadi penyelam bukan hanya TTO dan Tes Kompresi, namun karena mereka adalah prajurit TNI berkualifikasi Para Komando, maka status kesehatan mereka secara umum sebenarnya tidak perlu diragukan lagi. Sebelum mereka dibawa masuk ke dalam kondisi penyelaman, maka terhadap mereka diberlakukan ketentuan Standar  Prosedur Operasi seperti laiknya personel yang akan menyelam  yaitu prediving check dan brifing kesehatan oleh Mayor Laut (K) dr. Suhadi, MKK.

( brifing praTTO kepada prajurit Kopassus oleh dr. Suhadi, MKK. foto dok. RSAL MTH)
( brifing praTTO kepada prajurit Kopassus oleh dr. Suhadi, MKK. foto dok. RSAL MTH)
TTO dilaksanakan untuk menilai kapasitas tubuh seseorang dalam mentoleransi oksigen yang akan dikonsumsi dalam ruang bertekanan tinggi. Upaya tersebut untuk mencari korelasi rasional antara tekanan udara - difusi oksigen - dan toksisitas (keracunan) oksigen, di mana tingkat kepekaan ini berbeda-beda pada setiap orang. Dua organ tubuh manusia yang terutama dipengaruhi oleh keracunan oksigen adalah paru-paru dan otak. 

Makin besar tekanan parsial oksigen dan semakin lama waktu bernapas menggunakan gas tersebut, maka resiko keracunan oksigen akan semakin besar. Keracunan oksigen akut pada otak terjadi bila persentase oksigen gas pernafasan meningkat atau akibat meningkatnya tekanan lingkungan. Bila tidak ada tanda-tanda toksisitas/keracunan oksigen terhadap peserta TTO, maka peserta TTO dapat mengikuti pendidikan selam tempur.

TTO dan Tes Kompresi dilaksanakan dalam situasi menyelam kering, disebut demikian karena tidak dilaksanakan di dalam air. Para peserta TTO akan masuk ke tabung chamber hiperbarik dengan tekanan diatur setara berada di kedalaman 18 meter di bawah air, yaitu 2,8 Atmosfir Absolut (ATA). Bila di antara mereka ada yang sedang sakit influenza atau ISPA, maka tidak diijinkan mengikuti TTO dan tes kompresi. 

Pada kedua penyakit ini,  selaput lendir saluran napas penderita cenderung bengkak memproduksi banyak cairan kental yang menutup saluran atau kanal tuba eustachii yang menghubungkan udara luar di tenggorokan dan rongga telinga tengah. Pembengkakan selaput lendir dan kentalnya cairan ingus juga menutupi muara rongga-rongga (sinus) tengkorak di sekitar tulang hidung dan dahi. Pada kondisi hiperbarik saat menyelam  berlaku hukum Boyle di mana tekanan lingkungan berbanding terbalik dengan volume. 

Kondisi tertutupnya saluran sinus dan rongga telinga tengah ini menyebabkan penderita gagal melakukan gerakan valsava untuk menyamakan tekanan di udara luar yang meningkat dan di dalam rongga organ yang volumenya menurun. Akibatnya rongga sinus dan telinga tengah akan mengalami barotrauma, yang berakibat perdarahan di dalam rongga sinus dan sobeknya gendang telinga.

(Pemeriksaan peserta TTO sebelum masuk chamber hiperbarik, foto dok. RSAL MTH)
(Pemeriksaan peserta TTO sebelum masuk chamber hiperbarik, foto dok. RSAL MTH)
Tersebut di atas adalah contoh kasus penyakit yang terkait dengan saluran pernapasan yang tidak boleh diabaikan dan menggambarkan bahwa seorang yang akan melaksanakan kegiatan penyelaman harus pada kondisi kesehatan yang prima. Namun bukan hanya itu, paru-paru penyelam harus cukup elastis agar dapat meregang bila terjadi perubahan volume yang meningkat. 

Berbagai penyakit paru diantaranya asma, bronkhitis, kista dan pengerutan (fibrosis) akibat penyakit Tbc merupakan keadaan yang menyebabkan seseorang tidak cakap menyelam. 

Pengidap penyakit jantung, gangguan pendengaran khususnya yang terkait fungsi keseimbangan, pergeseran sekat rongga hidung yang menyumbat muara sinus, gangguan penglihatan, vertigo, migrain, serta berbagai penyakit yang mengganggu keadaan umum yang akan meningkatkan resiko penyelaman, merupakan kondisi yang tergolong tidak diperbolehkan penderitanya melaksanakan penyelaman. Bahkan bagi seorang penyelam, status kesehatan giginya pun tidak boleh diabaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun