Mohon tunggu...
tiwichan_
tiwichan_ Mohon Tunggu... Guru - Seorang hamba Allah

Tenang, ada Allah :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rescue Pack Generasi Penerus

14 Februari 2020   08:00 Diperbarui: 15 Februari 2020   06:35 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemuda seharusnya memberikan empati dan kepedulian terhadap kondisi masyarakat. Pemuda seharusnya menyalurkan semangat dan idealisme tinggi tuk terdepan membela kebenaran. Pemuda, yang dimana masyarakat berharap penuh padanya.

Pemuda adalah agent perubahan. Hal ini mengharuskan pemuda menyadari dan memahami identitas dirinya. Sebuah keharusan pula tuk berpegang pada prinsip yang kuat, prinsip yang terlahir dari sebuah keyakinan dalam memandang kehidupan. Prinsip yang dapat mengantarkan pemuda tuk bawa peradaban yang agung nan mulia.

Namun fakta menunjukkan pemuda telah melupakan identitasnya, ia telah kehilangan jati dirinya. Terfokus pada pemenuhan kebutuhan individu semata, banyak terlibat kriminalitas, korban pergaulan bebas, hingga acuh-tak acuh pada kebenaran yang harusnya diperjuangkan.

Sungguh potret pemuda seperti ini menjadikan Ibu Pertiwi menangis, tak ada pembelaan kala Sumber Daya Alam Negeri(SDA) sedang diperebutkan oleh negara adidaya, bahkan tetap merasa aman dengan derasnya arus Barat melalui food, fun, fashion dan film tuk jerumuskan pada gaya hidup hedon dan cara berpikir liberal. Sungguh kondisi aqidah para pemuda telah benar tergerus habis karnanya.

Juga, kurikulum pendidikan yang diterapkan dari jenjang pendidikan awal hingga bangku perkuliahan hanya memenuhi indikator yang di butuhkan oleh para stake holder. Dunia pendidikan terus menggempur para pelajar dengan tugas, praktikum dan penelitian agar pelajar memenuhi skill-skill guna masuk dalam perusahaan. Fokus tuk jadikan pelajar seorang yang berakhlakul karimah dan bersahsiyah islam adalah hal yang kesekian dalam point indikator pencapaian.

Tak heran, banyak pelajar tawuran, menjadi pengguna narkoba, hamil diluar nikah, serta pelajar yang kasar pada orang tua dan guru yang hampir ada di tiap kota. Membuktikan bahwa orang pendidikan namun sikapnya bukanlah orang yang terdidik. Inilah potret kerusakan moral kaum pelajar hari ini.

Adanya pemisahan antara agama dan kehidupan dalam penyusunan kurikulum pendidikan menjadikan para pelajar hanya terfokus pada pencapaian nilai tinggi, prestasi segudang, organisatoris, dan hal materialistis lainnya. Mereka tak pernah diingatkan akan peran mereka sesungguhnya adalah membawa perubahan. Pun mereka tak pernah dibekali tuk menjadi generasi yang bisa dipercaya dalam membawa bangsa pada kehidupan yang lebih baik.

Sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) sukses menjadikan generasi penerus kehilangan jati diri bahkan lupa arah tujuan hidupnya. Jelas ini adalah hal yang teramat berbahaya jika tak segera di tangani. Kehancuran bangsa adalah konsekuensi yang akan di dapat kala generasi terus dibiarkan lalai dan lupa identitasnya.

Sudah saatnya pemerintah mengambil islam sebagai obat rusaknya generasi. Pengaplikasian islam dalam kurikulum pendidikan adalah konsep sempurna untuk pembentukan moral, adab dan kepribadian. Dimana konten pembelajarannya diambil dari Al-Qur'an dan Hadist serta kisah para sahabat. 

Tsaqofah asing yang masuk akan diawasi agar tak membelokan pemikiran pemuda dari aqidahnya. Indikator pencapaiannya pun tak hanya demi intelektualitas semata, namun juga aspek psikologi, sosial dan spiritual.

Pendidikan dengan aqidah islam sebagai asasnya akan melahirkan generasi-generasi tangguh layaknya Muhammad Al-Fatih dan Mus'ab Bin Umair. Pemuda dapat menyalurkan energi dan kekuatannya di jalan yang di ridhoi oleh Rabbnya. Ia pun tak kan melupakan identitas diri sebagai pembawa perubahan sekaligus pelajar yang bergelar hamba Sang Maha Pencipta sampai ajal menjemput.

Wallahua'lam bissawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun