Mohon tunggu...
Diny Cynthiawati Helena
Diny Cynthiawati Helena Mohon Tunggu... Penulis - Personality Versus Integrity

Keluarga Merupakan Support System yang Menentukan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Autobiografi Sebuah Fitur

27 Juli 2022   11:49 Diperbarui: 27 Juli 2022   11:56 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Tangan Perlindungan" Sumber Pixabay 

#EventAntologiJuli2022 #Kisah HolistikAUTOBIOGRAFISebuahFitur #DinaTrixie

Begini perbedaan artinya Biografi, dengan Autobiografi. Autobiografi, adalah riwayat hidup pribadi yang ditulis oleh dirinya sendiri. Sedangkan, Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.

Sekarang, Aku ingin menyampaikan sekilas tentang bagaimana kedua orang tuaku membangun sebuah keluarga dalam suatu pernikahan kudus,  lalu melahirkan dan membesarkan kami anak-anaknya, empat bersaudara. Elisa Morgan, seorang penulis senior Our Daily Bread Ministry US, berkata, "Saya belajar dari kebijaksanaan putri saya, bahwa kami selalu membangun sebagai reaksi, atas apa yang kami warisi." Apa sebenarnya yang menjadi harapan dan kerinduan kedua orang tua kami dalam hidup mereka sendiri, dan juga, untuk masa depan kami. Bagaimanakah impian dan tujuan hidup kami anak-anaknya empat bersaudara, tentang masa depan. Aku menemukan alasan mengapa Tuhan menjadikan aku seorang terpilih, untuk mengalami 'perjumpaan pribadi' melalui suatu penglihatan supranatural seperti suatu mimpi dari Kuasa Yang Maha Tinggi tentang Yerusalem Baru Kota Allah.

Ilustrasi
Ilustrasi "Kota Yerusalem Baru", Sumber Pixabay 

Aku melihat suatu ilustrasi seperti sebuah mimpi. Tampak terlihat  sebuah jalan setapak beraspal yang menuju suatu arah tertentu, yang membelah suatu lokasi yang berumput hijau dan berbukitan, seperti di suatu area pinggiran memasuki sebuah kota, pada ujung jalannya. Mulai tampak terlihat seorang anak lelaki  kecil yang sedang terduduk di rerumputan hijau pada sisi pinggiran jalan setapak itu. Anak itu seperti sedang asyik bermain-main sendirian, namun terlihat juga seperti seorang anak yang sedang ditinggal sendirian. Anak itu berusia kurang lebih satu setengah tahun. Kedua kaki kecilnya baru saja belajar melangkahkan kaki. Bibir mungilnya baru saja mengeluarkan suara dan belajar merangkai kata-kata. Anak lelaki itu tampaknya ingin sekali pulang ke rumah menjumpai Sang Ibu. Terlihat kemudian, muncul seorang pria mengenakan kemeja dengan lengan panjangnya tergulung seolah baru saja pulang dari kantor, tempatnya bekerja. Pria itu hendak menjemputnya melangkah menghampiri Si Anak sambil mengucapkan kata-kata menghiburkan tentang keinginannya untuk berjumpa dengan Sang Ibu dirumah bersama Si Anak. Si Anak juga mengucapkan suatu kata-kata yang di pahami Sang Ayah sambil mengulurkan tangan kecilnya, yaitu keinginannya untuk pulang ke rumah menemui Sang Ibu. Lalu Sang Ayah tampak mengulurkan tangannya menyambut jemari kecil Si Anak dalam genggamannya. Terlihat tampilan kesan telapak tangan kecil Si Anak dalam genggaman telapak tangan kokoh Sang Ayah. 

Dalam genggaman Sang Ayah menopang genggaman Si Anak untuk bangkit, berdiri, dan mulai melangkahkan kaki kecilnya setapak demi setapak di jalanan beraspal, beriringan dengan langkah kaki Sang Ayah, yang menuntunnya perlahan-lahan ke ujung jalan, memasuki kota besar yang asri, harmonis di dalam struktur kota besar modern dengan gedung-gedung tinggi yang megah namun penuh dengan penghijauan alam berikut aliran sungai dan danau yang asri dan harmonis.


Hanya, sampai disini aku tidak berhasil mendapat penglihatan apakah mereka berhasil memasuki kota tersebut! Yang jelas terasa adalah Ayah dan Anaknya memang masuk ke dalam kota namun Aku tidak mendapatkan gambarannya. Tetapi Aku terus mendapatkan pengertian mengenai situasi di dalam kota besar tersebut. Suatu kota metropolitan yang modern dengan dinamika kesibukannya yang teratur tanpa kekacauan, aman tenteram penuh kedamaian ada kekudusan Ilahi dalam suatu kesejahteraan dan keharmonisan disitu. Tidak ada kesedihan dan air mata, tidak ada dukacita, tidak ada kesengsaran dan derita, tidak ada sakit penyakit. Di dalam jiwa dan rohani setiap penduduknya terdapat sukacita penyembahan di dalam Roh Kebenaran dan pengabdian yang tak terlukiskan. Ada sumber energi yang mengatasi berbagai hikmat hati nurani dan karena Pribadi Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Raja menjadi motivasi hidup, produktifitas, kreatifitas penduduknya. Mulai dari tukang sapu jalanan, sampai dengan pemimpin perusahaan, juga keluarga lepas keluarga, kanak-kanak, remaja, dewasa, lanjut usia semuanya menyelesaikan bagian pekerjaannya seperti untuk Kristus, dan bukan untuk manusia. Setiap orang hidup bebas merdeka dan memerintah bersama Yesus Kristus sebagai sahabat dan Raja yang disembah. Inilah 'Yerusalem Baru' Kota Allah yang kudus tempat dimana Allah berdiam dan memerintah bersama-sama dengan umatNya yang kudus.

Ilustrasi
Ilustrasi "Yerusalem, Israel" Sumber Pixabay 

Selanjutnya aku juga mendapat pengertian seperti suatu cetak biru memahami Tuhan berbicara kepadaku, ternyata bahwa ilustrasi tentang Anak kecil dan Ayahnya ini merupakan konsep hubungan Tuhan dan umatNya. Tuhan menginginkan umatNya agar berserah penuh dan menjadi seperti kanak-kanak yang tak berdaya dan percaya penuh kepada bapaknya yang akan menggandeng tangannya dalam kekuatan dan menuntun langkahnya dalam kepastian kembali menuju rumah untuk diam bersama-sama dengan ibu sebagai Roh Kudus yang adalah gambaran Hadirat Allah yang Maha Kudus. Manusia telah berusaha untuk menyampaikan keinginannya kepada Allah tetapi Allah sudah mengetahui apa yang dibutuhkan manusia! Sebetulnya ini merupakan suatu bentuk peringatan tentang waktu Tuhan yang disingkapkan akan segera tiba, dimana segala sesuatu yang sebelumnya teratur akan mengalami kerusakan dan dihancurkan. Tuhan ingin semua  umatNya kembali padaNya, tidak lagi mengandalkan kekuatan diri sendiri karena pengaruh keangkuhan hidup, ilah-ilah zaman, dan roh-roh dunia.

Pada akhirnya Aku memahami dalam ilustrasi penglihatanku, entah mengapa Si Ayah dan Si Anak sedang berada diluar dari kota tersebut? Kenapa, Aku tidak terus mengamati sampai mereka berdua melangkah masuk ke dalam kota? Apa yang tampak dalam penglihatanku hanya sampai ke ujung jalan menuruni lembah. Inilah pesan yang membangun nuraniku! Nabi Musa tidak berhasil masuk ke 'Tanah Kanaan' setelah 40 tahun menuntun bangsa Israel keluar dari perbudakaan di Mesir. Begitulah makna yang sesungguhnya dalam penglihatanku mengenai diriku sendiri. Ketika sebagian besar kerabat handai taulan, dan sahabat telah berhasil masuk ke 'Tanah Kanaan'-nya, Aku sendiri tidak masuk ke sana. Aku hanya menelisik makna umum pesan Tuhan untuk semua orang diluar diriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun