Mohon tunggu...
Muhammad Yamin Pua Upa
Muhammad Yamin Pua Upa Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Masalah Sosial & Lingkungan Hidup

Hobi menulis dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Greta Thunberg dan Kepedulian Gen Z Pada Perubahan Iklim

26 Mei 2022   11:19 Diperbarui: 26 Mei 2022   12:09 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

New York, 24 September 2019. Mengenakan baju berwarna pink keunguan, dengan rambut dikepang, aktivis iklim dan lingkungan hidup asal Swedia yang masih muda belia, Greta Thunberg, berpidato dengan penuh emosional dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim, Climate Change Summit 2019, di PBB.

Dalam forum yang dihadiri sekitar 60 pemimpin dunia itu,  termasuk Presiden Amerika Serikat ke 45, Donald Trump, Presiden RI Joko Widodo, dan Sekjen PBB Antnio Guterres, Greta Thunberg mengkritik keras negara-negara industri yang dianggapnya lemah dalam mengontrol produksi karbon di negara mereka.

"Aku semestinya tidak berada di sini. Aku seharusnya kembali ke sekolah, di seberang lautan. Namun, kalian semua mendatangi kami anak-anak muda untuk (mencari) harapan. Teganya kalian melakukannya," tegas Greta Thunberg, remaja kelahiran 3 Januari 2003 ini.

"Kalian  telah merampas mimpi-mimpiku di masa kecil dengan omong kosong kalian. Namun, aku adalah salah satu dari mereka yang beruntung. Orang-orang menderita, orang-orang sekarat. Seluruh ekosistem hancur," kata Greta yang tumbuh besar di Stockholm dengan ibundanya, Malena Ernman, seorang penyanyi opera dan ayahnya yang seorang actor, Svante Thunberg.

"Kita berada di awal kepunahan besar-besaran. Dan yang bisa kalian bicarakan hanyalah uang dan dongeng tentang pertumbuhan ekonomi yang abadai. Teganya kalian melakukannya," ujar Greta nyaris menangis menahan emosinya.

Usianya masih 16 tahun , saat itu. Namun, sebagai aktivis iklim dan lingkungan hidup, Greta Thunberg telah menginspirasi jutaaan remaja di berbagai negara di dunia untuk memerangi dampak terjadinya perubahan iklim.

Greta Thunberg yang pada akhir 2019 menjadi Person of the Year versi Majalah TIME dan calon penerima Nobel Perdamaian, adalah keturunan Svante Arrhenius, seorang ilmuwan yang menciptakan model efek rumah kaca, dan dianugerahi Nobel Prize for Chemistry pada 1903.

Greta Thunberg adalah aktivis iklim dan lingkungan hidup yang memulai protesnya dengan membolos sekolah setiap Jumat, lalu berdemo sendirian di depan gedung parlemen Swedia sejak usia 15 tahun.  Demo mingguannya yang dilakkan sendiri itu, menarik perhatian media lokal.

Greta kemudian mengajak para remaja di berbagai negara untuk melakukan hal yang sama, seperti yang dia lakukan. Awalnhya dia hanya kampanye di media sosial. Namun lama-kelamaan kampanyenya itu berkembang menjadi  gerakan massal 'Fridays for Future' di seluruh dunia.

Setahun kemudian, jutaan pelajar di berbagai negara di dunia, mengikuti jejaknya, dengan meninggalkan kelas setiap Jumat untuk berdemo, membawa poster yang berisi pesan lingkungan dan perubahan iklim.

Puncaknya pada 20 September 2019, menjelang KTT Perubahan Iklim di PBB, jutaan anak muda,  dan orang tua di berbagai negara di dunia turun ke jalan, melakukan gelombang demonstrasi perubahan iklim. Termasuk para remaja Indonesia yang kala itu melakukan demonstrasi di Monas, Jakarta, sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap perubahan iklim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun