Perkembangan kognitif merupakan bagian dari aspek penting yang harus dikembangkan sejak usia dini. Karena, seperti yang kita tahu bahwa kognitif tidak hanya dibutuhkan dalam ranah akademik, akan tetapi juga diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Secara sederhana kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan berfikir. Adapun yang dilansir dalam halodoc.com kemampuan kongnitif dijelaskan sebagai bentuk perkembangan yang identik dengan kemampuan berfikir atau memperoleh pengetahuan dan makna dari pengalaman dan informasi.Â
Selain itu, kognitif juga dipahami sebagai keterampilan berfikir yang bisa membantu seseorang dalam memahami peristiwa yang dialaminya, serta keterampilan dan konsep baru. Kemampuan kognitif juga berkaitan erat dengan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Karena, dalam proses penyelesaian masalah diperukan kemampuan berfikir sistematis.Â
Menyadari pentingnya peran perkembangan kognitif bagi seseorang terutama anak usia dini beberapa ahli mengeluarkan gagasan terkait hal tersebut. Salah satunya yaitu Piaget. Â
Adapun menurut Piaget, perkembangan kognitif anak usia dini terbagi menjadi empat tahap, diantaranya yaitu sensori motor, pra operasional, operasi konkret, dan tahap operasi formal. Tahap sensorimotor dialami oleh anak yang tengah berusia 0-2 tahun. Dimana, pada tahap ini anak memahami lingkungannya menggunakan sensorimotonya yaitu panca indra dan beberapa anggota tubuh. Tahap sensorimotor merupakan salah satu penting untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak.Â
Selanjutnya yaitu tahap praoperasional yang dialami oleh anak usia 2-7 tahun. Dimana, anak mulai bisa merepresentasikan hal-hal di sekitarnya melalui ungkapan dan juga gambar, meskipun saat anak berada dalam tahap praoperasional belum bisa berfikir secara sistematis dan logis. Kemudian, tahap operasional konkrit yang dialami oleh anak usia 7-11 tahun. Saat memasuki tahap ini, kemampuan berfikir anak mulai berkembang. Dimana, pada tahap ini anak mampu berfikir logis tentang hal-hal yang dialaminya.Â
Disamping itu, pada tahap operasional konkret anak juga mulai mampu mengklasifikasikan benda-benda. Namun, pada tahap operasional konkret ini, anak belum bisa memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Terakhir yaitu tahap operasional Formal yang dialami oleh anak rentan usia 11-dewasa. Kemampuan berfikir anak pada tahap ini mengalami perkembagan yang signifikan. Dimana, selain mampu berfikir secara sistematis dan logis, mereka juga bisa memahami hal-hal yang bersifat abstrak.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif anak yang meliputi :Â
A. HereditasÂ
Hereditas atau keturunan merupakan faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif yang berkaitan erat dengan gen serta struktur kromosom anak. Faktor hereditas atau keturunan bisa kita artikan sebagai hal yang alamiah sebab diluar usaha anak. Dimana gen dan struktur kromosom merupakan bawaan sejak lahir yang  diwariskan oleh orangtua. Namun, gen atau faktor keturunan tidak menjamin penuh cerdas atau tidaknya anak. Karena, gen atau keturunan hanya berpotensi untuk mewariskan kecerdasan dan akan berhasil apabila didukung oleh faktor-faktor lainnya.Â
B. LingkunganÂ
Faktor lingkungan berkaitan dengan teori yang dicetuskan oleh John Lock yaitu mengenai tabularasa. Dimana teori tersebut meyakini bahwa setiap anak pada dasarnya suci atau bersih seperti halnya sebuah kertas putih dan lingkungannyalah yang bisa menentukan baik buruknya serta berkembang atau tidak kognitif seorang anak.Â