Mohon tunggu...
Priyo Widiyanto
Priyo Widiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Papan Kanggo Olah Rogo lan Roso. Edukatif dan Teraputik.

Seorang peziarah kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Pohon Talok

24 Oktober 2020   16:52 Diperbarui: 24 Oktober 2020   16:57 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pohon talok sering pula disebut kersen, mudah tumbuh di sembarang tempat. Pohonnya rimbun dengan daun yang hijau. Di ujung ranting kecilnya dihiasi puluhan bahkan ratusan buah berbentuk kecil dengan warna hijau, kuning, dan merah menyala. Beberapa jenis burung pada siang hari, banyak yang hinggap di pohon talok, baik untuk bercengkerama maupun memakan buah talok yang sangat manis. Pada malam hari codot dan kalong menggantikan keramaian burung pada siang hari.

Tidak hanya burung dan codot yang menjadikan pohon talok sebagai tempat bercengkerama sambil menyantap buah-buah kecilnya yang manis, tetapi manusia juga begitu. Anak kecil ketika melihat pohon talok berhias buah begitu banyak cenderung untuk memanjatnya dan memetik buahnya. Anak-anak senang melakukan hal ini karena pohon talok memiliki ranting, dahan, dan buah yang sangat banyak. Buah talok memang sangat menarik, bukan hanya untuk anak kecil, melainkan juga untuk orang dewasa.  Kenangan masa kecil selalu terlintas dalam pikiran orang dewasa saat melihat buah talok, kenangan saat suka memanjat dan makan buah talok.

Tentu saja setelah dewasa, seseorang bisa melihat dan memanfaatkan pohon talok dan buahnya untuk kepentingan lain. Oleh karena itu, pohon talok yang sudah besar, di bawahnya sering digunakan untuk istirahat dan berteduh ketika seseorang kelelahan atau kepanasan terik matahari. Di desa pohon talok banyak tumbuh di tepi parit dekat persawahan maka banyak petani menggunakan pohon talok untuk tempat beristirahat dan berteduh dari sengatan matahari. Di tepi jalan besar banyak sopir menjadikan pohon talok sebagai tempat beristirahat dan berteduh.

Tidak hanya untuk beristirahat dan berteduh, bagi orang yang kreatif dan bermental wirausaha, di sekitar pohon talok bisa menjadi tempat usaha yang menarik perhatian pembeli. Hal ini karena pembeli ketika melihat pohon talok akan mengenang masa kecil, ketika suka memanjat dan mencari buah talok. Oleh karena itu, dengan mudah kita bisa melihat "sate sor talok", "gado-gado sor talok", "dawet sor talok", "bengkel sor talok", dan usaha-usaha lain yang mengaitkan usahanya dengan ketenaran pohon talok.

Dalam prespektif psikologi, pohon talok memang selalu mengeluarkan energi positif. Energi positif ini dengan mudah menular kepada siapa pun yang berdekatan dengan dirinya. Berdekatan dengan pohon talok akan terasa adanya sentuhan yang menghibur dan membuat seseorang yang berdekatan dengan pohon talok merasa bahagia. Bagaimana tidak bahagia?

Di sekitar pohon talok kita juga bisa melihat dan mendengarkan kicauan beragam burung apalagi bila bertiup angin sepoi-sepoi, membuat seseorang merasa dirinya, ayem, tentrem, rileks, dan mengantuk. Di pohon talok juga tidak ditemukan duri, ulat, maupun binatang lain yang mengkhawatirkan keselamatan seseorang sehingga seseorang tidak pernah merasa ragu berdekatan dengan dirinya. Pohon talok memang istimewa.

Belajarlah dari pohon talok. Hendaklah kita sebagai pribadi menjadi tempat yang nyaman bagi banyak pihak ketika berdekatan dengan diri kita. Diri kita bisa menjadi tempat bercanda, curhat,  mencari nafkah, berteduh, menghibur diri, mengenang masa lalu tanpa membedakan satus sosial dan ekonomi orang-orang yang membutuhkannya.

Pohon talok memang pohon altruis yaitu pohon yang menyiapkan dirinya untuk melayani orang lain. Menjadi pribadi yang altruis kiranya perlu kita usahakan karena seorang altruis selain dirinya terlibat dalam membahagiakan orang lain, dirinya sendiri juga memeluk atau malah bagian dari kebahagiaan itu sendiri. Kata orang bijak : The root of happiness is altruism-the wish to be service to others.

-pw-

Penulis :

T. Priyo Widiyanto

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Paingan, Maguwohardjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282

Email: priyo@usd.ac.id; priyo603@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun